Friday, May 20, 2011

6 Langkah Jitu Menghilangkan Virus Luna Maya



Sebuah virus yang cukup menjengkelkan dengan julukan ‘Luna Maya’ telah menyebar di Indonesia. Virus ini menampilkan pesan yang agaknya meledek penggemar video porno di Indonesia, dengan menampilkan Pop Up bertuliskan “dasar!! otak bokep..”

Virus itu juga menimbulkan dampak-dampak yang cukup menjengkelkan. Misalnya, drive CD/DVD ROM akan terus terbuka meskipun sudah ditutup secara manual oleh pengguna.

Julukan ‘Luna Maya’ diberikan pada virus ini karena salah satu file penyebarannya memiliki nama LunaMaya.exe. Virus ini dideteksi sebagai Suspicious_Gen2.LBTU oleh Norman Security Suite.


Nah, berikut adalah 6 langkah untuk mengusir virus ini seperti disampaikan oleh Adi Saputra, analis antivirus dari Vaksincom:

1. Lakukan pembersihan virus pada mode “safe mode”.

  • Untuk masuk pada mode “safe mode”, tekan tombol F8 pada keyboard saat komputer dinyalakan.

  • Pada menu Windows Advanced Options, anda dapat memilih mode “safe mode” atau dapat juga mode “safe mode with networking” dan “command prompt”. Agar lebih mudah pilih saja mode “safe mode”.

  • Biarkan windows berjalan hingga muncul jendela konfirmasi penggunaan “safe mode”. (lihat gambar 12)

  • Klik pilihan “Yes”, untuk menggunakan mode “safe mode” pada jendela konfirmasi tersebut.

2. Matikan proses virus yang aktif pada memory.

  • Gunakan tools pengganti Task Manager dalam hal ini gunakan CurProcess. Download tools CurrProcess pada link berikut ini : http://www.nirsoft.net/utils/cprocess.zip

  • Jalankan CurrProcess, kemudian cari file virus “Amoumain.exe”. Klik kiri file virus, kemudian pilih “Kill Selected Processes”. Jika file virus sudah hilang, maka tutup jendela CurrProcess.

3. Perbaiki registry windows yang sudah di modifikasi oleh virus dengan langkah sebagai berikut

a. Salin script dibawah ini menggunakan wordpad. Klik menu [Start] à [All Programs] à [Accessoris] à [Wordpad].

[Version]

Signature=”$Chicago$”

Provider=Vaksincom Oyee


[DefaultInstall]

AddReg=UnhookRegKey

DelReg=del


[UnhookRegKey]

HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced, ShowSuperHidden,0×00010001,1

HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced, SuperHidden,0×00010001,1

HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer\Advanced, HideFileExt,0×00010001,0

HKLM, SOFTWARE\CLASSES\batfile\shell\open\command,,,”"”%1″” %*”

HKLM, SOFTWARE\CLASSES\comfile\shell\open\command,,,”"”%1″” %*”

HKLM, SOFTWARE\CLASSES\exefile\shell\open\command,,,”"”%1″” %*”

HKLM, SOFTWARE\CLASSES\piffile\shell\open\command,,,”"”%1″” %*”

HKLM, SOFTWARE\CLASSES\regfile\shell\open\command,,,”regedit.exe “%1″”

HKLM, SOFTWARE\Microsoft\Windows NT\CurrentVersion\Winlogon, Shell,0, “Explorer.exe”


[del]

HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\system, DisableTaskMgr

HKCU, Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Policies\explorer, NoRun


b. Simpan file dengan nama “repair.inf”. Gunakan pilihan Save as type menjadi Text Document agar tidak terjadi kesalahan.

c. Klik kanan file “repair.inf” kemudian pilih “Install”.


4. Hapus file virus “Luna Maya” dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  • Memiliki type file “Application”

  • Memiliki ukuran file “37 kb”

  • Memiliki icon file MS Word

Catatan :

  • Untuk mempermudah pencarian sebaiknya gunakan fungsi Search Windows dengan menggunakan filter file *.exe dan *.inf dan berukuran 37 kb.

  • Hapus file virus yang biasanya mempunyai date modified yang sama.

  • Pastikan hapus file virus utama seperti : Amoumain.exe, Luna Maya.exe, Love.exe, dan nt.bat

  • Log-off komputer, kemudian log-in kembali.

5. Untuk pembersihan yang optimal dan mencegah infeksi ulang, scan kembali menggunakan antivirus yang ter-update dan mengenali virus ini dengan baik.


6. Untuk USB flash atau removable drive yang sudah di rusak atau format oleh virus, sebaiknya gunakan software recovery untuk mengembalikan data yang hilang.



SOURCE

Hati-hati Virus Luna Maya menyerang Komputer



Virus ‘Luna Maya’ muncul di ranah cyber Indonesia. Seperti apa ciri-ciri file dan metode penyebaran virus yang membawa pesan agak-agak meledek penggemar video porno tersebut?


Menurut Adi Saputra, analis antivirus Vaksincom, seperti dikutip detikINET, Rabu (30/6/2010), virus ‘Luna Maya’ merupakan virus lokal yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic. Ciri-cirinya, file virus itu memiliki ukuran 37 kb, tipe file application, ber-ektensi .exe, serta menggunakan icon MS Word.


Kemudian, lanjut Adi, jika virus berhasil menginfeksi komputer maka akan membuat beberapa file virus. File-file ini adalah nt.bat (di drive C:\), Amoumain.exe (di C:\WINDOWS\system32\) dan Love.exe di semua root drive.


File Love.exe itu menurut Adi akan terdapat pada setiap root drive, termasuk pada mapping drive atau removable drive. Sedangkan file nt.bat merupakan script virus untuk melakukan format drive.


Adi mengatakan, virus ‘Luna Maya’ akan menyebar lewat cara-cara yang biasa dilakukan virus lokal. Termasuk, menginfeksi USB Flash Disk atau removable disk lainnya serta menginfeksi lewat share jaringan.


Virus ini, lanjutnya, juga akan melakukan perubahan pada Registry. Perubahan dilakukan untuk menambahkan file virus agar dijalankan pada Start Up Windows dan untuk memblokir fungsi Windows tertentu.



