Sunday, May 2, 2010

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche di SMP Negeri

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia menempati urutan nomor 4 di dunia dalam hal jumlah penduduk, dengan remaja sebagai bagian dari penduduk yang ada. Propinsi Lampung pada tahun 2006 dihuni oleh 222.051.298 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 110.873.335 jiwa dan penduduk perempuan 111.177.963 jiwa (Hasil Sensus BPS Lampung, 2006).
Masa remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia yang sering disebut sebagai masa pubertas yaitu masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perubahan fisik, emosional dan sosial sebagai ciri dalam masa pubertas. Dan dari berbagai ciri pubertas tersebut, menarche merupakan perbedaan yang mendasar antara pubertas pria dan pubertas wanita. Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali yang sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil.
Usia remaja putri saat mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10-16 tahun, tetapi rata-rata pada usia 12,5 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum
(Sarwono, 2005).
Peristiwa ini menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan tanda seks skunder wanita itu. Tanda seks skunder pada wanita meliputi pertumbuhan rambut dengan patrun/pola tertentu pada ketiak, rambut monfeneris (rambut kemaluan), pertumbuhan dan perkembangan buah dada, pertumbuhan distribusi jaringan lemakterutama pada pinggang wanita. Dari sudut perasaan kewanitaan sudah memperhatikan jasmani serta kecantikan, mulai ingin dipuja dan mulai memuja seseorang karena jatuh cinta. Masa pancaroba ini yang memerlukan perhatian orang tua karena sejak masa menstruasi pertama berarti ada kemungkinan menjadi hamil bila berhubungan dengan lawan jenisnya. (Manuaba,1998)
Sebab itu, sosialisasi program kesehatan reproduksi dikalangan remaja harus lebih pada menanamkan kesadaran akan arti pentingnya kesehatan reproduksi. Mengingat masih banyak keluarga atau orang tua yang tidak memberi cukup ruang bagi anak-anaknya untuk bertanya tentang kespro. Juga agar remaja memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi dari sisi medis tentunya.
(Lampung post, jumat 5 oktober 2007)
Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1475/MENKES/SK/X/2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Kabupaten/Kota mentargetkan 80% untuk cakupan pelayanan kesehatan remaja tahun 2010.
Jumlah penduduk Kabupaten ................. 929.234 jiwa dengan jumlah remaja usia 10-14 tahun sebanyak 46.507 jiwa penduduk laki-laki dan 52.154 jiwa penduduk perempuan. Dan jumlah remaja usia 15-19 tahun sebanyak 46.795 jiwa penduduk laki-laki dan 43.245 jiwa penduduk perempuan.
(Hasil Sensus BPS Lampung, 2006)
Di SMP Negeri 1 ................. ................. terdapat 331 remaja Putri. Dari hasil prasurvei terhadap 150 siswi SMP Negeri 1 ................. ................. sebanyak 133 orang siswi belum pernah mendapatkan informasi tentang menarche (haid pertama) dan 17 orang siswi menyatakan sudah pernah mendapatkan informasi tentang menarche oleh ibu mereka.
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 ................. ..................

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 ................. ................. tahun
2008 ?”

C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif.
2. Subyek Penelitian
Remaja putri siswi kelas VII,VIII, DAN IX SMP Negeri 1 ................. ..................
3. Obyek Penelitian
Pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche.
4. Lokasi penelitian
Di SMP Negeri 1 ................. ..................
5. Waktu Penelitian
Februari-Juni 2008
6. Alasan Penelitian
Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang menarche (haid pertama)

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 ................. ..................
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh gambaran pengetahuan remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 ................. ..................
b. Untuk memperoleh gambaran sikap remaja putri tentang menarche di SMP Negeri 1 ................. ..................

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Institusi Pendidikan AKBID Wira Buana Metro.
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di perpustakaan atau referensi.
2. Bagi SMP Negeri I ................. .................
Sebagai masukan informasi bagi sekolah mengenai pengetahuan dan sikap remaja putri tentang menarche. Sehingga bisa memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi bagi para murid terutama kepada siswi SMP N 1 ................. .................
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat memberikan masukan hal-hal apa saja yang telah diteliti sehingga digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI
TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)

Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi Di Desa

KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI DI DESA ..... KECAMATAN ..... KABUPATEN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang umum karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia hamil disebut ”Potensial danger of mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkaIt dalam pelayanan kesehatan pada hari terdepan (Manuaba, 1998). Menurut WHO 4% kematian para ibu di negara yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia disebabkan oleh definisi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Sarwono, 2000).
Dari hasil pemeriksaan 640 ibu hamil terdapat 500 ibu hamil yang mengatakan tidak rutin meminum tablet zat besi, anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi ibu, baik dalam kehamilan, persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat insersi uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum (Manuaba, 2001).
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil dinas kesehatan propinsi Jawa Tengah mempunyai program suplementasi tablet tambah darah yang bisa didapatkan di Puskesmas daerah. Tablet tambah darah dapat menghindari anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pada beberapa ibu hamil, zat besi yang terkandung dalam vitamin kehamilan bisa menyebabkan sembelit atau diare.
Diseluruh dunia frekuensi anemia dalam kehamilan cukup tinggi, berkisar antara 10% dan 20% karena defisiensi makanan memegang peranan yang sangat penting dalam timbulnya anemia maka dapat difahami bahwa frekuensi itu lebih tinggi lagi di negara-negara yang sedang maju.
Di BPS ................ Ny. Heni parjiman, ibu hamil selalu diberikan tablet Fe setiap ANC namun sebagian besar dari mereka belum mengetahui pentingnya mengkonsumsi tablet Fe sehingga terjadi ketidakpatuhan ibu hamil untuk meminum tablet Fe.
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu, untuk itulah ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba, 2001).
Secara umum, ketidak patuhan dapat menyebabkan meningkatnya resiko berkembangnya masalah kesehatan atau memperpanjang atau memperburuk kesakitan yang sedang diderita. Perkiraan yang ada menyatakan bahwa 20% opname di rumah sakit merupakan akibat dari ketidakpatuhan pasien terhadap aturan pengobatan. Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia. Pemberian informasi tentang anemia akan bertambah. Pengetahuan mereka tentang anemia, karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi.
Menurut BKKBN (2001) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat suatu rumusan permasalahan sebagai berikut ”Adakah hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi”.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi di BPS ................ langensasri .................
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil di BPS .................
b. Mengetahui kepatuhan ibu hamil dalam meminum tablet zat besi di BPS ................ .................
c. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang anemia dengan kepatuhan meminum tablet zat besi di BPS ................ .................

