Thursday, July 7, 2011

"Teleglass T3-F" TV Terkecil di Dunia




Scalar, perusahaan dari Jepang mengembangkan televisi berkabel terkecil di dunia. Televisi ini diberi nama Teleglass T3-F. Televisi ini menempel pada sebauh kacamata yang dapat digunakan sebagai aksesoris. Televisi ini diatur menggunakan sebuah pengatur berupa remote tangan.

Televisi ini ditujukan bagi pengguna kereta apai di Jepang yang sangat padat. Berat televisi ini hanya 35 gram dengan ukuran 0.24 inci. Sedangkan ketajaman televisi ini mencapai 320x240 pixel, sama dengan ketacaman televisi 28 inci yang biasa digunakan di rumah.

Televisi seharga 1000 dolar Amerika juga dapat disambungkan pada i-pod sehingga dapat menonton video yang tersimpan di dalam i-pod.



sumber : http://www.duniapustaka.org/2010/06/tv-terkecil-di-dunia.html

Galaksi Bimasakti Terancam Bertabrakan Dengan Awan Raksasa




Galaksi Bimasakti terancam di Tabrak Awan Raksasa, Gumpalan awan raksasa yang mengandung gas hidrogen dalam volume yang sangat besar tengah melesat mendekati piringan Galaksi Bimasakti,tempat tata surya kita bernaung.

Tabrakan dahsyat yang diperkirakan terjadi antara 20-40 juta tahun lagi akan menghasilkan kembang api raksasa yang spektakuler sekaligus memusnahkan segala bentuk-bentuk kehidupan.Objek tersebut diberi nama Awan Smith, diambil dari nama GailSmith, seorang astronom AS yang mendeteksinya pertama kali pada tahun 1963 saat meneliti di Universitas Leiden, Belanda.

Sejak ditemukan, para astronom masih berdebat apakah awan tersebut benar-benar mendekati galaksi Bimasakti atau menjauhinya. Rekaman data yang ada selama ini masih terbatas dan tidak jelas apakah objek tersebut bagian dari kabut Bimasakti atau masih bergerak ke arahnya.

Sejauh ini, para peneliti hanya mendeteksi gas dan tidak ada satupun bintang di dalamnya. Satu-satunya cara melihtanya adalah dengan teleskop radio karena gas dingin tidak memancarkan cahaya, tetapi memantulkan gelombang radio.
Jika dilihat dari Bumi, lebar gumpalan awan tersebut sebanding dengan 30 kali lebar Bulan.

Dari kepala ke ujung ekornya cukup untuk menyelimuti rasi bintang Orion. Hasil pengamatan baru menggunakan teleskop radio terkendali paling besar di dunia, Teleskop Green Bank (GBT) di Virginia Barat, AS,menunjukkan bahwa objek tersebut bergerak ke arah galaksi Bimasakti.

Bahkan seperti dilaporkan gabungan tim astronom dari Observatorium Astronomi Radio Nasional AS (NRAO) dan Universitas Winconsin Whitewater dalam pertemuan Masyarakat Astronomi Amerika ke-211 di Austin, Texas baru-baru ini, gaya dorongnya telah menyentuh kabut Bimasakti.

“Jika tabrakan terjadi, hal tersebut akan memicu lahirnya formasi bintang-bintang baru. Akan banyak bintang raksasa yang terbentuk, berumur pendek, dan meledak sebagai supernova yang memancarkan cahaya menyilaukan,” ujar Ketua tim peneliti, DR. Felix Lockman, dari NRAO.

Sebab, Awan Smith membawa energi sangat besar berupa gas hidrogen yang cukup untuk membentuk jutaan bintang seukuran Matahari. Awan Smith merupakan gumpalan gas yang berukuran panjang mencapai 11.000 tahun cahaya dan lebar 2.500 tahun cahaya.