SOURCE

MULLA SHADRA

Mulla Shadra
Oleh: MUH. ADLANI

Mulla Shadra seorang filosof yang sederajat dengan filosof Abu Nasir Farabi, Ibnu Sina, Syaikh Isyraq Suhrawardi, Nasiruddin Thusi, Ibnu Rusd, Ibnu Miskawai dan lain sebagainya. Juga penafsir serta penyempurna filsafat-filsafat Islam sebelumnya, dalam ilmu Irfan iapun sederajat dengan para urafa seperti Ibnu Arabi. Dalam kehidupannya ia berupaya jauh dari kehidupan mewah dan tidak mengejar kekuasaan dan tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat awam. Pada tahun 1039 H atau 1631 dia ke desa kecil bernama Kahak yang terletak di dekat kota suci Qum dan menggunakan banyak waktunya untuk pensucian diri, tafakkur tentang hakikat-halikat segala sesuatu dan beribadah kepada Tuhan. Ia meninggalkan desa tersebut dan kembali lagi ke Syiraz pada tahun 1040 H atau 1632.Mulla Shadra berkeyakinan untuk sampai kepada kesempurnaan makrifat Tuhan (tauhid) dan ilmu akhirat (eskatologi) maka seseorang harus mutlak meninggalkan dunia, syahwat dan cinta pada kekuasaan disertai dengan kecerdasan akal, ketajaman fitrah dan kesucian jiwa.”

Syiraz adalah kota bersejarah Iran dan terletak di wilayah Pars. Di zaman Mulla Shadra, pemerintah Iran di bawah kekuasaan keturunan Shafawiyan yang secara resmi mengakui kemerdekaan wilayah Pars, saudaranya menjadi raja di wilayah Pars dan salah satu menterinya adalah ayah Mulla Shadra.

Ayah Mulla Shadra –Khajah Ibrahim Qiwami– seorang negarawan yang cerdas dan mukmin serta memiliki kekayaan yang melimpah dan kedudukannya yang mulia lagi terhormat, namun setelah menunggu bertahun-tahun ia baru dianugerahkan seorang putra yang diberi nama Muhammad (Sadruddin) dan sehari-hari dipanggil Shadra, setelah dia dewasa kemudian digelari mulla yang berarti ilmuwan besar lalu digabungkan dengan nama kecilnya menjadi Mulla Shadra.

Sadruddin Muhammad (Shadra), merupakan anak tunggal seorang menteri raja yang menguasai wilayah luas Pars, hidup di lingkungan yang religius, terhormat dan mulia. Biasanya untuk anak-anak yang tinggal di lingkungan istana pada saat itu mereka diajar oleh guru privat di rumah mereka sendiri. Shadra seorang anak yang cerdas, semangat dan rajin belajar, dalam waktu yang singkat dia menguasai seluruh pelajaran yang diajarkan seperti, tata-bahasa Persia, Arab, seni dan tulisan indah. Pelajaran-pelajaran lain yang juga diperlajari misalnya, Fiqih, Logika dan Filsafat, tetapi Shadra yang belum balig waktu lebih condong ke Filsafat dan terkhusus dalam bidang Irfan. Hal ini dapat dilihat dari diarynya yang banyak tertulis syair-syair irfani berbahasa parsi dari Jalaluddin Maulawi, Araqi dan Attar.

Sebagian dari pelajaran di atas ia pelajari di kota Syiraz dan sebagian lagi dipelajari sewaktu berumur enam tahun di Qazwin. Di sana ia belajar dengan banyak guru dalam bidang yang beragam dan menyelesaikannya dengan cepat mulai dari pelajaran tingkat pertama, menengah sampai tingkat tinggi.

Mulla Shadra selama DI Qazwin bertemu dengan guru-guru besar seperti Syaikh Bahauddin Amili Ra dan Mir Damad Ra dan kemudian menuntut ilmu dari mereka. Dalam waktu yang cepat, dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia dapat menguasai pelajaran dengan sempurna dan menjadi murid yang paling dihormati dan dicintai oleh kedua gurunya.

Dengan berpindahnya ibukota Shafawiyyah dari Qazwin ke Ishfahan (tahun 1006 H atau 1598 M)[1] Syaikh Bahauddin dan Mir Damad beserta muridnya juga hijrah ke kota tersebut dan meluaskan pengajarannya di sana. Pada masa itu, Mulla Shadra berusia 27 tahun dan secara resmi telah menamatkan semua pelajarannya.

Tidak diketahui secara pasti selama berapa tahun ia menetap di Ishfahan dan setelah itu ia ke kota mana. Kemungkinan besar setelah tahun 1010 H atau 1602 M ia hijrah dari Ishfahan ke kotanya Syiraz untuk mengurusi warisan kekayaan ayahnya, sebagian hartanya diberikan ke fakir miskin dan beberapa bagian diwakafkan untuk kepentingan umum di Syiraz.

Muhammad Ibrahim bin Yahya Qiwami Syirazi yang digelar Sadr al-Mutaallihin dan lebih dikenal sebagai Mulla Shadra adalah salah seorang filosof ilahi terbesar dan teragung yang mewarisi secara sempurna filsafat Islam dan pendiri aliran baru dalam filsafat Islam yang dinamakan al-Hikmah al-Muta’aliyah yang terus berpengaruh hingga saat ini.

Syaikh Muhammad Husain Garawi Isfahani Ra[2] bertutur ihwal Mulla Shadra: Jika ada orang yang mengetahui sempurna rahasia kitab Asfar[3] maka saya akan berguru kepadanya walaupun ke negeri Cina.

Mulla Shadra seorang filosof yang sederajat dengan filosof Abu Nasir Farabi, Ibnu Sina, Syaikh Isyraq Suhrawardi, Nasiruddin Thusi, Ibnu Rusd, Ibnu Miskawai dan lain sebagainya. Juga penafsir serta penyempurna filsafat-filsafat Islam sebelumnya, dalam ilmu Irfan iapun sederajat dengan para urafa seperti Ibnu Arabi.

