Selama resesi ekonomi dunia ini, ketika orang-orang Amerika sendiri menjadi pengangguran, rumah-rumah dijual, anggaran pendidikan dikurangi demikian besar dan bisnis macet dimana-mana, Kongres AS terus saja memberikan hasil pajak yang besar kepada Israel, dan sekarang jika dihitung, perharinya mencapai 7 juta dollar!
Dengan segala kenyataan itu, inilah saatnya untuk sekali lagi mempertanyakan kebijakan AS. Untuk menelisik mengapa AS terus saja memberikan bantuan militer kepada sebuah negara, dalam hal ini Israel, sangat perlu untuk melihat sejarah dan budaya si penerima bantuan itu. Lantas, bagaimana sejarah Israel?
Mendeskripsikan Israel selalu sulit. Seseorang harus memilih apakah akan terus hidup dalam sebuah paradigma atau menyebutkan kebenaran.
Di buku manapun jelas digambarkan bahwa pendirian negara Israel dibentuk di atas sebuah pembersihan etnik yang paling biadab di muka bumi sepanjang sejarah modern.
Di tahun 1947-1949, sekitar seperempat juta umat Muslim dan Kristen yang merupakan 95% menempat-tinggali bumi Palestina dipaksa dengan brutal untuk meninggalkan tanahnya.
Terhitung sampai saat ini, dengan agresi Gaza, sudah berlangsung 33 kali genosida, dan penghangusan lebih dari 500 desa. Semua ini tujuannya hanya satu: melenyapkan sejarah dan kebudayaan Palestina.
Hal kedua yang perlu kita pelajari adalah, bagaimana Israel menggunakan bantuan AS di masa lalu? Di semua peperangan yang melibatkan Israel, Israel selalu menjadi pihak pertama yang menyerang. Israel selalu membuat legitimasi (pembenaran) bahwa mereka sedang membela diri. Dalam kurun waktu dua kali penyerangan pertama Israel terhadap Lebanon dulu yang menewaskan 17.000 orang, dan terhadap Gaza dengan jumlah 1400, semuanya menggunakan senjata dari AS yang jelas-jelas dilarang oleh hukum AS sendiri.
Tahukah Anda, seorang dokter bedah AS dalam satu hari pernah membedah lebih dari 1000 lambung korban kekejian Israel? Pesawat yang membombardir Gaza adalaah F-16 dan Helikopter Apache AS. Pajak yang kita bayarkan kepada pemerintah dibuat untuk melukai dan membunuh orang-orang tak berdosa.
Menurut Defence for Children International, Israel telah melakukan penghancuran terbesar sepanjang masa. Antara tahun 1967 dan 2003, Israel telah meruntuhkan lebih dari 10.000 rumah, dan itu masih terus berlangsung sampai sekarang.
Dan Anda salah besar jika mengira bahwa Israel hanya membunuh orang Palestina. Racher Corrie, gadis usia 23 tahun, dilindas buldozer Caterpillar, sniper Israel menembak Tom Hurdell, 21 tahun, di kepalanya, dan Brian Avery, 26 tahuun, di wajahnya. Mereka semua adalah warga AS yang mempunyai kepedulian terhadap masalah umat manusia.
Racher Corrie
Di sisi lain, yang lebih mengenaskannya lagi, Israel menggunakan bantuan militer AS untuk membuat industri mereka menyaingi perusahaan-perusahaan AS.Tahun 1963, Senator WIlliam Fulbright menemukan bahwa Israel menggunakan bantuan dari AS untuk membentuk kampanye media supaya bisa menyedot lebih banyak lagi bantuan.
Sepanjang tahun, Israel terus-terusan memata-matai AS, bahkan menurut US Government Accounting Office, aksi mata-mata Israel adalah yang paling agresif dibandingkan negara lainnya. Dunia sekarang sedang memandang kepada kita, kepada orang-orang Amerika yang patut dikasihani.
Ketika media AS ramai-ramai melindungi Israel dari aksi kejinya, dunia sudah tahu bahwa kita adalah orang-orang yang ketakutan di negara sendiri. Ketika orang Amerika diberi tahu bagaimana Israel mengambil uang kita, dunia sudah sadar bahwa kitalah yang telah membiayai kekejaman Israel.
Kesimpulannya, bantuan AS terhadap Israel sudah membuat Timur Tengah tidak stabil, dunia ditimpa diskriminasi, agresi maut, dan yang paling miris, menenggelamkan semua perusahaan AS. Dengan terus memberikan bantuan kepada Israel, kita telah membiarkan supremasi Israel atas sebuah pembersihan etnik.
Sekarang saatnya kita menghentikan bantuan kita kepada Israel.
(Allison Weir-Direktur Eksekutif If American Knew)
http://ifamericansknew.org/about_us/whoweare.html#star