Objek tersebut saat ini berada 40.000 tahun cahaya dari Bumi dan 8.000 tahun cahaya dari piringan Bimasakti.Objek yang pantas disebut kabut monster di ruang kosmos ini bergerak dengan kecepatan 240 kilometer perdetik dan diperkirakan menabrak piringan galaksi Bimasakti dengan kemiringan 45 derajat.

Tabrakan akan terjadi di pinggir piringan Bimasakti yang jarak ke pusatnya hampir sama dengan jarak tata surya kita ke pusat galaksi. Namun, posisinya jauh dari tata surya kita, diperkirakan berjarak 90 derajat terhadap pusat piringan.

“Kami tidak tahu dari mana asalnya, apalagi orbitnya membingungkan, namun kami katakan bahwa ia mulai berinteraksi dengan bagian terluar Bimasakti,” tandas Lockman.bertabrakan.


sumber :
http://www.duniapustaka.org/2010/06/galaksi-bimasakti-terancam-bertabrakan.html

Ilmuwan : "600 Juta Tahun Lalu Bentuk Bumi Sebesar 'Benih'"


Bentuk semesta 600 juta tahun setelah Big Bang ibarat sebuah 'benih'.


WASHINGTON - Teleskop luar angkasa Hubble menangkap sebuah citra yang menampakkan tampilan semesta saat pertamakali terbentuk.

Para ahli memperkirakan citra tersebut merupakan gambaran semesta sekira 600 juta tahun setelah peristiwa ledakan besar yang dikenal dalam ilmu sains dengan istilah Big Bang. Kala itu, alam semesta boleh dibilang masih kanak-kanak.

Hasil pencitraan tersebut dirilis awal pekan ini pada pertemuan penting bidang astronomi American Astronomical Society. Para ilmuwan menilai, sejauh ini citra tersebut merupakan citra terlengkap yang menggambarkan semesta saat baru terbentuk.

Pada citra tersebut terlihat sebuah galaksi yang dipenuhi bintang berusia jutaan tahun, yang kemudian menjadi kelompok bintang pertama. Galaksi yang masih sangat muda ini belum memiliki bentuk khusus seperti spiral atau lonjong. Ukurannya pun masih lebih kecil dari ukuran sekarang dan warnanya biru.

'Hal itu dikarenakan pada tahap awal galaksi belum terlalu banyak mengandung bahan logam berat,' kata astronom dari University of California Garth Illingworth, seperti dikutip dari English People, Rabu (6/1/2010).

'Kami melihat galaksi yang sangat kecil. Mirip sebuah 'benih' yang kemudian berkembang menjadi galaksi besar di masa sekarang,' tambah Illingworth. Sampai pada tahun lalu ketika Teleskop Hubble milik NASA diperbaiki dan diperbaharui, masa terlampau alam semesta yang bisa dilihat para astronom adalah sekira 900 juta tahun setelah Big Bang.

Hubble dinilai sangat membantu dalam menentukan usia alam semesta sekira 13,7 miliar tahun. Penentuan ini pada akhirnya menuntaskan perdebatan ilmiah beberapa dekade lampau tentang usia alam semesta.


sumber : okezone.com

Teleskop Kepler Temukan Lima Planet Baru




WASHINGTON - Teleskop Kepler milik NASA menemukan lima exoplanet baru. Exoplanet adalah planet yang mengorbit bintang selain matahari di luar sistem tata surya.

NASA menyebutkan, kelima exoplanet yang ditemukan tersebut kemudian diberi kode Kepler 4b, 5b, 6b, 7b dan 8b. Menurut NASA, ditemukannya planet-planet tersebut agaknya menjadi pembenaran bahwa teleskop Kepler merupakan perangkat yang canggih untuk menemukan planet lain yang mirip Bumi. NASA pun optimis teleskop tersebut bisa mencapai target yang ingin dicapai dalam bidang sains.

