Wednesday, June 8, 2011

Bersihkan Bagian Tubuh di WC dengan Sensor Infra Merah

Bersihkan Bagian Tubuh di WC dengan Sensor Infra Merah

xtc


URUSAN PIPIS alias buang air kecil jelas bukan urusan kecil bagi jurnalis yang meliput KTT G-20 di Toronto, Kanada, 26-27 Juni 2010. Maklum, jika ditahan-tahan bisa membuat saluran pipis bermasalah.


Di International Media Center, Toronto, toilet tersedia lumayan banyak dan ekstra bersih. Yang berbeda cuma satu. Habis pipis, jurnalis pria tak perlu mencari-cari tombol untuk dipencet atau tuas kecil untuk diungkit. Soalnya, WC di sini menggunakan sensor infra merah yang langsung memantau tubuh orang yang berdiri di depan tempat pipis.


Nah, habis pipis, tinggalin saja peturasan tersebut atau setidaknya geser tubuh agar lepas dari sensor infra red. Maka air langsung mengucur dan membilas air pipis tersebut.


Bagaimana kalo kita membersihkan kemaluan dengan air setelah pipis agar tidak bernajis bagi yang muslim? Caranya, akali saja peturasan canggih itu: badan geser sedikit biar kita dikira sudah rampung dan air mengalir, baru badan geser ke tempat semula, lalu bebersih kemaluan. Bersih deh!



SOURCE

Mangsa & Pemangsa Yang Menjadi Sahabat Karib



CHINA - Kedua hewan ini memiliki sesuatu yang tidak biasa. Seekor serigala dan seekor kambing menjadi sahabat karib di China.

Para penduduk menemukan bayi serigala itu tiga tahun lalu di desa Nanyuanzi, Xinjiang, seperti dilansir orange.co.uk, Rabu (23/6/2010).

'Beberapa penduduk pergi berburu dan menemukan hewan malang yang baru dilahirkan ini. Mereka memberikannya pada saya untuk merawatnya,' ujar Chen Ming.

Chen akhirnya membesarkan serigala tersebut di rumahnya. Dibesarkan dengan susu dari kambing miliknya. Kini serigala berusia tiga tahun itu tidak bisa dipisahkan dari kambing miliknya.

'Mereka makan dan tidur bersama. Semua orang datang ke rumah saya dan terkejut dengan apa yang mereka lihat. Bahwa mangsanya menjadi teman yang sangat baik dengan pemangsanya,' lanjut Chen.

Tapi, rencananya dia akan melepas serigala tersebut ke hutan agar bisa mendapat kehidupan alaminya.


Indonesia, Pengguna Opera Mini Terbesar di Dunia

Indonesia Pengguna Opera Mini Terbesar di Dunia
Opera

BERDASARKAN LAPORAN Mobile Web Opera untuk bulan Mei 2010 ternyata Indonesia tercatat sebagai negara pengguna Opera Mini terbesar di dunia. Ini merupakan momentum untuk pertama kalinya setelah Rusia bertengger di urutan teratas lebih dari dua tahun terakhir.

Hal tersebut didorong oleh tumbuhnya jumlah pengguna Opera Mini di Indonesia yang sangat mengesankan yakni 317 persen sejak tahun 2009. Dalam daftar 10 handset favorit pengguna Indonesia ketika melayari web dengan Opera Mini, semuanya tercatat Nokia dengan berbagai tipe. Sementara daftar 10 situs yang paling banyak dikunjungi sebagian besar merupakan situs asing dan hanya satu situs lokal yang masuk daftar tersebut.

Di Indonesia, Opera Mini memiliki pangsa pasar lebih dari 76 persen atas mobile browsing di bulan Mei 2010 menurut data dari situs StatCounter. Halaman Web yang dilihat pengguna Indonesia dan pertumbuhan pengguna unik sejak bulan Mei 2009 naik masing-masing sebesar 570,6 persen dan 317,1 persen.

