Saturday, August 6, 2011

Kebenaran Adanya Virus Zombie

Zombie, makhluk satu ini sudah kita kenal sejak lama sekali. Banyak film bermunculan terilhami oleh makhluk yang satu ini, sebut saja dari yang pertama kali kenal film Frankenstein, sampai terakhir sekarang yang sedang tayang di bioskop ada Zombieland.


Zombie memang makhluk rekayasa yang timbul dari legenda2 di sekitar kita, sama seperti vampire, werewolf dsb. Namun faktanya yang ada adalah adanya penyakit yang gejalanya mirip zombie. Penyakit tersebut bernama Penyakit Tidur/Sleeping Sickness (bahasa kedokterannya dikenal dgn nama Human African Trypanosomiasis).


Yah kalau dilihat dari namanya memang penyakit ini seperti penyakit ringan yang bisa sembuh beberapa saat seperti demam ringan, namun kenyataannya sangat berlawanan.


Gejala penyakit ini pada awalnya hanya sakit kepala, pegal otot dan menjadi gatal kulit. Tetapi ketika sudah masuk pada fase akhir parasit akan menyerang otak dan tanda-tandanya pun akan semakin nampak jelas. Pasien akan merasa sulit berkonsentrasi, mereka juga akan mudah marah, bicara mereka menjadi tidak jelas dan akan berhenti makan. Ritme keseharian mereka akan terganggu sehingga mereka akan sulit tidur di malam hari dan hampir mustahil untuk terjaga di siang hari. Bahkan sangat sulit bagi mereka untuk melakukan tugas sederhana seperti menggambar garis lurus. Infeksi ini akan membuat pasien terus mendapat mimpi buruk sampai akhirnya mereka koma dan mati. Sedangkan untuk pasien yang beruntung dapat hidup akan mengalami kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki.


Di Uganda 1 dari 3 orang beresiko terkena penyakit ini, bahkan penyakit ini membunuh lebih banyak manusia dari pada HIV/AIDS di negara tersebut. Penyakit Tidur menurut catatan resmi sudah membunuh 50 ribu orang di seluruh dunia. Tidak ada vaksin atau obat medis yang dapat digunakan untuk mencegah terkenanya penyakit ini.


Penyakit ini berasal dari parasit yang bernama Trypanosoma Brucei yang dibawa oleh lalat tsetse. Saat ini sedang dilakukan penelitian oleh dokter di dunia untuk mengobati penyakit ini.


sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4337332

10 Alasan SMS Lebih Baik daripada Telepon

Dengan pesan teks, lawan bicara tidak akan melihat atau mendengar Anda mengunyah makanan.

KOMPAS.com - Meskipun operator ponsel berlomba-lomba memberikan tarif murah saat ini, tampaknya orang cenderung menggunakan SMS atau instant messaging untuk saling berkomunikasi. Dari segi waktu, mengirim pesan teks sebenarnya lebih lama dan tidak praktis. Meskipun demikian, SMS juga mempunyai banyak kelebihan, di antaranya:

1. Anda tidak perlu menghabiskan waktu dengan mengatakan, "Ehm... mm..." ketika kehilangan kata-kata.

2. Anda bisa tetap berkomunikasi sambil mengunyah keripik atau nasi uduk tanpa ditegur lawan bicara.

3. Anda tidak perlu melepaskan earphone yang sedang memperdengarkan lagu-lagu favorit Anda.

4. Tidak ada momen "dropped call" setiap beberapa menit, yang membuat Anda kesal karena dua menit terakhir ternyata Anda berbicara seorang diri.

5. Ketika lawan bicara melontarkan pertanyaan yang sulit atau membuat Anda jengkel, Anda bisa mengabaikannya beberapa saat. Kemudian, Anda baru menyusun kata-kata yang tepat.

6. Anda tidak perlu mendengar lawan bicara Anda menjawab, "Enggak apa-apa, kok. Aku masih belum tidur (dengan suara baru bangun tidur)".

7. Anda tidak perlu mendengarkan nada sambung dengan lagu-lagu yang tidak Anda sukai, ketika Anda menjadi pihak yang melakukan sambungan telepon.

