Saturday, January 15, 2011

NASA Secara Resmi Mengumumkan Telah Menemukan Tempat Tinggal Alien




Makhluk Alien yang dikenal melalui film tergambar sosok yang mengerikan bentuknya walau mirip manusia tapi banyak keunikan.

Ternyata makhluk tersebut menurut NASA benar benar ada bahkan terdapat sekitar 400 planet sebagai tempat tinggalnya.

Penemuan ini secara tak sengaja ketika pesawat luar angkasa Kepler, NASA mencari planet mirip bumi tapi malah menemukan sekitar 400 bintang yang diduga sebagai tempat tinggal Alien diantara 156 ribu bintang.

Penemuan ini diumumkan oleh NASA sebagai hasil bagian penelusuran ruang angkasa selama 43 hari oleh tim peneliti Kepler.

Pesawat Kepler memonitor bintang untuk melihat terjadinya perubahan cahaya dan mengindikasikan keberadaan planet milik Alien yang melewati bumi.

“Ini merupakan data paling berharga, terpanjang dan terbesar mengenai set fotometri bintang,” ujar David Koch, wakil penyelidik utama misi dari Ames Research Center, NASA, di Moffett Field, California, seperti dikutip Yahoo News.

David juga mensinyalir bahwa penemuan ini akan terus berkembang semakin mendekati kebenaran.

Dengan mengukur penurunan cahaya bintang saat planet melintas atau transit di depan mereka, astronom dapat mengurangi jumlah planet itu sendiri.

Berdasarkan data tersebut, astronom telah menemukan lebih dari 400 planet yang mungkin didiami oleh alien di sekitar bintang dalam sistem tata surya. Ini termasuk enam penemuan baru oleh pengamat asal Prancis yang telah diumumkan di awal minggu ini

Tumbangkan Arema Indonesia, Sriwijaya FC Juara Piala Indonesia 2010

Hasil final piala Indonesia 2010 antara Arema Indonesia vs Sriwijaya FC dimenangkan oleh Sriwijaya FC dengan skor 1-2. Dan akhirnya Sriwijaya FC (SFC) membuat rekor. Tim asuhan Rahmad Darmawan ini sukses menjuarai Piala Indonesia 2010, atau mencetak hat-trick, setelah mengalahkan Arema Indonesia 2-1 pada final Piala Indonesia di Stadion Manahan Solo, Minggu (1/8/2010). Sebab, ini sukses SFC ketiga kalinya secara berturut-turut.

Gol SFC dicetak oleh Keith Kayamba menit ke-48 dan Pavel Solomin menit ke-79. Sedangkan gol Arema disumbangkan M Ridhuan menit ke-70.

Ini juga menjadi perpisahan indah buat pelatih Rahmad Darmawan. Musim depan dia sudah pasti meninggalkan SFC, tapi sudah mempersembahkan tiga gelar Piala Indonesia dan satu gelar Indonesia Super League.

Pertandingan ini sempat berlangsung dalam situasi yang panas. Terutama setelah penyerang Arema, Noh Alamsyah, terkena kartu merah di akhir babak pertama.

Menjelang babak kedua, pertandingan terhenti hampir satu jam. Sebab, Kapolda Jateng meminta ada pergantian wasit dengan alasan agar penonton tak terpancing emosi. Namun, permintaan ini tak dipenuhi PSSI. Wasit tetap Jimmy Napitupulu.

Memasuki babak kedua, SFC semakin dominan karena unggul jumlah pemain. Sebuah tendangan penjuru pada menit ke-48, Keith Kayamba sukses membawa SFC unggul 1-0, setelah menanduk bola tendangan penjuru.

Ini membuat Arema terus berusaha membalas. Namun, usaha mereka baru sukses pada menit ke-70, setelah M Ridhuan sukses memotong umpan silang.

Sayangnya, pertahanan Arema lengah. Pada menit ke-79, Arema berniat melakukan jebakan offside saat SFC membuat umpan terobosan. Namun, Pavel Solomin muncul dari belakang memburu bola hingga dia tak offside. Dengan bebas, dia melesakkan bola ke gawang Arema, sekaligus menentukan kemenangan SFC.

"Star Gate Project" Paranormal Dalam Intelejen Amerika

'Yang memampukan seorang penguasa bijak dan jenderal yang baik untuk bisa menyerang, menaklukkan dan mencapai hasil yang melebihi jangkauan manusia biasa adalah informasi awal.'

-- Sun Tzu - The Art of War --
Sun Tzu, mengucapkan kalimat tersebut 2.500 tahun yang lalu, namun pesan ini sungguh masih relevan hingga saat ini.

