Monday, August 1, 2011

Memprihatinkan!! 67% Anak SD Pernah Akses Pornografi

Ada yang mengakses lewat komik, internet, hp, tv, majalah hingga koran


Yayasan Kita dan Buah Hati melansir data sebanyak 67 persen dari 2.818 siswa Sekolah Dasar (SD) kelas 4-6 mengaku pernah mengakses informasi pornografi. Sebagian besar anak-anak belia itu melihat pornografi melalui media komik.

Data mengejutkan tersebut terungkap dari hasil survei Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di sejumlah SD di Indonesia sejak Januari 2008 hingga Februari 2010.

'Sekarang ini pemerintah harus perangi kejahatan kerusakan anak, harus ada program terapi nasional untuk anak-anak yang selama ini tidak ada di Indonesia,' kata Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Elli Risman di Kantor Komnas Perlindungan Anak, Jalan TB Simatupang, Jakarta, Sabtu, 12 Juni 2010.

Hasil survei menunjukan, anak-anak belia tersebut selama ini mengakses pornografi melalui komik (24 persen), situs internet 22 persen, permainan 17 persen, film/TV 12 persen, telepon genggam 6 persen, majalah 6 persen, dan koran 5 persen.

Para pelajar SD itu umumnya melihat pornografi karena alasan iseng sebesar 21 persen, penasaran 18 persen, terbawa teman 9 persen, serta takut dibilang kurang pergaulan 3 persen.

Dalam benak anak-anak, menurut hasil survei, pornografi diterjemahkan sebagai gambar orang telanjang sebesar 31 persen, gambar jorok 29 persen, memperlihatkan aurat 12 persen, serta gambar yang tidak boleh dilihat

Sementara itu Ketua Komnas PA Aris Merdeka Sirait menilai jumlah anak-anak pengakses informasi pornografi dipastikan bakal bertambah setelah munculnya video cabul pemeran yang diduga mirip artis.

'Survei baru sekarang sedang dikerjakan, tapi kami yakin akan bertambah. Ketika ini muncul dan semua anak menjelajah, jumlah akan bertambah dan mereka sekarang menganggap itu adalah hal biasa,' katanya.


sumber : http://anehunikgokil.blogspot.com/2010/06/ups-67-anak-sd-pernah-akses-pornografi.html

Tergiur Gaya Hidup, Pelajar Rela Dikencani Pria Hidung Belang

psk

Motif para pelajar di Bandung menjajakan dirinya hampir sama, yaitu untuk memenuhi kebutuhan gaya hidupnya. Misalkan ingin membeli sepatu baru, handphone, ataupun pulsa, mereka rela tubuhnya dijamah.

Aktivis LSM Cemara Elly mengatakan dari 20 pelajar PSK yang diberikan penyuluhan mengaku menjajakan diri untuk sekedar membeli kebutuhan pribadi mereka.

“Ya misalkan ingin beli sepasang sepatu, handphone, dan lainnya,” ujarnya di BMC, Jalan Aceh, Selasa (15/6/2010).

Bahkan menurut Project Officer Save The Children Jabar Eko Kriswanto, ada di antara mereka rela hanya dibayar pulsa. “Misalnya pelajar butuh uang, ia akan mencari teman kencan.

Atau seperti tukar barang, ada teman kencan yang cukup memberi pulsa bisa dapat bodynya,” katanya di tempat yang sama. Menurut Eko, pelajar yang menjajakan diri ini saat ini tidak hanya tingkat SMA, siswa SMP pun ada.

Eko menambahkan, Save the Children telah bekerjasama dengan sejumlah LSM untuk menyelesaikan kasus eksploitasi seks pada anak. Ditambahkan Eko, dirinya takut pelajar jadi terjerus pada mucikari.

“Tugas LSM-LSM ini akan memantau hingga para pelajar tidak menjajakan diri, sebab kami khawatir pelajar ini akan menjadi incaran germo atau mucikari,” tuturnya.


sumber : http://wihans.web.id/wp/2010/06/ela-15062010-015/

Prestasi Robot Indonesia Sengat Semangat Pemuda

Prestasi Robot Indonesia Sengat Semangat Pemuda

Menggeliatnya robotika di daerah-daerah, salah satu penyebabnya, karena pemberitaan tentang prestasi robotika Indonesia di kancah internasional. Kaum muda di area yang relatif jauh dari kota besar itu pun tersengat dan terpicu semangat ingin mengembangkan robotika.

Demikian diungkapkan oleh Christianto Tjahyadi, Managing Director Next System Robotic Learning Center, Senin petang (14/6/2010). Menurutnya, pemberitaan tentang robotika memicu keingintahuan sekolah-sekolah di daerah untuk mempelajari robotika.

Kondisi seperti ini, sambungnya, sangat memudahkan pihaknya untuk menularkan virus robotika di seluruh daerah di Indonesia. “Mereka tersengat. Berbondong-bondong mereka ingin belajar tentang robotika,” katanya.

“Kami hanya jemput bola. Mereka datang dengan semangat. Hal ini berbeda dengan jika didorong-dorong untuk belajar robotika. Mereka tidak memiliki motivasi yang kuat untuk belajar robotika,” ungkap pria yang bercita-cita melakukan roadshow ke sekolah-sekolah di daerah untuk menyebarkan virus robotika.

Dituturkan oleh Christ, panggilan akrab pria berkacamata ini, bahwa sudah 2 tahun pihaknya menyelenggarakan program pelatihan buat guru. Program yang bernama ‘Robotic Camp for Teacher’ ini memberikan pelatihan robotika dasar.

“Mereka belajar dasarnya. Mulai dari pengenalan robot, rancang bangun, sensor serta bagaimana membuat robot itu cerdas,” katanya.

Selama ini pesertanya pun kebanyakan tidak berasal dari kota besar. Justru dari kota-kota kecil seperti Tegal, Klampok, dan beberapa kota di Jabar dan luar Pulau Jawa. “Mereka justru lebih antusias. Motivasi mereka sangat kuat,” tegasnya.


sumber : http://wihans.web.id/wp/2010/06/prestasi-robot-indonesia-sengat-semangat-pemuda/

Blog Archive