Dalam kehidupannya ia berupaya jauh dari kehidupan mewah dan tidak mengejar kekuasaan dan tidak banyak berinteraksi dengan masyarakat awam. Pada tahun 1039 H atau 1631 dia ke desa kecil bernama Kahak yang terletak di dekat kota suci Qum dan menggunakan banyak waktunya untuk pensucian diri, tafakkur tentang hakikat-halikat segala sesuatu dan beribadah kepada Tuhan. Ia meninggalkan desa tersebut dan kembali lagi ke Syiraz pada tahun 1040 H atau 1632.

Mulla Shadra berkeyakinan untuk sampai kepada kesempurnaan makrifat Tuhan (tauhid) dan ilmu akhirat (eskatologi) maka seseorang harus mutlak meninggalkan dunia, syahwat dan cinta pada kekuasaan disertai dengan kecerdasan akal, ketajaman fitrah dan kesucian jiwa.

Lebih lanjut dia berkata bahwa seseorang yang tidak sampai pada derajat mukasyafah (penyingkapan) dalam memahami hakikat-hakikat segala sesuatu maka secara hakiki tidak bisa disebut sebagai hakim. Dia katakan bahwa hukum-hukum syariat sesuai dengan ilmu makrifat (filsafat ilahi dan irfan) dan tidak bertentangan satu sama lain.

Kata Mulla Shadra orang yang tidak ingin menapaki jalan spritual (suluk) dan tidak istiqamah dalam meraih mukasyafah atas apa yang telah diargumentasikan tidak akan mendapatkan manfaat dalam menghayati secara serius ayat-ayat al-Quran dan sebaiknya orang tersebut tidak mempelajari dan mendalami karya-karyanya. Orang seperti ini sebaiknya mempelajari ilmu-ilmu lahiriah seperti ilmu Bahasa, Sejarah, ilmu Ushul, ilmu Fiqih dan ilmu Hadis. Menurutnya sebagian besar masyarakat haram memperlajari ilmu makrifat ini karena kesulitan yang sangat dalam meraihnya dan mencapainya dibutuhkan niat suci, cita-cita yang tinggi, keinginan yang membaja dan taufik dari Tuhan.

Ilmu makrifat dipelajari hanya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, jika tidak maka dia tidak akan mungkin sampai pada hakikat ilmu tersebut, bahkan sebaliknya akan menjauhkannya dari jalan yang lurus dan tujuan suci. Seorang filosof yang bijaksana tidak boleh mengajarkan dan mewariskan ilmu itu kepada orang seperti ini.


Kelahiran dan wafat

Mulla Shadra lahir pada tahun 979 H atau 1571 M di kota Syiraz. Ayah Mulla Shadra khajah Ibrahim Yahya Qiwami Syirazi anak dari Qiwamuddin Muhammad seorang wakil raja dari keturunan Muzaffar.

Syiraz saat itu merupakan kota yang paling tenang dan paling indah di bawah kekuasaan raja Muhammad Mirza Khudo Bandeh (saudara Syah Ismail kedua) dari keturunan Shafawiyah, raja ini sangat mendukung penyebaran agama dan mencintai ilmu, ayah Mulla Shadra bekerja di kerajaan tersebut dan dihormati masyarakat karena budi-baiknya.

Syaikh Abdullah Zanjani dalam salah satu karyanya menulis kisah tentang Mulla Shadra, dikisahkan suatu hari ayahnya pergi dan melimpahkan satu pekerjaan kepadanya, setelah kembali dari safar ia meminta laporan pertanggungjawaban keuangan selama ditinggal, dalam laporannya tertulis ada sejumlah besar uang disumbangkan kepada orang fakir, jumlah uang yang disumbangkan tersebut setara dengan jumlah uang yang dinazarkan ayahnya kepada Tuhan ketika memohon seorang anak. Ketika ayahnya menanyakan alasan penggunaan uang sebanyak itu Mulla Shadra menjawab bahwa uang itu adalah uang nazar yang mesti dibayarkan. Ia sangat terperanjat mendengar jawaban anaknya karena hal itu tidak pernah disampaikan kepadanya.

Mulla Shadra dilahirkan di zaman dimana cahaya filsafat redup dan tiada pendukungnya, Tuhan Yang Maha Bijaksana kemudian memilih hamba-Nya dan mengutus untuk menyempurnakan dan menyebarkan ilmu tersebut setelah sebelumnya mengutus secara bertahap filosof-filosof untuk menyiapkan lahan demi menerima hakikat-hakikat yang lebih tinggi.

Filosof Ilahi ini meninggal tahun 1050 H atau 1640 M di kota Bashrah dalam perjalanannya yang ketujuh ke Mekkah dengan berjalan kaki. Filosof Sayyid Abul Hasan al-Qazwini Ra berkata: empat puluh tahun yang lalu saya bertanya tentang kuburan Mulla Shadra kepada salah seorang Arab yang tinggal di Najaf Asyraf Iraq yang sering ke kota Bashrah Iraq, orang Arab tersebut menjawab di kota Bashrah ada kuburan yang dikenal dengan kuburan Mulla Shadra Syirazi, tapi peneliti sejarah tidak pernah menemukan tanda-tanda kuburan filosof tersebut mungkin karena pengaruh perubahan tata letak kota mengakibatkan kuburan tersebut hancur, wallahu a’lam bihaqayikil umur.

Guru-guru Mulla Shadra

Mulla Shadra belajar di Qazwin kepada Syaikh Bahauddin Amili Ra dan Mir damad Ra, setelah ibukota berpindah dari Qazwin ke Ishfahan pada tahun 1006 H atau 1596 M iapun hijrah bersama kedua gurunya ke kota tersebut dan menyelesaikan pelajaran tertingginya seperti Logika, Filsafat dan Irfan di sana. Mulla Shadra banyak sekali mengambil manfaat dari kedua gurunya tersebut.


1. Syaikh Bahauddin Amili

Syaikh Bahauddin (953 – 1030 H) walaupun bukan guru pertama Mulla Shadra tetapi merupakan guru yang paling penting dan berpengaruh dalam membentuk kepribadiannya hingga mencapai kesempurnaan akhlak dan ilmu.

