Wednesday, May 18, 2011

Penelitian menemukan rahasia hidup lebih lama



Jakarta - Para peneliti telah menemukan temuan yang bisa membuat hidup orang lebih lama. Orang yang hidup sampai 100 tahun memiliki satu set variasi genetik unik yang membantu mereka hidup 20 tahun lebih lama daripada penduduk lainnya, temu para peneliti.


Meskipun memenangkan lotere genetik, tapi bukan tiket gratis. Latihan dan hidup sehat masih memegang peran penting, kata para ilmuwan.


Makalah di versi online jurnal Science menggambarkan bagaimana ilmuwan mengamati genom lebih dari 1.000 centenarian (orang yang berumur seratus tahun), semua Kaukasia. Studi itu menemukan 150 penanda genetik umur panjang yang ekstrim.

Semakin tua subyek yang didapat, makin kuat korelasinya, kata Thomas Perls, profesor kedokteran di Boston University School of Medicine dan penulis senior laporan itu.

Para ilmuwan sudah tahu bahwa kehidupan panjang berhubungan dengan faktor keluarga, tapi ini adalah pertama kalinya mereka memiliki bukti sifat genetik.

“Dengan melihat gen-nya, kita dapat memprediksi dengan keakuratan sekitar 77% kemungkinan orang hidup 100 tahun,” kata Perls.

Tidak ada tes genetik tersedia untuk cluster gen ini, meskipun kata Perls mungkin orang akan mulai menjualnya.

Gen jelas tidak menceritakan seluruh kisah 23% dari mereka yang hidup sampai 100 tahun atau lebih tua, sebut peneliti.

Studi ini menemukan bahwa centenarian dapat dibagi ke dalam 19 kelompok yang berbeda berdasarkan “tanda tangan genetik ” yang berhubungan dengan pola yang berbeda dengan panjang umur yang luar biasa.

“Beberapa tanda berhubungan dengan kelangsungan bertahan hidup lebih lama,” kata Paola Sebastiani, seorang biostatistician di Boston University.

Kabar baiknya, kata Perls, adalah bahwa kebanyakan manusia memiliki variasi genetik “yang memungkinkan kita sampai 88 tahun, delapan tahun lebih lama dari rata-rata.”

Untuk mencapai usia itu, katanya, Anda masih harus menjalani hidup sehat, olah raga, menghindari obesitas, tidak merokok, dan tidak minum terlalu banyak.


SOURCE

Blog Archive