8. SMS masih tersimpan di inbox selama beberapa lama, sehingga Anda masih bisa menyimpan informasi yang Anda anggap penting.

9. Anda tidak perlu terburu-buru membuka pesan saat terdengar ringtone-nya seperti ketika ada telepon masuk, dan panggilan keburu ditutup sebelum Anda sempat memencet tombol "OK".

10. SMS selalu dikirim hanya untuk Anda, sehingga Anda tidak perlu memanggil-manggil orang lain atau mencarinya ke sana-kemari karena telepon yang masuk ditujukan untuknya.


sumber : http://female.kompas.com/read/xml/2010/06/09/18321137/10.Alasan.SMS.Lebih.Baik.daripada.Telepon-12

Jawaban Ilmiah Mengapa Orang Tidur Ngiler

img

Ada berbagai macam gangguan tidur yang bisa membuat seseorang merasa malu jika diketahui oleh orang lain, salah satunya adalah mengiler saat sedang tidur. Lalu apa yang menyebabkan seseorang mengiler saat tidur?

Jika seseorang mengiler saat tidur tentu akan membuat tidurnya menjadi tidak nyaman. Air liur yang keluar dari mulut ini terkadang sulit untuk dicegah, sehingga membuat orang menjadi malu saat terbangun.

Kondisi ini mungkin sering ditemukan pada bayi yang mau tumbuh gigi, sehingga bayi akan mengiler saat tidur atau saat sedang terjaga. Tapi hal ini akan berbeda jika terjadi pada orang yang sudah dewasa.

Sebagian besar orang akan menyadarinya setelah bangun tidur, atau terbangun karena mendapati bantal yang sudah basah. Mengiler saat tidur bisa menjadi fenomena yang normal atau bisa juga terjadi akibat kondisi medis tertentu yang bisa meningkatkan produksi air liur. Meski demikian hal ini tentu saja bisa memalukan orang tersebut jika diketahui oleh orang lain.

Mengiler disebut juga dengan sialorrhea, yaitu suatu kondisi yang dialami oleh jutaan orang dalam tidurnya setiap malam. Hal ini terjadi ketika seseorang bermimpi atau saat istirahat.

Seperti dikutip dari eHow, Jumat (4/6/2010) salah satu penyebab dari kondisi mengiler saat tidur adalah akibat mulut yang kering sehingga memicu produksi air liur berlebih. Selain itu ada juga beberapa kondisi lain, yaitu:

  1. Tidur dengan mulut terbuka. Tidur dengan kondisi seperti ini menyebabkan mulut kering lebih cepat karena kelembaban dari mulut hilang. Hal ini memicu air liur yang ada di dalam mulut untuk keluar, sehingga membuat orang mengiler.
  2. Efek samping dari obat yang dikonsumsi. Beberapa obat terkadang memiliki efek samping seperti mulut kering atau menyebabkan adanya gangguan pada kelenjar yang bertugas memproduksi air liur.
  3. Adanya masalah pada gigi, seperti infeksi pada gigi atau gusi orang tersebut yang mempengaruhi air liur.
  4. Memiliki anatomi mulut yang tidak normal, seperti lidah yang terlalu besar, gigi yang terlalu rapat atau pembesaran kelenjar limpa.

Untuk mengatasinya seseorang harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebab ia mengiler saat tidur. Cara terbaik untuk mengurangi kondisi ini adalah dengan menghindari posisi tidur miring, karena posisi ini akan mendorong rahang untuk terbuka sehingga menyebabkan mulut terbuka saat tidur.Jika penyebabnya adalah kondisi medis, maka tak ada salahnya untuk konsultasikan dengan dokter. Jika jumlah air liur yang dikeluarkan memang berlebihan, maka dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi jumlah air air liur yang dihasilkan oleh kelenjar. Namun pemberian obat ini harus atas resep dokter karena bisa menyebabkan dehidrasi.