Dia adalah anak dari salah seorang fuqaha Libanon bernama Syaikh Husain bin Abd ash-Shamad Amili Ra. Kota Jabal Amil salah satu kota yang terletak di selatan dan penduduknya mayoritas Syiah, saat itu di bawah kekuasaan pemerintah Jabbar Usmani yang menyiksa dan membunuh banyak ulama-ulama Syiah, sehingga sebagian ulama-ulama hijrah dan berlindung di bawah pemerintahan Iran Shafawi. Syaikh Bahauddin yang saat itu berumur tujuh tahun bersama ayahnya juga hijrah ke Iran. Ayahnya sebagai Syaikh al-Islam dan menjadi wakil ruhani di kota Harat Khurosan dan Syaikh belajar dan menyelesaikan studinya di Iran kemudian dengan cepat menjadi seorang ulama yang terkenal.

Syaikh menguasai berbagai cabang ilmu seperti Fiqih, Hadis, Tafsir, Adabiyat, Matematika dan Astronomi.

2. Mir Damad

Mir Muhammad Baqir Husaini yang dikenal dengan Mir Damad adalah salah seorang ulama terbesar di zamannya dan guru terkenal yang mengajarkan filsafat peripatetik (masyai), filsafat iluminasi (isyraqi), Irfan, Fiqih dan ilmu keislaman. Ayahnya juga seorang faqih dari Istarabad (sekarang Gurgon), di masa muda Mir Damad belajar di Madrasah Khurasan setelah itu menjadi menantu (damad) ulama terkenal dari Libanon Syaikh Ali Karaky yang di kenal sebagai Muhaqqiq kedua dan penasihat agung raja Shafawi, karena ia menjadi menantu ulama tersebut maka gelar Damad yang artinya menantu melekat padanya.

Ia dilahirkan di Khurasan tahun 969 H atau 1562 M, dan menghabiskan masa remajanya di Masyhad ibukota Khurasan. Dia sangat cerdas dan cepat menamatkan semua pelajaaran dasar kemudian berangkat ke Qazwin (saat itu ibukota Pars) untuk menyempurnakan ilmunya. Semua tingkatan keilmuan dilalui dengan sempurna dan menjadi seorang ulama dan guru yang terkenal.

Mulla Shadra semasa remaja bersama ayahnya ke Qazwin bertemu dengan Mir Damad dan menjadi muridnya. Pada tahun 1006 H atau 1596 M ibukota Pars berpindah dari Qazwin ke Ishfahan maka Mir Damad pun memindahkan pengajarannya ke sana. Mulla Shadra banyak mengambil manfaat dari gurunya dan menguasai secara sempurna ilmu yang dimilikinya, ialah pewaris ilmu gurunya. Mulla Shadra sangat menghormati dan mencintai gurunya sedemikian hingga hubungan dengan gurunya sangatlah erat dan tak terputus.

Mir Damad pada tahun 1041 H atau 1631 M meninggal karena sakit dalam perjalanannya ke Iraq.

Tiga tahapan kehidupan Mulla Shadra

Kehidupan Mulla Shadra dibagi dalam tiga tahapan:

Tahapan pertama: masa menuntut ilmu dan mengkaji berbagai pemikiran-pemikiran Filsafat dan Irfan (tasawuf). Di masa ini juga pemikiran kedua gurunya -Mir Damad dan Syaikh Bahauddin- masih berpengaruh kuat pada dirinya.

Tahapan kedua: Karena tekanan dan prilaku yang buruk dari orang-orang yang hasad atas kemajuan ilmunya begitu juga dari orang yang benci karena pemikiran-pemikiran barunya yang banyak bertentangan dengan pemikiran ulama dan fuqaha saat itu dia kemudian meninggalkan Syiraz tahun 1039 H atau 1631 M dan mengasingkan dirinya ke desa Kahak dekat dengan kota suci Qum[4].

Di tempat kudus ini, ia melakukan pensucian diri dengan berkonsentrasi pada peribadatan, puasa dan riyadhah (olah batin). Ia menjalani dengan cepat tingkatan-tingkatan suluk irfani hingga sampai pada derajat spiritual tertinggi dan mukasyafah. Pada tahun 1040 H atau 1632 M kembali ke Syiraz.

Tahapan ketiga: masa menulis, mengajar dan mendidik. Masa ini merupakan hasil dari dua tahapan tersebut. Di masa ini ia menulis kitab Asfar dan karya-karya lainnya yang ditulis pada tahapan pertama kehidupannya merupakan sumber-sumber untuk penulisan kitab Asfar. Mulla Shadra kembali mengajar setelah menyelesaikan secara sempurna sair wa suluk (tangga-tangga perjalanan spiritual) dan telah tersingkap baginya hakikat-hakikat Islam, dengan perbedaan bahwa pengajaran beliau kali ini dengan ilmu syuhudi (intuisi) disertai hadis dari Rasul Saw dan Ahlulbait As. Karena penafsiran-penafsiran beliau berdasarkan kedua sumber tersebut – ilmu syuhudi dan hadis – tidak sesuai dengan apa yang dipahami secara umum oleh banyak ulama dan fuqaha, akhirnya membangkitkan kebencian dan kemarahan mereka yang berujung pada pengkafiran (tafkir) dirinya dan pengharaman membaca karya-karyanya.


Mulla Shadra setelah melewati ketiga tahapan tersebut berkata:

Segala hal yang mengantarkan kami kepada inayah (perhatian) dan hidayah Tuhan serta pengetahuan rahasia tauhid dan alam akhirat, saya berkeyakinan bahwa tak satupun pengikut filsafat peripatetik selain Aritoteles sampai kepada derajat pengetahuan tersebut dan juga saya yakin tak satupun para sufi yang sampai pada mukasyafah (penyingkapan) irfani mampu mengargumentasikan segala hal yang didapati dari mukasyafah[5].



Putra-putri Mulla Shadra


Kemungkinan besar Mulla Shadra menikah diumur 40 tahun dan dianugerahkan lima anak dua laki-laki dan tiga perempuan anak, berikut ini nama dan tahun kelahiran mereka:

1. Ummu Kulsum lahir tahun 1019 H/1609 M

2. Ibrahim lahir tahun 1021H/1611 M

3. Zubaidah lahir tahun 1024 H/1614 M

4. Nizamuddin Ahmad lahir tahun 1031 H/1621 M

5. Ma’shumah lahir tahu 1033 H/1623 M


Murid-murid Mulla Shadra

Pada tahapan ketiga kehidupan Mulla Shadra dikatakan bahwa dia kembali mengajar dan mendidik murid-muridnya di madrasah Syiraz yang bernama Khan di bangun pada zaman pemerintahan Syah Abbas Shafawi.