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi
Sebagai pedoman bagi mahasiswa dalam meningkatkan pembelajaran tentang anemia.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan tentang metode penelitian yang telah diperoleh selama perkuliahan.
3. Bagi Bidan
a. Menambah infromasi tentang pentingnya pemberian tablet besi pada Ibu hamil.
b. Menambah informasi dan pengetahuan tentang cara mencegah terjadinya anemia.
c. Menambah pengetahuan tentang penyebab terjadinya ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet zat besi.
4. Bagi Ibu Hamil
Menambah informasi dan pengetahuan kepada para ibu hamil tentang resiko anemia sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet zat besi sesuai anjuran tenaga kesehatan, yaitu minimal dapat mencegah terjadinya kekurangan zat besi.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI DI DESA ..... KECAMATAN ..... KABUPATEN
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)

Tinjauan Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun Di Puskesmas

KTI KEBIDANAN
TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT
UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan merupakan pecerminan kesehatan perorangan, kelompok, maupun masyarakat yang digambarkan dengan umur harapan hidup, mortalitas, morbiditas, dan status gizi masyarakat. Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yakni bukan saja bebas dari penyakit tetapi juga tercapainya keadaan kesejahteraan baik fisik, sosial dan mental (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).
Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur-unsur mortalitas yang memengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah angka harapan hidup waktu lahir (Lo). Sedangkan untuk mortalitas telah disepakati lima indikator yaitu angka kematian bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita (AKABA) per 1000 kelahiran hidup, angka kematian pneumonia pada balita per 1000 balita, angka kematian diare pada balita per 1000 balita per 1000 balita dan Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI) per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).
Menurut Susenas 2001 Angka Kematian Balita di Indonesia sebesar 68 per 1000 kelahiran hidup, maka 340 ribu anak meninggal pertahun sebelum usia lima tahun dan diantaranya 155 ribu adalah bayi sebelum berusia satu tahun. Dari seluruh kematian tersebut sebagian besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut, diare dan gangguan perinatal/neonatal (Manajemen Terpadu Balita Sakit Modul-1 Depkes RI, 2004).
Angka Kematian Bayi di propinsi Lampung periode tahun 1995-2000 di perkirakan 65 per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2000 berdasarkan Proyeksi Penduduk BPS menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Kemudian pada tahun 2001 menjadi 41 per 1000 kelahiran hidup. Tetapi pada tahun 2003 angka kematian bayi meningkat menjadi 55 per seribu kelahiran hidup. Hal ini menunjukan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan sudah mengalami peningkatan/tercovernya kasus baik secara aktif maupun pasif. Hasil ini belum mencapai target 2003 yaitu 42 per 1000 kelahiran hidup dan target lampung sehat 2010 dan Indonesia sehat 2010 40 per 1000 KH (Profil Kesehatan Propinsi Lampung, 2005).
Penyebab kematian bayi adalah pneumonia sebesar 34%, diare 15% dan lain-lain 51%.
Grafik 1.1 Kasus kematian bayi per 1000 KH menurut Kab./Kota di Propinsi Lampung tahun 2005.
Sumber : Profil Kesehatan Kab./Kota Tahun 2006
Berdasarkan grafik 1.1 di atas terlihat bahwa Kota Metro pada kasus kematian bayi per 1000 kelahiran hidup lebih besar jika dibandingkan dengan Kab./Kota lainnya.
Angka kematian balita (0-<5 style="font-weight: bold;">C. Ruang Lingkup Penelitian
Jenis penelitian : Deskriptif
Subjek penelitian : Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Objek penelitian : Tenaga kesehatan
Lokasi penelitian : Puskesmas di Kota Metro-Lampung
Waktu Penelitian : Februari-Mei 2007
Alasan penelitian : Untuk mengetahui seberapa besar keefektifan pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas Kota Metro, dalam rangka penurunan angka kematian bayi dan balita di Propinsi Lampung khususnya Kota Metro tahun 2007.

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun oleh bidan di Puskesmas Iring Mulyo Metro Timur tahun 2007.