Tapi hal ini akan berbeda jika terjadi pada orang yang sudah dewasa. Sebagian besar orang akan menyadarinya setelah bangun tidur, atau terbangun karena mendapati bantal yang sudah basah. Mengiler saat tidur bisa menjadi fenomena yang normal atau bisa juga terjadi akibat kondisi medis tertentu yang bisa meningkatkan produksi air liur. Meski demikian hal ini tentu saja bisa memalukan orang tersebut jika diketahui oleh orang lain. Mengiler disebut juga dengan sialorrhea, yaitu suatu kondisi yang dialami oleh jutaan orang dalam tidurnya setiap malam. Hal ini terjadi ketika seseorang bermimpi atau saat istirahat. Seperti dikutip dari eHow, Jumat (4/6/2010) salah satu penyebab dari kondisi mengiler saat tidur adalah akibat mulut yang kering sehingga memicu produksi air liur berlebih. Selain itu ada juga beberapa kondisi lain, yaitu:


1. Tidur dengan mulut terbuka. Tidur dengan kondisi seperti ini menyebabkan mulut kering lebih cepat karena kelembaban dari mulut hilang. Hal ini memicu air liur yang ada di dalam mulut untuk keluar, sehingga membuat orang mengiler.

2. Efek samping dari obat yang dikonsumsi. Beberapa obat terkadang memiliki efek samping seperti mulut kering atau menyebabkan adanya gangguan pada kelenjar yang bertugas memproduksi air liur.

3. Adanya masalah pada gigi, seperti infeksi pada gigi atau gusi orang tersebut yang mempengaruhi air liur.

4. Memiliki anatomi mulut yang tidak normal, seperti lidah yang terlalu besar, gigi yang terlalu rapat atau pembesaran kelenjar limpa. Untuk mengatasinya seseorang harus mengetahui terlebih dahulu apa penyebab ia mengiler saat tidur. Cara terbaik untuk mengurangi kondisi ini adalah dengan menghindari posisi tidur miring, karena posisi ini akan mendorong rahang untuk terbuka sehingga menyebabkan mulut terbuka saat tidur. Jika penyebabnya adalah kondisi medis, maka tak ada salahnya untuk konsultasikan dengan dokter. Jika jumlah air liur yang dikeluarkan memang berlebihan, maka dokter akan meresepkan obat untuk mengurangi jumlah air air liur yang dihasilkan oleh kelenjar. Namun pemberian obat ini harus atas resep dokter karena bisa menyebabkan dehidrasi.


sumber : http://amazing.okabasi.com/jawaban-ilmiah-mengapa-orang-tidur-ngiler/

Bumi Menuju Kepunahan Massal Keenam



Bumi sudah 5 kali mengalami bencana besar yang menyebabkan sebagian besar spesies mati. Banyak ahli biologi percaya, kita saat ini berada di tahap kepunahaan keenam.Kepunahan terakhir adalah Cretaceous-Tertiary yang terjadi 65 juta tahun lalu yang disebabkan oleh meteroid raksasa menabrak bumi, hingga menyebabkan kepunahan dinosaurus.

Namun, tingkatan kepunahan spesies saat ini membuat banyak ahli biologis percaya bahwa kita hidup di tahap kepunahaan yang keenam, di mana memiliki skala yang sama dengan sebelumnya.

Pada dasarnya, manusia telah menyebabkan tumbuhan dan hewan menuju jurang kepunahan lebih cepat daripada waktu untuk menumbuhkan spesies baru.

Spesies burung akan menghilang dan peristiwa kepunahan Alaotra grebe berdasarkan informasi International Union for the Consercvation of Nature ((IUCN) adalah peringatan.

Edisi baru dari Red List menunjukkan 1.240 spesies burung berada dalam bahaya kepunahan meningkat dari 21 pada tahun lalu.

“Konfirmasi soal kepunahan jenis burung lainnya telah menjadi bukti lebih jauh bahwa kita gagal menjaga kehidupan satwa di dunia,” kata Dr Tim Stowe, direktur internasional dari Royal Society for the Protection of Birds.

Kepunahan spesies terakhir terjadi 65 juta tahun lalu yang disebabkan oleh meteor yang menabrak Yucatan, Meksiko. Sebanyak 75% spesies punah.

Pada 206 juta tahun lalu, terjadi kepunahan Triassic-Jurassic yang menyebabkan kepunahan pada dinosaurus.