Secara global, Opera Mini telah memiliki lebih dari 61,4 juta pengguna, yang jumlahnya meningkat 142 persen sejak Mei tahun kemarin. Tidak disebutkan berapa persen pengguna dari Indonesia. Setelah Indonesia, negara 10 papan atas dari penggunaan Opera Mini di bulan Mei 2010 adalah Rusia, India, Cina, Nigeria, Ukraina, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Vietnam dan Inggris.

Dari Ilusi Menuju Konspirasi

Dari Ilusi Menuju Konspirasi
ilustrasi: google.co.id
Oleh: REZA A.A WATTIMENA

Penulis adalah pengajar Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandala, Surabaya


MERUAKNYA MAFIA pajak dan mafia hukum baru-baru ini menandakan satu hal, bahwa mekanisme demokratisasi, yang kini menjadi prioritas utama pemerintahan Indonesia, tidak cukup meredam konspirasi korup yang bersarang di dalam birokrasi pemerintahan. Sebaliknya proses demokratisasi yang ditandai dengan desentralisasi otoritas justru malah memperbesar kemungkinan adanya konspirasi korup yang bersarang di lembaga hukum, maupun lembaga publik lainnya. Mungkinkah proses demokratisasi justru merangsang terciptanya konspirasi yang mengikis legitimasi sekaligus kinerja lembaga publik kita? Mungkinkah demokrasi justru menjadi bumerang yang menyerang balik pengusungnya?


Ilusi Demokrasi

Pada hemat saya ideal demokrasi setidaknya berdiri di atas tiga pengandaian. Pertama, demokrasi berdiri di atas sebuah pengandaian, bahwa setiap warga negara berada di dalam kedudukan setara, lepas dari ras, suku, agama, maupun tingkat ekonominya. Pengandaian kesetaraan ini lebih merupakan aspirasi daripada sebuah fakta. Ketidakmungkinan mewujudkan aspirasi ini ke dalam realitas menjadi ilusi pertama demokrasi.

Mafia hukum dan pajak bisa timbul dan berkembang, karena adanya ketidaksetaraan akses di dalam penegakan hukum dan pengelolaan pajak. Lemahnya akses informasi juga memperlemah sikap kritis publik terhadap dua bidang tersebut. Akibatnya kontrol juga melemah, dan mafia bertumbuh subur seolah tanpa resistensi. Ketidaksetaraan adalah fakta nyata yang harus disingkapi secara bijaksana, dan bukan dengan melarikan diri memaksakan kesetaraan antar warga negara di hadapan hukum, yang kiranya kini kian berubah menjadi ilusi.

Pengandaian kedua demokrasi adalah mungkinnya kehendak seluruh rakyat diwakili oleh beberapa orang yang dianggap pantas. Berpegang pada pengandaian ini sama juga berpegang pada asap yang segera sirna tertiup nafas. Asap tersebut sama rapuhnya seperti mimpi. Mimpi tersebut berpegang pada dua ilusi lainnya, yakni adanya kehendak rakyat yang utuh dan satu. Faktanya kehendak rakyat itu terpecah, karena begitu beragamnya kultur masyarakat yang ada, dan sangat sulit untuk ditemukan akar yang mendasarinya.

Ilusi yang kedua adalah mungkinnya satu orang mewakili pandangan satu kelompok masyarakat. Sang wakil rakyat sulit untuk menentang kebutuhan pribadinya, ataupun tekanan kekuasaan yang mungkin saja menyanderanya. Di dalam sandera kebutuhan pribadi dan tekanan politis, kebutuhan rakyat yang sesungguhnya seringkali terabaikan begitu saja. Inilah ilusi yang berada di belakang teori-teori demokrasi, yakni ilusi bahwa sang wakil rakyat, anggota DPR dan partai politik, mampu menyampaikan kepentingan rakyat yang sebenarnya, lepas dari keinginan pribadi maupun tekanan kekuasaan politis eksternal.