E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat:
1. Bagi Institusi Pendidikan Akademi Kebidanan Wira Buana Metro memberikan manfaat sebagai bahan bacaan tentang pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit dan sebagai perbandingan serta dokumen untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan wawasan penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah sebagai penerapan ilmu yang di dapat dengan proses pembelajaran secara nyata membuat karya tulis ilmiah tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan khususnya yang bekerja di puskesmas agar dapat memberikan pelayanan kesehatan pada balita sakit menggunakan Manajemen Terpadu Balita Sakit.
4. Bagi Peneliti Lain
Membuka wawasan dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian khususnya tentang Manajemen Terpadu Balita Sakit.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)

Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan di Klinik Bersalin

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK BERSALIN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses yang fisiologis dan alamiah, proses kehamilan merupakan satu kesatuan mata rantai mulai dari konsepsi, nidasi, adaptasi ibu terhadap nidasi, peneliharaan kehamilan, perubahan hormon sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi (Manuaba, 2007). Kehamilan melibatkan berbagai perubahan fisiologis antara lain perubahan fisik, perubahan sistem pencernaan, sistem respirasi, sistem traktus urinarius, sirkulasi darah serta perubahan fisiologis. Kehamilan pada umumnya berkembang dengan normal, namun kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, sulit diprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilan ataupun baik-baik saja (Sarwono, 2006).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk payudara, pigmentasi kulit, serta pembesaran abdomen secara keseluruhan membuat tubuh ibu hamil tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasihat dan saran khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang dialaminya (Helen, 2001).
Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam kehamilan. Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lain hiperemesis gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsia, nyeri perut yang hebat (Sarwono, 2006).
Secara umum telah diterima bahwa kehamilan membawa resiko bagi ibu. Menurut WHO (Profil Pusdiknakes, 2003) sekitar 15% dari seluruh ibu hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwa ibu dan bayi (Sugiri 2003). Dari 5 juta kehamilan yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan, 13% diantaranya disebabkan eklampsia. Di Sumatera Utara ibu hamil yang meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan lebih dari 50 orang dari 19.500 ibu hamil (Sugiri, 2007).
Dari data yang diperoleh dari Klinik Bersalin Nuraisyah Kota Sibolga Tahun 2009, jumlah ibu primigravida yang berkunjung mulai bulan Januari-Maret 2009 sebanyak 50 orang, 50% diantaranya mengalami mual dan muntah pada awal kehamilan, 20% mengalami perubahan pada kulit dan payudara, 15% mengalami sering buang air kecil, perubahan berat badan dan 15% lainnya seperti keputihan, edema pada kaki dan sakit pada punggung. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan di Klinik Bersalin Nuraisyah Kota Sibolga Tahun 2009”.

B. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan di Klinik Bersalin Nuraisyah Kota Sibolga Tahun 2009?”.

C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan di Klinik Bersalin Nuraisyah Kota Sibolga Tahun 2009.
C.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan berdasarkan umur.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan berdasarkan pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu primigravida tentang perubahan fisiologis selama kehamilan berdasarkan pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang perubahan fisiologis selama kehamilan.
D.2. Bagi Ibu Hamil
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan ibu hamil khususnya tentang perubahan fisiologis selama kehamilan.
D.3. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya tentang perubahan fisiologis selama kehamilan.
D.4. Bagi Pendidikan
Dapat dijadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan bahan bacaan bagi mahasiswa.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK BERSALIN
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Anak Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio di Puskesmas

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DAMPAK ANAK YANG TIDAK MENDAPAT IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Penyakit polio merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pemerintah telah menargetkan bahwa penyakit polio sudah harus terberantas terutama di Jawa, Bali dan Sumatera. Dengan mengintensifkan imunisasi polio pada anak-anak yang berumur 2-11 bulan. Untuk mencapai maksud tersebut maka, oleh instansi yang berwenang sedang dikaji beberapa hal yang berhubungan dengan pelaksanaan yang ada terhadap program imunisasi yang sudah dilaksanakan sekarang ini. Beberapa masalah timbul di negara-negara yang sudah lama melaksanakan program imunisasi polio dengan oral vaksin. Salah satunya adalah bahwa ternyata respon imun terhadap virus vaksin polio dari anak-anak yang tinggal di daerah kumuh sangat rendah, yang mungkin disebabkan karena intervensi dari virus enterol lain non polio yang prevalensinya didaerah kumuh cukup tinggi (Mommies, 2005).
Menurut data yang ada dari kejadian-kejadian wabah yang terjadi selama ini pada kasus paralise karena poliomyelitis paling banyak menyerang anak-anak umur dibawah 3 tahun. Hasil-hasil penelitian serologis poliomyelitis dibeberapa tempat di Indonesia juga menunjukan bahwa antara 20-60% anak yang berumur kurang dari 3 tahun tidak mempunyai kekebalan sama sekali terhadap ketiga tipe virus polio (Mommies, 2005).
Berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun 2002/2003 angka kematian bayi sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Umumnya bayi yang lahir diperkotaan mempunyai angka kematian lebih rendah dari pada yang lahir di pedesaan. Kematian bayi yang menjadi penyebab utamanya adalah infeksi oleh sebab itu dapat dicegah dengan pemberian imunisasi polio (Nasution, 2008).
Jika dibandingkan dengan angka nasional maka angka kematian bayi di Sumatera Utara untuk tahun 2004, relatif lebih tinggi dibandingkan dengan angka kematian bayi berkisar 48 per 1000 kelahiran hidup. Pemberian imunisasi untuk tumbuh kembang anak sangat penting terutama untuk mengurangi morbilitas sebanyak 44 anak dan mortalitas sebanyak 14 anak yang tidak mendapat imunisasi polio. Dengan dilaksanakannya imunisasi maka kita harapkan dapat dicegah timbulnya penyakit-penyakit yang menimbulkan cacat dan kematian. (Soetjiningsih, 1995).
Pada umumnya tanggung jawab untuk mengasuh anak diberikan pada orang tua khususnya ibu. Pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak mendapat imunisasi polio dipengaruhi oleh faktor pendidikan, tingkat penghasilan dan kebiasaan. Sehingga dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu diharapkan adanya perubahan perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Timbulnya kesadaran, kemampuan untuk hidup sehat disamping faktor sosial ekonomi masyarakat maupun dipihak tenaga kesehatan (Hilman, 2005).
Berdasarkan hal tersebut diatas Penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Anak Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ‘’Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Anak Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio Di Puskesmas Pintu Angin Tahun 2008?’’.

