TENGGARONG—Tim peneliti arkeologi menemukan kuburan manusia abad ke-18 terbesar di Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga, Kabupaten Kutai Kartanegara. Kuburan itu berupa 52 tajau atau guci berisi kerangka manusia, tiga kerangka masih utuh.
Kepala BP3 (Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala) Samarida, Wilayah Kaltim, Edi Tri Haryantoro mengatakan bahwa temuan kuburan kuno itu memiliki nilai sejarah sangat tinggi.
Penemuaan ini sangat bernilai, baik dari aspek penelitian, pelestarian maupun aspek pemanfaatan. Dari segi validitas, temuan ini memperlihatkan data tentang sistem budaya dan sosial masyarakat kita pada zaman dahulu. Tinggal bagaimana kedepannya sikap pemerintah daerah mensikapi temuaan ini.
"Kalau kita dari Balai pelestarian peninggalan Purbakala maunya tempat ini dibebaskan dan dijadikan museum sekaligus sebagai tempat pengembangan para peneliti purbakala untuk melakukan riset atau penelitiaan ditempat ini," kata Edi.
Dari penemuaan ini lanjutnya, para peneliti kedepannya akan bisa melakukan penelitiaan mengenai budaya masyarakat pada jaman itu, termasuk hubungannnya dengan kebiasaan penguburan dengan masyarakat yang berasal dari Tionghoa.
"Jika dilihat dari segi fisik, kuburan ini berasal dari jaman sebelum masa kolonial di Sangasanga. Jadi, temuan ini memiliki nilai budaya dan sejarah yang sangat tinggi," Kata Edi Tri Haryantoro kepada Poskota Kaltim belum lama ini.
Sementara itu Ketua Tim Peneliti Penguburan Tajau dari Balai Arkeologi Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Bambang Sugianto, ditemui di lokasi penemuan kuburan kono mengatakan selama pembukaan lokasi penemuaan Tajau setahun silam tim peneliti berhasil menemukan 52 tempayan kubur (tajau) yang diperkirakan dibuat pada abad ke-16 hingga 18 masehi.
Tempayang kubur tersebut ditemukan setelah tim melakukan penggalian sejak 16 Mei hingga 4 Juni 2010.
"Dari salah satu lokasi penggalian, kami menemukan 51 tajau kemudian di tempat lain yang hanya berjarak sekitar dua meter ditemukan lagi satu tempayan," katanya.
Bambang mengakui bahwa temuan ini merupakan pertama kali di Kaltim dan merupakan kuburan kuno terbesar di Kalimantan bahkan di Indonesia sebab di beberapa tempat biasanya hanya ditemukan satu hingga tiga tempayan kubur.
Tiga dari 52 tempayan yang ditemukan itu, kata dia, masih dalam kondisi utuh.
"Tiga tempayan yang masih untuh kami serahkan ke museum, sementara lainnya akan kami timbun kembali sambil menunggu hasil koordinasi dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan pemilik lahan," kata Bambang Sugianto.
Kuburan batu ini bentuknya silindris, terdiri dari dua bagian yakni bagian wadah tempat diletakan tulang belulang dan bagian tutup.
Tempayan tersebut berfungsi sebagai `kuburan sekunder` (tempat penyimpanan sisa jenazah/kerangka).
"Ada dua jenis tempayan yang kami temukan yakni, berbentuk ramping sebanyak 18 buah dan tambun 34 buah. Tempayan ramping tingginya 82 centimeter, lebar mulut 22 centimter dan diameternya 49 centimeter. Sementara, tempayan tambun memiliki tinggi 70 centimeter, lebar mulut 20 centimeter serta diameternya 50 centimeter dengan masing-masing tempayan berisi satu jasad," katanya.
Setiap tempayan lanjutnya memiliki penutup berbentuk piring terbuat dari keramik yang diperkirakan dibuat pada abad ke 18.
Namun peneliti belum bisa memastikan asal usul dan jenis ras tulang belulang manusia yang ditemukan itu. Berdasarkan pengalaman memang penentuaan waktu penguburan dilihat fakta temuaan yang umurnya paling akhir.
"untuk itu, kami telah mengirimkan contoh tulang dan tanah untuk diteliti tentang asal-usul ras dan etnis tulang belulang serta kapan penguburan sekunder itu dilakukan," tegasnya.
Disinggung tentang penutupan areal penemuaan dengan menggunakan pasir Bambang mengatakan bahwa penutupan ini dilakukan untuk menjaga agar tidak dirusak sehingga jika diperlukan akan dibuka lagi. M4n
sumber : http://www.poskotakaltim.com/berita/read/6033-kuburan-bersejarah-ditemukan-di-sangasanga.html