Masyarakat demokratis adalah masyarakat yang hidup melalui institusi-institusi publik yang bertugas melayani kepentingan publik. Di dalam masyarakat demokratis, otoritas dibagi ke dalam beragam institusi tersebut. Inilah yang disebut sebagai proses desentralisasi, yakni proses pembagian kekuasaan ke dalam kelompok-kelompok kecil dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan yang bersumber dari kekuasaan itu. Masalahnya adalah di masyarakat yang kesadaran hukumnya masih amat rendah, institusi publik begitu mudah terpelanting menjadi koruptor, seolah tanpa resistensi apapun, karena otonominya yang besar.

Inilah yang kiranya terjadi di Indonesia. Ilusi demokrasi mendorong desentralisasi, dan desentralisasi menjadi ladang yang subur bagi korupsi. Besarnya kekuasaan institusi-institusi publik membuat lingkaran konspirasi korup justru semakin besar tanpa perlawanan. Mafia hukum bisa bekerja sama dengan mafia pajak dengan begitu mudah, karena proses desentralisasi kekuasaan atas nama demokrasi memberi mereka kekuasaan untuk melakukan itu. Proses desentralisasi melahirkan konspirasi. Konspirasi melahirkan korupsi. Korbannya adalah rakyat.


Ilusi menuju Konspirasi

Dengan demikian potensi terciptanya “konspirasi terkutuk” dalam bentuk mafia pajak dan mafia hukum adalah konsekuensi logis dari demokrasi yang tanggung, yakni demokrasi tanpa kepastian hukum. Penguasa-penguasa lokal lahir untuk mengeruk sumber daya daerah tanpa ada kontrol dari pusat. Institusi-institusi publik dengan otonominya melebarkan sayap korupsi tanpa bisa diakses oleh rakyat ataupun pemerintah pusat yang memiliki otoritas. Hadirnya mafia di berbagai kehidupan publik adalah konsekuensi dari desentralisasi demokrasi yang tidak diikuti dengan kepastian hukum.

Demokrasi pada tataran praktek harus merupakan tegangan dinamis antara kontrol pusat dan desentralisasi kekuasaan, baik terhadap institusi ataupun daerah. Disebut tegangan karena ekstrem salah satu di antara keduanya justru akan memunculkan masalah baru yang mungkin saja lebih besar dari sebelumnya. Disebut dinamis karena tegangan tersebut diharapkan menghasilkan inovasi-inovasi baru yang bisa memperkaya tata politik Indonesia. Di dalam tegangan ilusi akan lenyap terhisap kabut realitas. Di dalam dinamika dunia, keutamaan demokrasi akan terus diuji dalam perubahan yang berlangsung terus menerus.

Kontrol pusat yang kuat terhadap kinerja institusi dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan, sambil tetap peka pada upaya untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola politik. Ini diperlukan untuk melenyapkan mafia yang bercokol di dalam berbagai institusi publik yang ada sekarang ini. Ini juga diperlukan untuk memacu kreativitas dan inovasi tata politik yang ada. Tujuannya tetap sama yakni menjamin terciptanya kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat. [*]

Berikan Dukungan Dengan Melempar Celana Dalam Wanita



LIMA - Charles Zevallos, seorang politisi di Peru wilayah sungai Amazon, seringkali mendapatkan ciuman dari para pendukung wanita, tapi sekarang dukungan itu kini berubah dengan melempar celana dalam kepadanya.

Zevallos, seorang kandidat walikota dari propinsi Maynas sering membuat tradisi dengan memberikan para pendukungnya jam atau bola pada saat melakukan kampanyenya dan mendapat balasan dengan ciuman.

Tapi beberapa hari belakangan ini, para pendukungnya kini melemparkan celana dalamnya pada saat dia melakukan kampanyenya.

Hal tersebut pernah juga terjadi oleh seorang penyanyi pop Tom Jones dari Wales yang selama bertahun-tahun selalu dilempari celana dalam wanita saat sedang bernyanyi.

'Itu hal yang spontan. Saya tidak memintanya, tapi pada saat saya melihat celana dalam berwarna kuning, yang lain mulai melempari saya dengan celana dalam itu,' ujarnya seperti dilansir Reuters, Selasa (22/6/2010).

'Saya tidak tahu kapan ini akan berhenti, ini hal yang gila. Semua orang suka saya,' pungkasnya.

Blog Archive