C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak dapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin.
C.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak dapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin berdasarkan Umur.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak dapat Imunisasi polio di Puskesmas Pintu Angin berdasarkan Pendidikan.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang deteksi anak yang tidak dapat Imunisasi Polio di Puskesmas Pintu Angin berdasarkan Pekerjaan.

D. Manfaat Penelitian
D.1. Bagi Ibu
Sebagai bahan masukan informasi kepada ibu agar lebih memahami dan lebih mengetahui dampak anak yang tidak dapat Imunisasi polio di Puskesmas Pintu Angin tahun 2008.
D.2. Bagi Peneliti
Sebagai penambah wawasan dan pengalaman bagi peneliti dan juga sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidana Nauli Husada Sibolga khususnya dalam masalah pengetahuan ibu tentang dampak anak yang tidak mendapat imunisasi polio di Puskesmas Pintu Angin.
D.3. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Institusi pendidikan Akbid dapat digunakan sebagai bahan bacaan diperpustakaan yang mana dapat dimanfaatkan oleh semua mahasiswa/i Akbid Nauli Husada Sibolga yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DAMPAK ANAK YANG TIDAK MENDAPAT IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS
(isi: Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran)

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI di Desa

ABSTRAK
POLITEKNIK KESEHATAN ..............
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN ..........
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2009

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI DIDESA ........................ KECAMATAN ......... KABUPATEN .......... TAHUN 2009
x + 44 halaman + 10 tabel + 1 gambar + 7 lampiran

Asi adalah Air Susu Ibu yang diberikan oleh seorang ibu kepada bayinya selama kurang lebih 2 tahun . Banyak zat gizi yang terkandung dalam ASI dan tidak dapat tergantikan oleh minuman maupun makanan lain. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu menyusui tantang ASI diantaranya, Pendidikan, Umur, Paritas dan pendapatan Keluarga .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI berdasarkan pendidikan, umur, paritas dan pendapatan keluarga di Desa ........................ Kecamatan ......... kabupaten ........... Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross sectional.Data yang digunakan adalah data primer,.pengukuran data menggunakan kuesioneyang diberikan dan diisi oleh ibu menyusui. Pengolahan data dengan bantuan computer menggunakan SPSS versi 13.
Hasil penelitian didapatkan bahwa responden berpendikan rendah (60,7%), umur responden tidak beresiko (88,0%), ibu dengan gravida 2 – 3 (48,7%) dan pendapatan keluarga ≥ 764.000 (8,0%). Pengetahuan tentang ASI sebagian besar pada kriteria baik. Hasil uji statistic bahwa yang terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu menyusui tentang ASI yaitu faktor pendidikan dan faktor pendapatan keluarga sedangkan dari faktor umur dan paritas tidak ada hubungan yang bermakna .
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para ibu hendaknya harus selalu mencari informasi tentang ASI. Para ibu juga sebaiknya tidak sekedar memberikan ASI, namun harus tahu dan memahami betapa besar dan berharganya ASI bagi buah hatinya.

Kata Kunci : Ibu Menyusui, Pengetahuan Tentang ASI
Daftar Bacaan : 15 buah (2001 – 2009)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian dan kesakitan bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Secara Nasional kematian bayi mencapai 32 kematian bayi dari 1000 kelahiran hidup sedangkan di Jawa Barat sendiri kematian bayi diatas rata-rata nasional yaitu 43 kematian bayi dari 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi tersebut di antaranya di sebabkan oleh bayi prematur, infeksi saat kelahiran, kelainan bawaan, rendahnya gizi saat dalam kandungan dan lain-lain. (http//www.suarapembaharuan.com/).
UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pedriatics menunjukan 16 % kematian dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak pertama kelahiranya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi. Namun di Indonesia hanya 8% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan hanya 4% bayi di susui ibunya dalam waktu 1 jam setelah kelahiranya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah lahir (Baskoro, 2008).
Beberapa penelitian menyebutkan angka kejadian diare dan kematian pada bayi jauh lebih tinggi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula di tambah makanan pengganti ASI terutama diegara-negara miskin dan berkembang (http://www.blogdokter.net)
ASI adalah Mukjijat yang Allah berikan kepada Umatnya yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Hal ini dapat kita pahami juga dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak ada makanan di dunia ini sesempurna ASI. (Purwanti, 2003).
ASI adalah makanan ajaib yang sangat dibutuhkan bayi. Kandungan gizi dan zat kebal didalamnya tidak bisa digantikan oleh susu formula maupun bahan makanan lain (Baskoro, 2008)
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 april 2004 yang juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA 2001), dikatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus di beri ASI eksklusif selama 6 bulan pertama selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi, harus mulai di beri makanan pendamping ASI cukup dan aman dengan pemberian ASI di lanjutkan sampai 2 tahun atau lebih. Sedangkan peran wewenang bidan mengacu pada Keputusan Menkes RI No. 900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan, dalam keputusan tersebut diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya para ibu hamil, melahirkan dan menyusui bidan harus senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang ke ampuhan dan manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahaminya dan siap menyusui anaknya dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Baskoro, 2008 ).
Suatu kebanggaan bagi seorang ibu jika bisa memberikan ASI bagi si buah hati namun sayang tak semua ibu bisa merasakanya berbagai kendala menyusui sering terjadi mulai dari ibu yang sibuk bekerja sampai gangguan produksi ASI yang menyebabkan si ibu urung menyusui bayinya. (Baskoro, 2008)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai 'Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten ........ tahun 2009'.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten .........