Di madrasah inilah dihasilkan banyak murid-muridnya yang ternama dan kemudian menjadi filosof terkenal, di bawah ini kami hanya menyebutkan murid-muridnya yang memiliki karya-karya yang banyak, seperti:

1. Mulla Muhsin Faidh Kasyani, menikah dengan Zubaidah anak ketiga Mulla Shadra

2. Mulla Abdurazzaq Lahiji yang di gelari Fayyadh, menikah dengan Ummu Kulsum anak pertama Mulla Shadra.

3. Mirza Syarafuddin Abu Ali Ibrahim, anak kedua Mulla Shadra

4. Nizamuddin Ahmad, anak keempat Mulla Shadra

5. Syaikh Husain Tankabi

6. Syah Abul Wali Syiraz

7. Mulla Muhammad Irwani

8. Muhammad bin Ridha bin Ogho Jani


Karya-karya Mulla Shadra


1. Al-Hikmah al-Muta’âliyah fi al-Asfar al-Arba’ah: kitab ini adalah magnum opusnya dan induk dari semua karya-karyanya serta paling lengkapnya pembahasan filsafat dari seorang filosof. Kitab ini terbagi dalam empat perjalanan: perjalanan dari makhluk ke Tuhan, perjalanan dari Tuhan ke Tuhan bersama Tuhan, perjalanan dari Tuhan ke makhluk bersama Tuhan, perjalanan dari makhluk ke makhluk bersama Tuhan.

2. Ittihâd al-Âqil wa al-Ma’qul: risalah ini merupakan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan khusus yang ada di kitab Asfar.

3. Ittishâf al-Mahiyat bi al-Wujud: risalah ini menjelasakan tentang bagaimana hubungan kesatuan antara esensi (mahiyat) dengan eksistensi (wujud).

4. Ajwibatu al-Masail: kandungan risalah ini tentang penjelasan kekuasaan Tuhan, substansi, pengertian aksiden dan masalah-masalah komposisi dan terbentuknya materi dan jawaban Mulla Shadra atas pertanyaan yang ditujukan kepada filosof Nashruddin Thusi dari seseorang tapi tidak terjawab, pertanyaan tersebut berkisar: gerak merupakan sebab dari waktu, penciptaan jiwa manusia, bagaimana terpancarnya kejamakan dari ketunggalan wujud..

5. Ajwibatul al-Masâil an-Nashiriyat: berisi lima persoalan antara lain: pertanyaan tentang gerak, tentang jiwa nabati, bagaimana hadirnya gambaran sesuatu dalam pikiran, perbedaan pengindraan hewan dan manusia, penciptaan jiwa setelah kematian.

6. Asrar al-Ayat wa Anwâr al-Bayyinat: Kitab ini membahas tentang ilmu-ilmu Ketuhanan, perbuatan ilahi dan ilmu tentang alam akhirat.

7. Aksirul ‘Arifin: tentang makrifat-makrifat yang tinggi, membahas tentang pembagian ilmu—ilmu dan makrifat nafs (ilmu jiwa).

8. At-Tasyakhkhush: berisi tiga bab tentang pembahasan umum wujud.

9. At-Tasawwur wa at-Tashdiq: berhubungan dengan pembahasan logika tapi khusus mengupas masalah-masalah tolok ukur kebenaran pemahaman manusia.

10. Ta’liqât ‘ala al-Hikmat al-Isyrâq: catatan-catatan kaki Mulla Shadra atas buku Syaikh Isyraq Suhrawardi.

11. Ta’liqât ‘ala al-Ilahiyyat as-Syifa: berisi penjelasan, tafsir dan kritik atas kitab Syifa Ibnu Sina.

12. At-tafsir al-Quran: berisi tafsiran dan penjelasan beberapa surah dari al-Quran, antara lain: al-Hadid, Ayatul Kursi, an-Nur, as-Sajdah, al-Fatihah, al-Baqarah, Yasin, Jum’ah, al-Waqi’ah, at-Thariq, al-‘Ala dan az-Zalzalah.

13. Huduts al-‘Âlam: penjelasan tentang hadis dan hadirnya alam materi.

14. Al-Hasyr: berisi penjelasan bahwa kebangkitan setelah hari kiamat berkaitan dengan semua makhluk bukan hanya manusia.

15. Al-Hikmat al-Arsyiyyah: Kitab ini merupakan kesimpulan kitab Asfar yang hanya memuat pikiran-pikiran Mulla Shadra.

16. Khalq al-‘Amâl: membahas masalah jabr (keterpaksaan) dan ikhtiar (kebebasan) berdasarkan argumentasi rasional dan dukungan hadis-hadis Ahlulbait As.

17. Diwâne Sy’er: kumpulan syair-syair Mulla Shadra yang dikumpulkan oleh muridnya Mulla Muhsin Kasyani.

18. Zad al-Masafir wa Zad as-Sâlik: pembahasan khusus tentang ma’ad jasmani.

19. Sarayân Nur Wujud al-Haq fi al-Maujudat: risalah ini mengkaji rahasia kebersamaan Tuhan dengan makhluk.

20. Seh Asl: kitab ini menggambarkan kepada kita bagaimana sebagian ulama dan fuqaha menampakkan kebencian dan perlawanannya kepada filosof dan ‘arif, dan juga berisi nasihat-nasihat spiritual bagi para pesuluk ilmu dan amal.

21. Syar Ushul al-Kâfi: hanya menafsirkan bab-bab tauhid dan doktrin-doktrin aqidah lainnya dalam kumpulan hadis Syiah ini.

22. Syar Hidayat al-Asiriyyah: kitab ini menafsirkan pemikiran-pemikiran aliran filsafat peripatetik.

23. Asy-Syawâhid ar-Rububiyyah fi al-Manâhij as-Sulukiyyah: Kitab ini mengulas seluruh pikiran-pikiran Mulla Shadra secara luas atau hanya memuat dotrin-dotrin aliran filsafat muta’aliyyah.