Mengumpulkan informasi mengenai kondisi musuh adalah salah satu kunci kemenangan dalam peperangan dan taktik ini merupakan sebuah praktek yang lazim dilakukan di dunia intelijen.

Namun, ketika intelijen di dunia Timur mulai menggunakan teknologi-teknologi barat yang canggih, Intelijen dunia barat malah kembali ke cara-cara tradisional yang populer di kebudayaan timur. Ini tercermin dari proyek rahasia CIA yang bocor ke publik tahun 1995, yaitu proyek Stargate.


Proyek Rahasia Stargate
Proyek ini adalah proyek rahasia pemerintah Amerika Serikat yang dijalankan oleh CIA, bekerja sama dengan badan intelijen dan militer lainnya seperti NSA (National Security Agency) dan angkatan darat. Proyek ini mulai aktif sekitar tahun 1970an hingga ditutup pada tanggal 30 Juni 1995.

Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki fenomena paranormal seperti remote viewing (kemampuan mendapatkan informasi tertentu dari jarak jauh tanpa harus berada di lokasi), Precognition (meramalkan suatu peristiwa yang akan terjadi di masa datang) dan Telekinesis (memindahkan sebuah objek tanpa menyentuhnya).

Walaupun kedengarannya mengada-ngada, namun penggunaan teknik Remote Viewing misalnya, telah dipakai oleh intelijen Amerika pada beberapa black operation di masa lampau. Salah satu tokoh yang dikenal ahli dalam penggunaan teknik ini adalah Ingo Swann, yang di kemudian hari menjadi otak dari Stargate. Ingo Swann juga adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah Remote Viewing.

Ingo Swann

Tentu saja, CIA tidak sekedar hanya tertarik menyelidiki fenomena ini. Mereka juga menyelidiki kemungkinan penggunaannya di dalam dunia intelijen.

Dalam proyek ini, para peneliti mengembangkan satu set protokol yang dimaksudkan untuk membuat pengalaman-pengalaman paranormal seperti remote viewing menjadi lebih scientific. Mereka juga secara aktif berusaha menemukan metode yang bisa meminimalisir ketidakakuratannya.

Proyek ini dianggap sebagai usaha terakhir dalam komunitas intelijen Amerika dan para 'viewers' ini hanya akan diberi tugas jika semua usaha lain telah dicoba dan gagal.

Pada masa jayanya, proyek ini memiliki laboratorium penelitian hingga 14 unit di seluruh Amerika dan paling tidak ada 22 remote viewers yang bekerja untuk menyediakan data intelijen.

Ketika proyek ini ditutup pada tahun 1995, paling tidak masih ada tiga orang remote viewer yang masih aktif di CIA.

Remote Viewing dan Intelijen
Ketika tugas diberikan, seorang viewer akan masuk ke sebuah ruangan bersama seorang pemandu. Di ruangan ini viewer akan memproyeksikan pikirannya sambil berusaha tetap menjaga kesadarannya.

Sang pemandu kemudian akan menunjukkan sebuah lokasi atau kordinat sebuah wilayah di peta, lalu meminta viewer untuk mulai memproyeksikan pikirannya. Kemudian pemandu akan menanyakan apa yang dilihatnya. Sang viewer kemudian membuat catatan dan sketsa untuk menggambarkan impresi yang didapatkannya.

Salah satu aspek penting dalam teknik ini adalah, sang viewer tidak boleh memberikan penilaiannya sendiri atas impresi yang didapat. Jika ini diabaikan, maka impresi yang dihasilkan akan menjadi tidak akurat.

Tidak selesai sampai disitu, Jika viewer telah mendapatkan beberapa informasi, maka Informasi ini masih harus diverifikasi oleh pihak lain untuk menemukan penafsiran yang cukup tepat.

Walaupun informasi yang didapat para viewer tidak selalu berguna, namun, para viewer di proyek Stargate terbukti pernah menghasilkan beberapa informasi intelijen yang cukup luar biasa.

Keith Harary
Keith Harary adalah salah satu remote viewer yang direkrut ke dalam proyek Stargate.

Pada tahun 1979, terjadi krisis penyanderaan warga Amerika di Iran, atau yang lebih dikenal dengan sebutan
Iran Contra.

Keith diminta untuk menyelidiki situasi di Iran dengan remote Viewing. Kemudian, Keith mulai memproyeksikan pikirannya.

Dari penglihatannya, Ia berhasil mengetahui kalau salah satu warga Amerika yang disandera di Iran 'mengalami Nausea (Perasaan selalu ingin muntah) dengan satu sisi tubuhnya terluka/rusak' dan sandera itu 'akan dibawa pulang dengan pesawat terbang beberapa hari kemudian'.