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten ........ tahun 2009.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten ........
b. Untuk mengetahui hubungan umur dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten .........
c. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten .........
d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten ........

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bacaan yang bermanfaat serta dapat memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya tentang ASI.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi lembaga terkait dalam merumuskan program ASI.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini penulis batasi pada faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI yaitu dari faktor pendidikan, umur, paritas, dan pendapatan keluarga. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah ibu menyusui bayi berumur 0 -12 bulan di Desa .................. Kecamatan ........ Kabupaten ......... Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April 2009 sampai dengan 20 Juni 2009. Desain penelitiannya adalah analitik.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI DI DESA
(isi: Daftar Isi; Abstrak Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, Kuesioner)

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI di Desa Banjarwangunan

KTI KEBIDANAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI DI DESA BANJARWANGUNAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kematian dan kesakitan bayi di Indonesia masih sangat tinggi. Secara Nasional kematian bayi mencapai 32 kematian bayi dari 1000 kelahiran hidup sedangkan di Jawa Barat sendiri kematian bayi diatas rata-rata nasional yaitu 43 kematian bayi dari 1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi tersebut di antaranya di sebabkan oleh bayi prematur, infeksi saat kelahiran, kelainan bawaan, rendahnya gizi saat dalam kandungan dan lain-lain. (http//www.suarapembaharuan.com/).
UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI Eksklusif sampai usia 6 bulan mencegah kematian 1,3 juta anak berusia di bawah 5 tahun .Suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal Pedriatics menunjukan 16 % kematian dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak pertama kelahiranya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah kelahiran bayi. Namun di Indonesia hanya 8% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan dan hanya 4 % bayi di susui ibunya dalam waktu 1 jam setelah kelahiranya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada 1 jam pertama setelah lahir .(Baskoro, 2008 ).
Beberapa penelitian menyebutkan angka kejadian diare dan kematian pada bayi jauh lebih tinggi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula di tambah makanan pengganti ASI terutama diegara-negara miskin dan berkembang (http://www.blogdokter.net)
ASI adalah Mukjijat yang Allah berikan kepada Umatnya yang harus disyukuri dan dimanfaatkan seoptimal mungkin. Hal ini dapat kita pahami juga dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa tidak ada makanan di dunia ini sesempurna ASI. (Purwanti, 2003).
ASI adalah makanan ajaib yang sangat dibutuhkan bayi. Kandungan gizi dan zat kebal didalamnya tidak bisa digantikan oleh susu formula maupun bahan makanan lain (Baskoro, 2008)
Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 april 2004 yang juga mengacu kepada Resolusi World Health Assembly (WHA 2001), dikatakan bahwa untuk mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus di beri ASI eksklusif selama 6 bulan pertama selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi, harus mulai di beri makanan pendamping ASI cukup dan aman dengan pemberian ASI di lanjutkan sampai 2 tahun atau lebih. Sedangkan peran wewenang bidan mengacu pada Keputusan Menkes RI No. 900/Men.Kes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktek Bidan, dalam keputusan tersebut diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya para ibu hamil, melahirkan dan menyusui bidan harus senantiasa berupaya mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan memberikan penyuluhan tentang ke ampuhan dan manfaat pemberian ASI secara berkesinambungan sehingga ibu hamil memahaminya dan siap menyusui anaknya dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Baskoro, 2008 ).
Suatu kebanggaan bagi seorang ibu jika bisa memberikan ASI bagi si buah hati namun sayang tak semua ibu bisa merasakanya berbagai kendala menyusui sering terjadi mulai dari ibu yang sibuk bekerja sampai gangguan produksi ASI yang menyebabkan si ibu urung menyusui bayinya. (Baskoro, 2008)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai 'Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ........... tahun 2009 '.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : Apa sajakah faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ........... .

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ........... tahun 2009 .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ...........
b. Untuk mengetahui hubungan umur dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ............
c. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ............
d. Untuk mengetahui hubungan pendapatan keluarga dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ...........

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bacaan yang bermanfaat serta dapat memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya tentang ASI .
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi lembaga terkait dalam merumuskan program ASI .
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini penulis batasi pada faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu menyusui tentang ASI yaitu dari faktor pendidikan, umur, paritas, dan pendapatan keluarga. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah ibu menyusui bayi berumur 0 -12 bulan di Desa Banjarwangunan Kecamatan ......... Kabupaten ............ Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April 2009 sampai dengan 20 Juni 2009. Desain penelitiannya adalah analitik.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI DI DESA BANJARWANGUNAN
(isi: Daftar Isi; Abstrak; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, Kuesioner)