Pada 251 juta tahun lalu terjadi kepunahan Permian-Triassic yang merupakan terburuk dari semuanya. Ini dikenal dengan nama the Great Dying di mana sekitar 96% dari spesies laut dan 70% spesies daratan mengalami kepunahan.

Pada 360-375 juta tahun lalu terjadi kepunahan Late Devonian.


Kepunahan pertama adalah 440 hingga 450 tahun lalu yaitu Ordovidician-Silurian.


sumber : http://amazing.okabasi.com/bumi-menuju-kepunahan-massal-keenam/

Menguak Misteri Rahasia Kenapa Orang Bisa Berumur 100 Tahun

Banyak orang mempertanyakan rahasia untuk berumur panjang. Ternyata selain gaya hidup yang sehat, umur panjang juga ditentukan oleh faktor keberuntungan. Lho, kok bisa? Faktor keberuntungan tersebut adalah ketika seseorang beruntung untuk mempunyai atau mewarisi gen yang bernama “Meth

uselah” dalam dirinya. Gen ini menurut para ilmuwan di Universitas Leiden, Belanda, bisa memberikan umur panjang hingga 100 tahun walaupun sang pemilik gen mempunyai gaya hidup yang tidak sehat.

Dikutip dari Times Online, 16 Mei 2010, gen methuselah melindungi manusia dari efek jelek rokok dan makanan yang tidak sehat. Gen ini juga membantu penundaan penyerangan penyakit-penyakit yang terkait dengan usia sampai tiga dekade, seperti kanker dan penyakit jantung.

Walaupun tidak ada jaminan dari gen manapun untuk membuat seseorang berusia panjang, tetapi sebuah studi terbaru dengan subjek orang-orang berusia lebih dari 100 tahun dan keluarga mereka menunjukkan adanya korelasi antara umur panjang dengan “paduan” tepat antar gen. Kombinasi gen yang tepat tersebut jarang dijumpai dimana hanya satu dari 10 ribu orang bisa mencapai usia 100 tahun. Masing-masing gen tersebut sejauh hanya sedik

itu memberikan perlindungan ekstra terhadap penyakit usia tua. Orang-orang lanjut usia kemungkinan merupakan pembawa beberapa gen yang tertanam pada DNA mereka.

“Orang-orang yang berumur panjang bukan berarti memiliki jumlah gen penyakit atau gen penuaan lebih sedikit dibanding orang lain,” kata Eline Slagboom, pemimpin studi terhadap 3.500 orang Belanda berusia antara 90 hingga 100 tahun. “Mereka justru memiliki gen lain yang menghentikan fungsi gen-gen penyakit itu. Usia panjang merupakan sifat keturunan dan diwariskan,” katanya.

“Orang-orang yang hidup hingga mencapai umur panjang mencerna lemak dan glukosa dengan cara berbeda, kulit mereka menua dengan lebih pelan dan mereka memiliki risiko rendah terkena penyakit jantung, diabetes, dan hipertensi,” demikian kata Slagboom.

Faktor-faktor tersebut, kata Slagboom, semua terkontrol oleh faktor genetik. “Itulah pola yang sama yang kami lihat pada anak dari orang-orang berusia sangat tua,” kata Slagboom.

Gen bernama Methuselah tersebut diambil dari nama seorang tokoh Alkitab yang hidup sampai usia 969 tahun, diduga mengandung gen ADIPOQ, semacam gen protein yang dijumpai pada sekitar 10 persen orang muda, tetapi juga dijumpai pada hampir 30 persen orang yang mempunyai umur lebih dari 100 tahun.

Gen CETP dan gen ApoC3 dijumpai di 10 persen orang muda, dan juga juga dijumpai di sekitar 20 persen orang lanjut usia yang hidup antara 90 hingga 100 tahun.

Dengan dimikian, berarti siapa saja bisa beruntung mendapatkan gen Methuselah tersebut. Tidak perduli apa dia tinggal di rumah kontrakkan ataupun rumah mewah, orang tersebut bisa saja mewarisi gen keberuntungan tersebut. Berarti, bagi yang tidak mempunnyai gen Methuselah harus berpola hidup lebih sehat ya.


sumber : vivanews.com

Blog Archive