Informasi ini cukup akurat. Seorang sandera yang bernama Richard Queen ternyata mengidap lemah otot, mata rabun, kordinasi tubuh yang kacau balau, vertigo dan multiple sclerosis yang mempengaruhi saraf di satu sisi tubuhnya. Akibatnya, Queen dilepas oleh para penyandera di Iran dan presiden Jimmy Carter mengirim sebuah pesawat untuk membawanya pulang.

Joseph McMoneagle
Lain lagi kisah Joseph McMoneagle, juga seorang Viewer. Pada tahun 1979, ketika perang dingin masih berlangsung antara Rusia dan Amerika, ia berhasil mengetahui informasi mengenai jadwal peluncuran kapal selam Rusia terbaru.

Ia mengatakan kalau kapal selam itu akan diluncurkan empat bulan setelah prediksinya, yaitu sekitar bulan Januari 1980.

Foto satelit yang didapatkan oleh intelijen Amerika menunjukkan akurasi prediksi ini. Di antara rekan-rekannya di Stargate, McMoneagle memang dikenal mampu memprediksi sebuah peristiwa beberapa bulan sebelum terjadi.

Jadi, kemampuan yang dimilikinya lebih kearah precognitive dibanding remote viewing.

Kemampuan ini didapatkannya ketika ia mengalami Near Death Experience (pengalaman hampir mati) di tahun 1970an. Setelah itu, ia mulai mendapatkan pengalaman-pengalaman paranormal yang membuatnya direkrut ke dalam proyek Stargate.

Patrick Price
Patrick Price adalah seorang remote viewer yang lain. Berbeda dengan viewer lainnya, Patrick memiliki akurasi yang sangat luar biasa. Di dalam proyek Stargate, kemampuannya boleh dibilang menyamai Ingo Swann, sang otak dari Stargate, dan persaingan di antara keduanya telah melegenda di kalangan CIA.

Pada tahun 1973, Patrick diberikan sebuah kordinat di wilayah Rusia dan diminta mendeskripsikan impresi yang didapatkannya mengenai wilayah tersebut. Hasilnya, para petinggi militer terkejut karena ia mendeskripsikan adanya sebuah fasilitas militer super rahasia di tempat itu.

Patrick yang tidak memiliki latar belakang militer atau intelijen bahkan mampu menyediakan daftar nama proyek yang berhubungan dengan aktifitas yang sedang berlangsung, termasuk proyek yang sangat sensitif dan rahasia. Ia bahkan bisa menyebut nama kode untuk fasilitas itu, tata letaknya dan nama orang-orang yang terlibat dalam proyek rahasia itu secara akurat.

Salah seorang petinggi CIA pernah mendeskripsikan Patrick dengan kalimat 'He was extraordinarily accurate, unbelievably accurate'.

Sekarang kalian tahu mengapa Uni Sovyet bisa runtuh dan takluk dengan Amerika Serikat.
Sayangnya Patrick meninggal pada tanggal 14 Juli 1975 sebelum sempat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi.

Paul H Smith
Pada tanggal 17 Mei 1987, Iran meluncurkan sebuah rudal yang kemudian menghancurkan kapal fregat Stark milik Amerika Serikat. Peristiwa ini mengejutkan dunia, namun tidak bagi mereka yang terlibat di Stargate karena tiga hari sebelumnya, salah seorang viewer bernama Paul H Smith telah memprediksinya.

Dalam bukunya yang berjudul 'Reading the Enemy's Mind: Inside Star Gate: America's Psychic Espionage Program', Smith mengatakan kalau ada rekannya di Stargate yang bahkan bisa membengkokkan sendok dengan pikirannya.

Mengenai ditutupnya proyek Stargate, Smith menyalahkan birokrat di pemerintahan Amerika yang skeptis dan takut untuk mengambil risiko.

Lyn Buchanan
Lyn Buchanan adalah seorang sersan yang direkrut ke dalam proyek Stargate. Namun ia bukan seorang remote viewer.
Lyn Buchanan adalah seorang ahli telekinesis. Selain itu ia juga seorang ahli komputer. Dua kemampuan ini cukup untuk menarik perhatian petinggi militer yang segera merekrutnya ke dalam proyek Stargate.

They are still watching
Pada tahun 1995, CIA melihat bahwa proyek ini tidak memberikan hasil yang signifikan terhadap intelijen. Jadi, mereka memutuskan untuk menutup proyek senilai 20 juta dolar ini untuk selamanya, walaupun banyak yang percaya kalau mereka masih menjalankannya secara diam-diam.