24. Al-Qadha wa al-Qadr: risalah ini memuat penjelasan tentang arti qadha dan qadar, bagaimana hadirnya keburukan dalam qadha ilahi, faktor penting dalam ikhtiar dan pengaruh doa serta manfaat ketaatan kepada Tuhan.

25. Kasr Ashnam al-Jahiliyyah: Kitab ini ditulis mengkritik prilaku orang-orang yang mengaku sufi.

26. Al-Lamâ’at al-Masyriqiyyah fi al-Mubahats al-Manthiqiyyah: Kitab ini khusus membahas masalah-masalah logika.

27. Lammiyat ikhtishash al-manthaqat bi mawdi’a mu’ayyan min al-falak.

28. Al-mabda’ wa al-ma’ad: Kitab ini membahas mulai dari tauhid sampai ilmu tentang alam akhirat.

29. Mutasyabih al-Quran: risalah ini mengkaji perkataan aliran-aliran yang bermacam dan juga kesimpulan pembahasan ayat kursi.

30. Al-Mizâj

31. Al-Masail al-Qudsiyyah: risalah ini memuat hukum-hukum tentang wujud dan wajib al-wujud, juga berisi tentang penetapan wujud pikiran dan beberapa pembahasan tentang akal dan tingkatan-tingkatannya.

32. Al-Masyâ’ir: Kitab ini berisi tentang pengertian wujud, hakikat wujud dan hal-hal partikular tentang wujud. Paling lengkapnya pembahasan tentang wujud dalam kitab ini.

33. Al-Mazahir al-Ilahiyyah fi Asrâr al-‘Ulum al-Kamâliyah: Kitab ini mengulas tentang makrifat zat, sifat dan perbuatan Tuhan. Penetapan wujud Tuhan, ahadiyyat, wahidiyyat dan asma-asma Tuhan serta hari kemudian.

34. Mafatih al-Ghaib: paling baiknya kitab berkenaan dengan tafsir al-Quran.

35. Al-Waridat al-Qalbiyyah: kitab menjelaskan tentang penyingkapan irfani atas masalah ketuhanan, tingkatan alam besar dan alam kecil (manusia) serta pentingnya pensucian diri dan menjalani maqam-maqamnya.

36. Nomeh hoye Sadr al-mutaallihin: tentang surat-surat pujian Mulla Shadra kepada gurunya Mir Damad.

37. Ashalat j’al al-Wujud: risalah yang menguraikan tentang penciptaan wujud dan secara prinsipil bersandarnya ciptaan kepada wujud.


Hikmah Muta’aliyah

Pada dasarnya hikmah dalam filsafat Mulla Shadra memiliki pengertian khusus yaitu mengenal Tuhan, sifat, perbuatan dan manifestasi-Nya.

Dalam kitab Mafâtih al-Ghaib tentang hikmah muta’aliyyah berkata: hakikat hikmah diperoleh dari ilmu laduni (hudhuri), jika seorang belum mencapai maqam ini maka tidak disebut hakim (seorang yang memiliki hikmah).

Hikmah Muta’aliyah dalam meraih makrifat menggunakan tiga sumber yaitu: argumen rasional (akal), penyingkapan (mukasyafah), al-Quran dan hadis Ahlulbait As, karenanya dikatakan paling tingginya hikmah.

Dalam kitab Asfar dia berkata bahwa argumen akal, penyingkapan dan wahyu sejalan satu sama lain dan tidak saling bertentangan, orang yang tidak mengikuti para nabi dan rasul pada dasarnya tidak memiliki hikmah dan tidak disebut sebagai hakim atau filosof ilahi. Syariat yang benar tidak mungkin bertentangan dengan akal, karena pada prinsipnya keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu makrifat Tuhan, sifat dan perbuatan-Nya.

Untuk sampai ke derajat kasyf dan syuhud maka akal harus dicahayai dengan syariat, karena hakikat-hakikat yang diperoleh lewat argumen akal jika belum menyatu dengan realitas luar maka merupakan hijab untuk mencapai hakikat-hakikat syuhudi, dengan bahasa lain kalau akal belum dicahayai oleh syariat maka segala yang dipahami akal dengan ilmu husuli tidak akan pernah mencapai ilmu huduri.

Menurut filosof ini fiqih untuk mengarahkan amal perbuatan manusia, jika prilaku manusia terarah maka kondisi jiwa manusia akan sempurna menerima pancaran ilmu dan makrifatnya dari Tuhan. Jadi fiqih merupakan pendahuluan bagi kesempurnaan ilmu dan makrifat manusia.

Dalam filsafat Mulla Shadra empat aliran berpikir – aliran peripatetik, iluminasi, kalam dan tasawuf – tergabung secara sempurna dan melahirkan aliran baru filsafat yang disebut Hikmah al-Muta’aliyah, aliran filsafat ini walaupun secara metodologi sama dengan empat aliran di atas tapi pemikiran yang dihasilkannya sangat jauh berbeda. Karenanya aliran filsafat ini dikatakan sebagai aliran yang berdiri sendiri dan sebuah pandangan dunia yang baru.

Aliran filsafat Mulla Shadra mampu menggabungkan antara dotrin Islam dengan pemikiran filsafat. Al-Quran dan hadis dijadikan tumpuan dan sumber ilham untuk menyelesaikan setiap persoalan dan pembahasan yang rumit dalam filsafat. Inilah salah satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh aliran-aliran filsafat lainnya. Penggabungan dua unsur tersebut menjadikan karya-karya filsafatnya sebuah kitab tafsir agama dan begitu juga sebaliknya kitab tafsir al-Quran dan hadis bisa dinamakan sebuah kitab filsafat. [*]

[1] . Dua tahun setelah kelahiran filosof Descartes.

[2] . Beliau adalah salah seorang marja’ besar di Najaf Asyraf Iraq, menulis banyak buku dalam bidang fiqih, Ushul fiqih, tafsir dan filsafat khususnya mendalami filsafat Mulla Shadra.