Gambaran Pengetahuan Ibu Bayi Tentang Imunisasi Dpt Combo di UPT Puskesmas

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG
IMUNISASI DPT COMBO DI UPT PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. (1)
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya harus dilakukan secara terpadu guna mencapai hasil yang optimal selaras dengan Visi Pembangunan Kesehatan yaitu “Indonesia Sehat 2010”. Pada tahun 2010 Bangsa Indonesia diharapkan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai Penduduknya hidup dalam Lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai secara adil dan bermutu, merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal. (1)
Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi. Angka kematian bayi dan anak serta kelahiran yang tinggi masih merupakan hambatan utama dalam pencapian derajat kesehatan yang optimal. (2)
Salah satu program Pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi dan anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu melalui Program Pengembangan Imunisasi ( PPI ). (3)
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi.(4) Pada dasarnya semua imunisasi itu sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh anak tetapi pada kenyataanya masih banyak yang beranggapan bahwa imuniasasi hanya cukup Polio saja dan menganggap imunisasi itu tidak terlalu penting karena anaknya sudah besar dan sehat. (2)
Di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... hasil pencapaian imunisasi DPT Combo sampai dengan bulan Agustus 2009 adalah 48,10% dari target yang harus dicapai yaitu 65,33% . Jadi ada kesenjangannya – 17,23%. Semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah keterlibatan kinerja petugas kesehatan dan partisipasi masyarakat. Peran serta orang tua terutama ibu merupakan masalah utama dalam memberikan imunisasi pada bayinya minimal sampai 9 bulan dan merupakan masalah utama dalam pelaksanaan program imunisasi di Indonesia. (2)
Banyak kendala-kendala bayi yang tidak boleh di imunisasi karena isu :
1. Karena salah satu efek samping imuniasasi ada reaksi panas pada badan mereka menganggap bahwa anak sehat menjadi sakit.
2. Peran orang tua beralasan tidak mau membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi ialah karena anak mereka demam, diare dan pilek pada saat ketika anak tersebut di imunisasi. (5)
Tinggi rendahnya peran serta masyarakat terhadap suatu program kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor pengetahuan masyarakat pada program kesehatan itu sendiri. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan peran serta masyarakat dalam program kesehatan.(6) Oleh karena itu faktor tersebut memegang peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan Imunisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu kiranya dilakukan telaah penelitian untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia (0 – 12 bulan) tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... Tahun 2009. Diharapkan melalui penelitian ini ibu yang mempunyai bayi wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang Imunisasi khususnya imunisasi DPT Combo dapat meningkat sehingga tidak ada alasan lagi bagi ibu bayi untuk tidak mengimunisasikan anaknya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan bagaimanakah: ”Gambaran pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009 ”

1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adalah mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengertian ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
2. Mengetahui gambaran manfaat imunisasi DPT Combo pada ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
3. Mengetahui gambaran jadwal pemberian imunisasi DPT Combo pada ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan sebuah penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bagi kami sebagai petugas kesehatan khususnya bidan desa dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan khususnya pada ibu yang mempunyai bayi usia (0 – 12 bulan) tentang pengetahuan imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.

1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini adalah penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT Combo di wilayah kerja UPT Puskesmas ........ Penelitian ini dilakukan dari tanggal 10-30 September 2009. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi usia (0 – 12 bulan). Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya cakupan iminisasi DPT Combo di wilayah kerja UPT Puskesmas ........ Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG IMUNISASI DPT COMBO DI UPT PUSKESMAS
(isi: Daftar Isi; Abstrak; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka; Kuesioner; Proposal dan Presentasi)

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Ekslusif di Desa

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF DI DESA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan, serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. (1)
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya kesehatan dan sumber dayanya harus dilakukan secara terpadu guna mencapai hasil yang optimal selaras dengan Visi Pembangunan Kesehatan yaitu “Indonesia Sehat 2010”. Pada tahun 2010 Bangsa Indonesia diharapkan mencapai tingkat kesehatan tertentu yang ditandai Penduduknya hidup dalam Lingkungan dan perilaku sehat, mampu memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai secara adil dan bermutu, merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal. (1)
Salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi. Angka kematian bayi dan anak serta kelahiran yang tinggi masih merupakan hambatan utama dalam pencapian derajat kesehatan yang optimal. (2)
Salah satu program Pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi dan anak akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu melalui Program Pengembangan Imunisasi ( PPI ). (3)
Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi.(4) Pada dasarnya semua imunisasi itu sangat penting dalam menjaga kesehatan tubuh anak tetapi pada kenyataanya masih banyak yang beranggapan bahwa imuniasasi hanya cukup Polio saja dan menganggap imunisasi itu tidak terlalu penting karena anaknya sudah besar dan sehat. (2)
Di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... hasil pencapaian imunisasi DPT Combo sampai dengan bulan Agustus 2009 adalah 48,10% dari target yang harus dicapai yaitu 65,33% . Jadi ada kesenjangannya – 17,23%. Semua itu dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah keterlibatan kinerja petugas kesehatan dan partisipasi masyarakat. Peran serta orang tua terutama ibu merupakan masalah utama dalam memberikan imunisasi pada bayinya minimal sampai 9 bulan dan merupakan masalah utama dalam pelaksanaan program imunisasi di Indonesia. (2)
Banyak kendala-kendala bayi yang tidak boleh di imunisasi karena isu :
1. Karena salah satu efek samping imuniasasi ada reaksi panas pada badan mereka menganggap bahwa anak sehat menjadi sakit.
2. Peran orang tua beralasan tidak mau membawa anaknya untuk memperoleh imunisasi ialah karena anak mereka demam, diare dan pilek pada saat ketika anak tersebut di imunisasi. (5)
Tinggi rendahnya peran serta masyarakat terhadap suatu program kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah faktor pengetahuan masyarakat pada program kesehatan itu sendiri. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting yang menentukan peran serta masyarakat dalam program kesehatan.(6) Oleh karena itu faktor tersebut memegang peran yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pelaksanaan Imunisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu kiranya dilakukan telaah penelitian untuk mengetahui Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia (0 – 12 bulan) tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... Tahun 2009. Diharapkan melalui penelitian ini ibu yang mempunyai bayi wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang Imunisasi khususnya imunisasi DPT Combo dapat meningkat sehingga tidak ada alasan lagi bagi ibu bayi untuk tidak mengimunisasikan anaknya.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka penulis merumuskan bagaimanakah: ”Gambaran pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009 ”

1. 3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Adalah mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran pengertian ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
2. Mengetahui gambaran manfaat imunisasi DPT Combo pada ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
3. Mengetahui gambaran jadwal pemberian imunisasi DPT Combo pada ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merancang dan melaksanakan sebuah penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu bayi tentang imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bagi kami sebagai petugas kesehatan khususnya bidan desa dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan khususnya pada ibu yang mempunyai bayi usia (0 – 12 bulan) tentang pengetahuan imunisasi DPT Combo di UPT Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ....... tahun 2009.