Misi Kepler NASA yang dimulai pada 6 Maret tahun lalu dirancang untuk meneliti lebih dari 150.000 bintang guna menemukan planet serupa matahari. Dalam pernyataannya kepada publik seperti dikutip dari CNet, Selasa (5/1/2010) NASA menjelaskan bahwa misi Kepler pada akhirnya memiliki tujuan untuk menentukan apakah kita benar-benar 'sendiri' di galaksi ini.

'Kami memperkirakan, planet-planet seukuran Jupiter tersebut menjadi planet pertama yang terdeteksi oleh Kepler. Kita hanya tinggal menunggu waktu hingga Kepler menemukan planet lain yang lebih kecil dengan periode orbit yang lebih lama. Hal itu akan membawa kita semakin mendekati penemuan planet mirip Bumi,' kata kepala astrofisika NASA Jon Morse.

Lima planet disebut yang kemudian dinamakan sebagai 'hot Jupiter' tersebut rata-rata memiliki ukuran sebesar Neptunus atau lebih besar dari Jupiter. Waktu orbit mereka berkisar antara 3,3 hari sampai 4,9 hari. Temperatur suhu planet mencapai sekira 26.000 derajat Fahrenheit, cukup panas untuk melelehkan timah atau besi. Itu artinya, kelima planet tidak mungkin ditinggali manusia karena suhunya terlalu panas.

Kepler merupakan salah satu perangkat canggih NASA untuk mengidentifikasi planet. Perangkat tersebut mencari planet dengan mengukur tingkat kecerahan cahaya yang dipantulkan sebuah bintang. Kepler akan terus menjalankan misinya mencari planet hingga November 2012. NASA sangat optimis, Kepler hanya akan memerlukan waktu kurang dari tiga tahun untuk menemukan planet-planet serupa Bumi. (rah)


sumber : http://www.duniapustaka.org/2010/06/teleskop-kepler-temukan-lima-planet.html

Teknologi Pemindai "Telanjang" Tercanggih Saat Ini

scanner telanjangPemindai 'telanjang' canggih rencananya akan dipasang di semua bandara di dunia. Pemakaian pemindai canggih ini dimaksudkan untuk memperketat keamanan agar penyelundup tidak bisa menyusupkan barang terlarang ke kabin pesawat. Namun sebagian besar pengamat etika menyebut perangkat tersebut sama saja seperti ‘menelanjangi’ objek yang dipindainya.

Secara pasti hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan para pengunjung bandara. karena,layar pemindai yang berada di hadapan petugas bandara menampilkan bentuk badan para penumpang dengan sangat jelas. Itu sebabnya, masih banyak negara di seluruh dunia yang berpikir ulang untuk memasang perangkat tersebut di bandara mereka.

Uni Eropa sendiri terpaksa menunda pemasangan perangkat pemindai terbaru di beberapa bandara mereka. Karena pemasangan perangkat ini terganjal permasalahan etika karena dinilai terlalu ‘telanjang.’

Di Amerika Serikat, hingga saat ini tercatat sudah ada 19 bandara yang menggunakan teknologi pemindai tersebut. Sementara Uni Eropa masih mempertimbangkan berbagai hal untuk menggunakan teknologi senilai USD190.000 atau Rp. 1,7 miliar ini.

Kontroversi tersebut pada akhirnya mendorong parlemen Amerika Serikat untuk ikut-ikutan melarang penggunaannya secara massal. Melalui proses voting, lebih dari 70 persen anggota parlemen Amerika Serikat menyatakan untuk menunda pemakaian pemindai canggih tersebut sementara waktu karena alasan privasi.

Alasan utama dalam pembuatan pemindai telanjang ini, karena banyak benda terlarang yang tidak sanggup lagi terdeteksi oleh metal detector. Di satu sisi manfaatnya sangat besar bagi keselamatan penerbangan dan bisa menggagalkan penyelundupan, namun di sisi lain aspek moral akan tidak terpakai sama sekali alias tidak manusiawi. Bagaimana pendapat Anda???



sumber : http://www.duniapustaka.org/2010/06/pemindai-telanjang-tercanggih-saat-ini.html

Blog Archive