Setelah ditutup secara resmi, para veteran stargate yang masih hidup mulai terbuka mengenai subyek remote viewing kepada publik Amerika. Salah seorang Viewer bernama David Morehouse misalnya, mendirikan sebuah perusahaan yang khusus melayani pelatihan remote viewing untuk pengembangan diri manusia.

Paul H Smith kemudian mendirikan RVIS, juga perusahaan yang bergerak dalam bidang pelatihan remote viewing. Ia juga kepala dari IRVA (International Remote Viewing Associations), sebuah organisasi yang terdiri dari para veteran Stargate dan paranormal swasta generasi terbaru.

Lyn Buchanan, sang ahli telekinesis, bersama dengan Mel Riley, remote viewer Stargate, mendirikan PSI (Problems Solutions Innovations) yang juga menyediakan jasa Remote Viewing.

Jadi, berhati-hatilah, karena kalian tidak tahu siapa yang sedang mengintip.

Ternyata Ada Juga Artis Yang Kuper, Gak Kenal Artis Laen (Velove Vexia Gak Kenal Ariel)

Bola panas kasus video seks yang menyeret Ariel, Luna Maya, dan Cut Tari menjadi tersangka terus menggelinding. Kini giliran pesinetron Velove Vexia kena getahnya. Putri pengacara tenar OC Kaligis itu juga disebut-sebut ada dalam salah satu dari 32 video seks tersebut.

Namun, dengan santai, Velove menepis kabar tak sedap itu. 'Aku sih pertama cuek aja, karena itu fitnah dan aku enggak ngerasa melakukannya,' tegas Velove.

Velove, yang sedang libur dari kuliahnya di AS, mengaku sudah mendengar kabar burung tersebut. 'Udah dengar, tapi aku kan enggak ngerasa melakukannya. Kenal orangnya (Ariel) juga enggak, lihat sosoknya aja enggak,' jabar Velove. 'Tahu orangnya sih, tapi enggak pernah kenal. Aku cuma lihat di TV, oh itu orangnya,' sambungnya.

Diisukan seperti itu, Velove bisa memakluminya. 'Namanya juga berita suka dibesar-besarin biar seru. Tapi, ya, biarin aja. Yang penting, nanti ada buktinya, apa kelihatan apa-apanya atau enggak,' katanya santai.

Kata Velove pula, ia tak perlu mengambil langkah hukum untuk membersihkan namanya. 'Enggak perlu, orang saya enggak ada urusan. Menurut saya, semuanya akan terbongkar mana yang benar, mana yang salah. Enggak perlu melakukan apa-apa,' tekannya.

Velove justru mengungkapkan rasa prihatinnya. 'Kalau kesalahan seperti itu sih bukan artis doang ya, siapa pun bisa salah. Cuma, karena ada satu artis melakukan kesalahan, jadi bukan berarti semua artis melakukan kesalahan kan. Saya juga prihatin sama teman-teman saya yang namanya kebawa-bawa,' tutupnya.


KOMPAS.com

Coober Pedy, Kota Di Bawah Gurun Australia



Coober Pedy merupakan sebuah kota yang terletak di bagian utara Australia Selatan dan dikenal sebagai ibukota opal dunia, karena hampir 95 persen dari pasokan opal dunia berasal dari tambang setempat. Ini kota kecil dengan penduduk sekitar 3000 memiliki cara hidup yang unik - hampir setengah dari mereka hidup di bawah tanah.

Kembali pada tahun 1916 ketika orang-orang pindah ke Coober Pedy untuk tambang opal, suhu musim panas yang keras mengusir mereka ke dalam gua-gua yang digali ke lereng bukit. Ketika suhu di luar mengamuk lebih dari 40 derajat Celcius, suhu di bawah tanah tetap nyaman dan hampir terus-menerus sepanjang tahun. Bahkan saat ini, orang kota lebih memilih untuk membangun rumah mereka di gua-gua bawah tanah. Bahkan, banyak dari rumah yang ditinggali sekarang adalah sisa dari jalur tambang opal.



Membangun rumah baru di Coober Pedy jauh lebih murah dan lebih cepat dibandingkan dengan metode pembangunan konvensional. Rumah modern bukan dalam gua seperti yang orang-orang bayangkan namun digali ke sisi bukit. Pintu masuk biasanya di tepi jalan, dan kamar digali jauh kesamping arah bukit.



Ada lapangan golf lokal - kebanyakan bermain di malam hari dengan lampu menyala, untuk menghindari suhu siang hari. Ini benar-benar bebas dari rumput dan pegolf mengambil sepotong kecil 'rumput' di gunakan untuk teeing off. Kurangnya rumput tidak mematahkan semangat mereka untuk memasang tanda ini di lapangan golf.



Blog Archive