1.5 Ruang Lingkup
Penelitian ini adalah penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi DPT Combo di wilayah kerja UPT Puskesmas ........ Penelitian ini dilakukan dari tanggal 10-30 September 2009. Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang memiliki bayi usia (0 – 12 bulan). Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya cakupan iminisasi DPT Combo di wilayah kerja UPT Puskesmas ........ Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional.


silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ASI EKSLUSIF DI DESA
(isi: Daftar Isi; Abstrak; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka;
Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan;
Kesimpulan dan Saran;
Daftar Pustaka, Kuesioner
Proposal dan Presentasi)

Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, padanya harus sudah tertanam suatu keyakinan : Saya harus menyusui bayi saya, karena menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu. Di Indonesia terutama, di kota-kota besar, terlihat adanya tendensi penurunan pemberian ASI, yang dikhawatirkan akan meluas ke pedesaan. Adanya kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang di anggap modern yang datang dari negara yang telah maju atau yang datang dari kota besar (Soetjiningsih, 2002 : 16).
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang baik harus menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh sumber daya manusia yang baik (Depkes RI, 1999).
Beberapa penelitian menyebutkan, angka kejadian diare dan kematian pada bayi jauh lebih tinggi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula atau makanan pengganti ASI lainnya terutama di negara - negara miskin dan berkembang (www.askep-askeb-kita.blogspot.com).
Di Afrika, 30% bayi meninggal sebelum umur satu tahun karena pemberian susu dengan air tidak bersih dan pengenceran yang salah, menurut salah seorang dokter dan Konsultan Neonatology RSCM, Prof Rulina Suradi, SpA(K) IBCLC (Anton Baskoro, 2008).
Angka kematian bayi dan angka kejadian kurang gizi masih tinggi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya, antara lain dengan cara melaksanakan “Breast Feeding”. Dengan harapan para petugas kesehatan atau mereka yang terkait memperoleh pengetahuan yang memadai, sehingga tidak ragu-ragu lagi dalam menggalakkan penggunaan ASI di masyarakat. Lebih-lebih dengan gencarnya promosi susu formula, maka pengetahuan tentang ASI dan laktasi harus benar-benar dipahami. Dengan demikian kita tidak akan mudah untuk menggantikan ASI dengan susu kaleng tanpa memperhatikan indikasi yang jelas.
Kehamilan merupakan anugrah dari Tuhan yang Maha Esa sedangkan kelahiran bayi merupakan momen yang paling menggembirakan bagi orang tua manapun. Bayi yang sehat dan memiliki lingkungan emosi dan fisik, nutrisi memainkan peran terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi (penelitian, 2007).
Mempersiapkan ibu selama hamil untuk pemberian ASI Eksklusif. Baik nutrisi ataupun pengetahuan sangat memegang peranan penting untuk pemberian ASI Eksklusif. Pengalaman dalam penggunaan ASI selama 15 tahun menunjukan bahwa hambatan utama penggunaan ASI ternyata adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada Ibu (Utami Roesli, 2002).
Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI (Depkes RI, 2002 : 2).
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (ASI Eksklusif seri I).
Data di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ......... pada bulan September sampai Oktober 2009, sebesar ... % Ibu belum memberikan bayi ASI Eksklusif ( data kesga Kab. ........., 2009 ).
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk memberikan KIE terhadap masyarakat, sehingga mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan pendidikan salah satunya tentang cara pemberian ASI eksklusif (Manuaba, 2001 : 32).
ASI selain memberikan keuntungan bagi ibu dan anak, juga memberikan keuntungan bagi ekonomi keluarga dan lingkungan. Dengan pemberian ASI Eksklusif, kita dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik dari ASI (Anton Baskoro, 2008 : 25).
Bidan diharapkan mampu menunjukan pengetahuan, sikap dan perilaku profesional dalam memberikan pelayanan kebidanan khususnya mengenai masalah ASI eksklusif ini dan mau menerapkan pada anak kesayangannya. Namun sebagus apapun upaya tenaga kesehatan dalam hal ini bidan tentu saja sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan tingkat pengetahuan ibu sendiri mengenai ASI eksklusif.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten .........”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten .........?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ..........
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran karakteristik ibu hamil di Puskesmas .......
b. Diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil di Puskesmas .......
c. Diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil berdasarkan umur di Puskesmas .......
d. Diketahui pengetahuan ibu hamil berdasarkan pendidikan di Puskesmas .......
e. Diketahui pengetahuan berdasarkan gravida di Puskesmas .......

