Monday, January 25, 2010

NEBULIZER THERAPY

Sinonim

1. Neb

2. Updraft

3. SVN (small-volume nebulizer)

4. Acorn neb

Indikasi Nebulizer Therapy

Utk memberikan medikasi secara langsung pada saluran napas utk mengobati, berikut ini:

1. Bronchospasme akut

2. Produksi mukus yang berlebihan

3. Batuk dan sesak napas

4. Epiglotitis

Keuntungan Nebulizer Therapy

1. Medikasi dapat diberikan langsung pada tempat/sasaran aksinya (spt paru) oleh karena itu dosis yang diberikan rendah.

2. Dosis yg rendah dapat menurunkan absorpsi sistemik dan efek samping sistemik.

3. Pengiriman obat melalui nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari pada rute lainnya seperti subkutan atau oral.

4. Udara yang dihirup melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu mengeluarkan sekresi bronchus

Perhatian dan Kontraindikasi

1. Pasien yg tidak sadar atau confusion tidak kooperatif dengan prosedur ini, membutuhkan pemakaian mask/sungkup; tetapi mask efektivitasnya berkurang secara signifikan.

2. Medikasi nebulizer kontraindikasi pada keadaan dimana suara napas tidak ada atau berkurang, kecuali jika medikasi nebulizer diberikan melalui endotracheal tube yang meggunakan tekanan positif. Pasien dengan penurunan pertukaran gas juga tidak dapat menggerakan/memasukan medikasi secara adekuat ke dalam saluran napas.

3. Pemakaian katekolamin pada pasien dengan cardiac iritability harus dengan perhatian. Ketika diinhalasi, katekolamin dapat meningkatkan cardiac rate dan dapat menimbulkan disritmia.

4. Medikasi nebulizer tidak dapat diberikan terlalu lama melalui intermittent positive-pressure breathing (IPPB), sebab IPPB mengiritasi dan meningkatkan bronchospasme.

Peralatan

1. Nebulizer dan tube penghubung (connecting tube).

2. Tube berkerut, pendek

3. Cannula oksigen

4. Sumber kompresi gas (oksigen atau udara) atau kompresor udara.

5. Medikasi/obat yang akan diberikan melalui nebulizer (Lihat Tabel)

Tabel medikasi nebulizer

Nama Generik

Tipe Obat

Nama Dagang

Persiapan Pasien

1. Tempatkan pasien pada posisi tegak (40-90°), yg memungkinkan klien ventilasi dalam dan pergerakan diafragma maksimal.

2. Kaji suara napas, pulse rate, status respirasi, saturasi oksigen sebelum medikasi diberikan.

3. Kaji heart rate selama pengobatan. Jika heart rate meningkat 20 kali permenit, hentikan terapi nebulizer. Pada pasien hamil, heart rate fetus harus dikaji

4. Instruksikan pasien utk mengikuti prosedur dengan benar. Lakukan perlahan, napas dalam dan tahan napas saat inspirasi puncak beberapa saat

Tahapan Prosedur

1. Berikan oksigen suplemen, dg flow rate disesuaikan menurut kondisi/keadaan pasien, pulse oximetry, atau hasil gas darah arteri. Inhalasi katekolamin dapat mengubah rasio ventilasi-perfusi paru dan memperburuk hipoksemia untuk periode singkat (Anderson, 1989 dalam Proehl, 1999).

2. Pasang nebulizer dan tube, dan masukan obat ke dalam nebulizer sesuai program.

3. Tambahkan sejumlah normal saline steril ke nebulizer sesuai program.

4. Hubungkan nebulizer ke sumber kompresi gas. Berikan oksigen 6-8 L/menit. Sesuaikan flow rate oksigen sampai kabut yang keluar sedikit/tipis. Jika terlalu kuat arusnya obat dapat terbuang sia-sia.

5. Pandu pasien untuk mengikuti tehnik bernapas yang benar

6. Lanjutkan pengobatan sampai kabut tidak lagi diproduksi

7. Kaji ulang suara napas, pulse rate, saturasi oksigen, dan respiratory rate.

8. Pemberian mungkin membutuhkan waktu selama 30-40 menit (Jhonson, 1990 dalam Proehl, 1999)

Komplikasi (umumnya karena efek samping obat), berupa:

1. Nausea

2. Vomiting

3. Tremor

4. Bronchospasme

5. Tachicardia

Daftar Pustaka

Proehl. (1999). Emergency nursing procedures. (2nd ed.). Philadelphia: W.B. Saunder Co.

Further Reading:

Anderson. (1989). The pharmacology of intervention for respiratory emergencies. Emergency care quarterly.

Jhonson. (1990). Principles of nebulizer-delivered drug therapy for asthma. American journal of hospital pharmacy.

Blog Archive