[3] . Nama lengkap kitab ini al-Hikmah al-Muta’aliyah fi al-Asfar al-Arba’ah al-Aqliyah. Karya yang terbesar dan terlengkap dalam membahas dotrin-dotrin filsafat dan kritik atas seluruh pemikiran-pemikiran filosof lainnya serta mengungkapkan pemikirannya sendiri di akhir setiap pembahasan.

[4] . Kota suci Qom saat itu belum menjadi kota ilmu dan filsafat, di sini dikuburkan anak perempuan Imam Syiah yang ketujuh (Imam Musa Kazim As) dan saudara perempuan Imam Syiah kedelapan (Imam Ridha As) bernama Sayyidah Ma’shumah.

[5] . Mukasyafah dan musyahadah dari sisi arti sangatlah dekat, dengan perbedaan bahwa mukasyafah lebih sempurna dari musyahadah. Mukasyaafah yaitu jiwa manusia sampai pada tingkat dimana hakikat-hakikat batin dan perkara-perkara akal tersingkap baginya tanpa
berpikir dan berkehendak.


SOURCE

LOGIKA

Logika 300x271 Logika

Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika adalah salah satu cabang filsafat.

Sebagai ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin: logica scientia) atau ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur.

Ilmu disini mengacu pada kemampuan rasional untuk mengetahui dan kecakapan mengacu pada kesanggupan akal budi untuk mewujudkan pengetahuan ke dalam tindakan. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal.

Logika sebagai ilmu pengetahuan

Logika merupakan sebuah ilmu pengetahuan dimana obyek materialnya adalah berpikir (khususnya penalaran/proses penalaran) dan obyek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya.

Logika sebagai cabang filsafat

Logika adalah sebuah cabang filsafat yang praktis. Praktis disini berarti logika dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Logika lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani. Dalam usaha untuk memasarkan pikiran-pikirannya serta pendapat-pendapatnya, filsuf-filsuf Yunani kuno tidak jarang mencoba membantah pikiran yang lain dengan menunjukkan kesesatan penalarannya.

Logika digunakan untuk melakukan pembuktian. Logika mengatakan yang bentuk inferensi yang berlaku dan yang tidak. Secara tradisional, logika dipelajari sebagai cabang filosofi, tetapi juga bisa dianggap sebagai cabang matematika. logika tidak bisa dihindarkan dalam proses hidup mencari kebenaran.

Dasar-dasar Logika

Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan (premis). Logika silogistik tradisional Aristoteles dan logika simbolik modern adalah contoh-contoh dari logika formal.

Dasar penalaran dalam logika ada dua, yakni deduktif dan induktif. Penalaran deduktif—kadang disebut logika deduktif—adalah penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Argumen dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Argumen deduktif dinyatakan valid atau tidak valid, bukan benar atau salah. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.


Contoh argumen deduktif:


1. Setiap mamalia punya sebuah jantung

2. Semua kuda adalah mamalia

3. Setiap kuda punya sebuah jantung

Penalaran induktif—kadang disebut logika induktif—adalah penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum.


Contoh argumen induktif:

1. Kuda Sumba punya sebuah jantung

2. Kuda Australia punya sebuah jantung

3. Kuda Amerika punya sebuah jantung

4. Kuda Inggris punya sebuah jantung

5. …

6. Setiap kuda punya sebuah jantung

Di bawah ini menunjukkan beberapa ciri utama yang membedakan penalaran induktif dan deduktif.

Deduktif

Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar

Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis.

Induktif

Jika premis benar, kesimpulan mungkin benar, tapi tak pasti benar.

Kesimpulan memuat informasi yang tak ada, bahkan secara implisit, dalam premis.

Sejarah Logika

Masa Yunani Kuno

Logika dimulai sejak Thales (624 SM – 548 SM), filsuf Yunani pertama yang meninggalkan segala dongeng, takhayul, dan cerita-cerita isapan jempol dan berpaling kepada akal budi untuk memecahkan rahasia alam semesta.

Thales mengatakan bahwa air adalah arkhe (Yunani) yang berarti prinsip atau asas utama alam semesta. Saat itu Thales telah mengenalkan logika induktif.

Aristoteles kemudian mengenalkan logika sebagai ilmu, yang kemudian disebut logica scientica. Aristoteles mengatakan bahwa Thales menarik kesimpulan bahwa air adalah arkhe alam semesta dengan alasan bahwa air adalah jiwa segala sesuatu.

Dalam logika Thales, air adalah arkhe alam semesta, yang menurut Aristoteles disimpulkan dari:

* Air adalah jiwa tumbuh-tumbuhan (karena tanpa air tumbuhan mati)

* Air adalah jiwa hewan dan jiwa manusia

* Air jugalah uap

* Air jugalah es

Jadi, air adalah jiwa dari segala sesuatu, yang berarti, air adalah arkhe alam semesta.

Sejak saat Thales sang filsuf mengenalkan pernyataannya, logika telah mulai dikembangkan. Kaum Sofis beserta Plato (427 SM-347 SM) juga telah merintis dan memberikan saran-saran dalam bidang ini.

Pada masa Aristoteles logika masih disebut dengan analitica , yang secara khusus meneliti berbagai argumentasi yang berangkat dari proposisi yang benar, dan dialektika yang secara khusus meneliti argumentasi yang berangkat dari proposisi yang masih diragukan kebenarannya. Inti dari logika Aristoteles adalah silogisme.

Buku Aristoteles to Oraganon (alat) berjumlah enam, yaitu:

1. Categoriae menguraikan pengertian-pengertian

2. De interpretatione tentang keputusan-keputusan

3. Analytica Posteriora tentang pembuktian.

4. Analytica Priora tentang Silogisme.

5. Topica tentang argumentasi dan metode berdebat.

6. De sohisticis elenchis tentang kesesatan dan kekeliruan berpikir.

Pada 370 SM – 288 SM Theophrastus, murid Aristoteles yang menjadi pemimpin Lyceum, melanjutkan pengembangn logika.