D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ......... diharapkan memiliki manfaat, yaitu :
1. Secara Teoritis
- Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang ASI eksklusif pada ibu hamil berdasarkan karakteristik.
- Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA, khususnya dalam memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang gambaran pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif berdasarkan Karakteristik, dimana ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pendidikan, dan gravida. Obyek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas ....... Kecamatan ....... Kabupaten ..........
Desain penelitian secara diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan data primer, dengan instrumen bantu kuesioner. Lokasi penelitian di Puskesmas ......., mulai dari bulan September 2009.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI PUSKESMAS
(isi: Daftar Isi; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, Kuesioner)

Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik Ibu di Puskesmas

KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak seorang wanita memasuki kehidupan berkeluarga, padanya harus sudah tertanam suatu keyakinan : Saya harus menyusui bayi saya, karena menyusui adalah realisasi dari tugas yang wajar dan mulia dari seorang ibu. Di Indonesia terutama, di kota-kota besar, terlihat adanya tendensi penurunan pemberian ASI, yang dikhawatirkan akan meluas ke pedesaan. Adanya kecenderungan dari masyarakat untuk meniru sesuatu yang di anggap modern yang datang dari negara yang telah maju atau yang datang dari kota besar (Soetjiningsih, 2002 : 16).
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang baik harus menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan oleh sumber daya manusia yang baik (Depkes RI, 1999).
Beberapa penelitian menyebutkan, angka kejadian diare dan kematian pada bayi jauh lebih tinggi pada bayi yang mengkonsumsi susu formula atau makanan pengganti ASI lainnya terutama di negara - negara miskin dan berkembang (http://www.blogdokter.net).
Di Afrika, 30% bayi meninggal sebelum umur satu tahun karena pemberian susu dengan air tidak bersih dan pengenceran yang salah, menurut salah seorang dokter dan Konsultan Neonatology RSCM, Prof Rulina Suradi, SpA(K) IBCLC (Anton Baskoro, 2008).
Angka kematian bayi dan angka kejadian kurang gizi masih tinggi di Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulanginya, antara lain dengan cara melaksanakan “Breast Feeding”. Dengan harapan para petugas kesehatan atau mereka yang terkait memperoleh pengetahuan yang memadai, sehingga tidak ragu-ragu lagi dalam menggalakkan penggunaan ASI di masyarakat. Lebih-lebih dengan gencarnya promosi susu formula, maka pengetahuan tentang ASI dan laktasi harus benar-benar dipahami. Dengan demikian kita tidak akan mudah untuk menggantikan ASI dengan susu kaleng tanpa memperhatikan indikasi yang jelas.
Kehamilan merupakan anugrah dari Tuhan yang Maha Esa sedangkan kelahiran bayi merupakan momen yang paling menggembirakan bagi orang tua manapun. Bayi yang sehat dan memiliki lingkungan emosi dan fisik, nutrisi memainkan peran terpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi (penelitian, 2007).
Mempersiapkan ibu selama hamil untuk pemberian ASI Eksklusif. Baik nutrisi ataupun pengetahuan sangat memegang peranan penting untuk pemberian ASI Eksklusif. Pengalaman dalam penggunaan ASI selama 15 tahun menunjukan bahwa hambatan utama penggunaan ASI ternyata adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada Ibu (Utami Roesli, 2002).
Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali lebih besar mengalami diare, dan 3 sampai 4 kali lebih besar kemungkinan terkena ISPA dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan ASI (Depkes RI, 2002 : 2).
Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembangan spiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (ASI Eksklusif seri I).
Data di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten .......... pada bulan Maret sampai Mei 2009, sebesar ... % Ibu belum memberikan bayi ASI Eksklusif ( data kesga Kab. .........., 2009 ).
Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia melalui kemampuannya untuk memberikan KIE terhadap masyarakat, sehingga mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dan memberikan pendidikan salah satunya tentang cara pemberian ASI eksklusif (Manuaba, 2001 : 32).
ASI selain memberikan keuntungan bagi ibu dan anak, juga memberikan keuntungan bagi ekonomi keluarga dan lingkungan. Dengan pemberian ASI Eksklusif, kita dapat menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik dari ASI (Anton Baskoro, 2008 : 25).
Bidan diharapkan mampu menunjukan pengetahuan, sikap dan perilaku profesional dalam memberikan pelayanan kebidanan khususnya mengenai masalah ASI eksklusif ini dan mau menerapkan pada anak kesayangannya. Namun sebagus apapun upaya tenaga kesehatan dalam hal ini bidan tentu saja sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan tingkat pengetahuan ibu sendiri mengenai ASI eksklusif.
Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten ..........”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis membuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten ..........?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten ...........
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui gambaran karakteristik ibu hamil di Puskesmas ........
b. Diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil di Puskesmas ........
c. Diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil berdasarkan umur di Puskesmas ........
d. Diketahui pengetahuan ibu hamil berdasarkan pendidikan di Puskesmas ........
e. Diketahui pengetahuan berdasarkan gravida di Puskesmas ........

D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang Gambaran Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Berdasarkan Karakteristik di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten .......... diharapkan memiliki manfaat, yaitu :
1. Secara Teoritis
- Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai gambaran pengetahuan tentang ASI eksklusif pada ibu hamil berdasarkan karakteristik.
- Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA, khususnya dalam memberikan informasi tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini tentang gambaran pengetahuan ibu tentang ASI Eksklusif berdasarkan Karakteristik, dimana ruang lingkup penelitian dibatasi hanya pendidikan, dan gravida. Obyek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Puskesmas ........ Kecamatan ........ Kabupaten ...........
Desain penelitian secara diskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data yang digunakan data primer, dengan instrumen bantu kuesioner. Lokasi penelitian di Puskesmas ........, mulai dari bulan Mei 2009.

silahkan download dalam bentuk dokumen word KTI KEBIDANAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU HAMIL BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI PUSKESMAS
(isi: Daftar Isi; Abstrak; Pendahuluan; Tinjauan Pustaka; Metodelogi Penelitian;
Hasil Penelitan dan Pembahasan; Kesimpulan dan Saran; Daftar Pustaka, Kuesioner)

Blog Archive