Istilah logika untuk pertama kalinya dikenalkan oleh Zeno dari Citium 334 SM – 226 SM pelopor Kaum Stoa. Sistematisasi logika terjadi pada masa Galenus (130 M – 201 M) dan Sextus Empiricus 200 M, dua orang dokter medis yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Porohyus (232 – 305) membuat suatu pengantar (eisagoge) pada Categoriae, salah satu buku Aristoteles.

Boethius (480-524) menerjemahkan Eisagoge Porphyrius ke dalam bahasa Latin dan menambahkan komentar- komentarnya.

Johanes Damascenus (674 – 749) menerbitkan Fons Scienteae.

Abad pertengahan dan logika modern

Pada abad 9 hingga abad 15, buku-buku Aristoteles seperti De Interpretatione, Eisagoge oleh Porphyus dan karya Boethius masih digunakan.

Thomas Aquinas 1224-1274 dan kawan-kawannya berusaha mengadakan sistematisasi logika.

Lahirlah logika modern dengan tokoh-tokoh seperti:

* Petrus Hispanus (1210 – 1278)

* Roger Bacon (1214-1292)

* Raymundus Lullus (1232 -1315) yang menemukan metode logika baru yang dinamakan Ars Magna, yang merupakan semacam aljabar pengertian.

* William Ocham (1295 – 1349)

Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas Hobbes (1588 – 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632-1704) dalam An Essay Concerning Human Understanding

Francis Bacon (1561 – 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam bukunya Novum Organum Scientiarum.

J.S. Mills (1806 – 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam bukunya System of Logic

Lalu logika diperkaya dengan hadirnya pelopor-pelopor logika simbolik seperti:

* Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) menyusun logika aljabar berdasarkan Ars Magna dari Raymundus Lullus. Logika ini bertujuan menyederhanakan pekerjaan akal budi dan lebih mempertajam kepastian.

* George Boole (1815-1864)

* John Venn (1834-1923)

* Gottlob Frege (1848 – 1925)

Lalu Chares Sanders Peirce (1839-1914), seorang filsuf Amerika Serikat yang pernah mengajar di John Hopkins University,melengkapi logika simbolik dengan karya-karya tulisnya. Ia memperkenalkan dalil Peirce (Peirce’s Law) yang menafsirkan logika selaku teori umum mengenai tanda (general theory of signs)

Puncak kejayaan logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 – 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 – 1970).

Logika simbolik lalu diteruskan oleh Ludwig Wittgenstein (1889-1951), Rudolf Carnap (1891-1970), Kurt Godel (1906-1978), dan lain-lain.

Logika sebagai matematika murni

Logika masuk kedalam kategori matematika murni karena matematika adalah logika yang tersistematisasi. Matematika adalah pendekatan logika kepada metode ilmu ukur yang menggunakan tanda-tanda atau simbol-simbol matematik (logika simbolik). Logika tersistematisasi dikenalkan oleh dua orang dokter medis, Galenus (130-201 M) dan Sextus Empiricus (sekitar 200 M) yang mengembangkan logika dengan menerapkan metode geometri.

Puncak logika simbolik terjadi pada tahun 1910-1913 dengan terbitnya Principia Mathematica tiga jilid yang merupakan karya bersama Alfred North Whitehead (1861 – 1914) dan Bertrand Arthur William Russel (1872 – 1970).

Kegunaan logika

1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.

2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.

3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri.

4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis

5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpkir, kekeliruan serta kesesatan.

6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

7. Terhindar dari klenik , gugon-tuhon ( bahasa Jawa )

8. Apabila sudah mampu berpikir rasional,kritis ,lurus,metodis dan analitis sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri seseorang.

Logika alamiah

Logika alamiah adalah kinerja akal budi manusia yang berpikir secara tepat dan lurus sebelum dipengaruhi oleh keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan yang subyektif. Kemampuan logika alamiah manusia ada sejak lahir.

Logika ilmiah

Logika ilmiah memperhalus, mempertajam pikiran serta akal budi.

Logika ilmiah menjadi ilmu khusus yang merumuskan azas-azas yang harus ditepati dalam setiap pemikiran. Berkat pertolongan logika ilmiah inilah akal budi dapat bekerja dengan lebih tepat, lebih teliti, lebih mudah dan lebih aman. Logika ilmiah dimaksudkan untuk menghindarkan kesesatan atau, paling tidak, dikurangi. [*] Wikipedia.

****

Referensi

1. Pengantar Logika. Asas-asas penalaran sistematis. Oleh Jan Hendrik Rapar. Penerbit Kanisius. ISBN 979-497-676-8

2. Logika Selayang Pandang. Oleh Alex Lanur OFM. Penerbit Kanisius 1983. ISBN 979-413-124-5


SOURCE

Facebook Lakukan Percobaan Teknologi Pendeteksi Wajah

Facebook Lakukan Percobaan Teknologi Pendeteksi Wajah


BIASANYA, ketika seorang pengguna Facebook ingin men-tag seseorang di sebuah foto untuk mengidentifikasi mereka, maka si pengguna harus mengklik wajah setiap orang dan kemudian pilih nama mereka dari daftar drop-down.


Namun, dengan sistem baru yang dibuat oleh Facebook, yaitu sebuah perangkat lunak yang dapat mendeteksi wajah-wajah dalam foto, pilih mereka, dan meminta pengguna untuk menjawab pertanyaan – ‘wajah siapa ini? “, ini dapat memudahkan dalam penandaaan seseorang.


Seperti yang dikutip dari blog Facebook, perangkat lunak ini adalah teknologi pendeteksi wajah yang sama yang digunakan oleh kebanyakan kamera digital.


Sam Odio, manager produk foto Facebook, menulis di blog: “Dengan fitur baru ini, penandaan lebih cepat karena Anda tidak perlu memilih wajah. Ini sudah dipilih untuk Anda, seperti empat persegi panjang yang Anda lihat di sekitar wajah teman Anda ketika Anda mengambil foto dengan kamera digital modern. Semua yang masih tersisa untuk Anda lakukan adalah mengetikkan nama dan tekan enter. Keren, ya? ”


Dia menambahkan: “Fitur penandaan baru sedang dalam percobaan. Ini akan dilakukan untuk melakukan posting di masa depan yang berguna untuk pekerjaan browsing, upload dan penandaan.”



SOURCE

Blog Archive