Sunday, January 3, 2010

Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi

Elektrokardiografi Untuk Perawat: Sistem Konduksi: "

EKG adalah ilmu yang mempelajari listrik jantung. Elektrrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekam listrik jantung. Kelainan pada listrik jantung akan merubah gambaran pada elektrokardiogram. Dengan EKG kita dapat menilai:

1. aritmia jantung

2. hipetropi atrium dan ventrikel

3. iskemik dan infark miokard

4. efek obat

5. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit khususnya kalium

6. penilaian fungsi pacu jantung


Pola membaca EKG
  1. irama
  2. heart rate
  3. Axis
  4. hypertropi
  5. iskemik
  6. infark
  7. kesimpulan

Sistim Konduksi Jantung

sINOATRIAL nODE

  1. SA node terdiri dari sekelompok sel khusus yang berperan sebagai “pacemaker” otomatis.
  2. Bertanggung jawab memulai impulse listrik yang merangsang otot jantung untuk berkontraksi secara teratur.
  3. SA node berlokasi di atrium kanan atas dekat dengan vena cava superior.
  4. SA node dibawah pengaruh system syaraf otonom.
  5. System symphatis merangsang jantung dan menyebabkan peningkatan denyut jantung melalui reseptor B1 adrenergic
  6. System parasympathetic, melalui nervus vagus, membuat denyut jantung melambat dan mempertahankan keadaan denyut pada keadaan istirahat dengan denyutan sekitar 60 – 70 kali per menit.
  7. Jika aktivitas parasympatis di blok/hambat, oleh obat anti kolinergik atau syaraf vagal di potong maka denyut jantung akan meningkat.
  8. Jika stimulasi parasimphatik meningkat, misalnya karena aktivitas sinus carotid dapat menyebabkan denyut jantung menurun
    Rytme berasal dari SA node disebabkan karena depolarisasi dari SA node lebih cepat (60 – 100 denyut permenit) dari pada AV node (40 – 60 denyut per menit) dan system konduksi ventrikel (30 – 40 denyut per menit) sehingga AV node and sytem konduksi ventricular “dicaplok” oleh impuls sinus

Atrioventicular N

  1. Atrioventicular node (AV node) berlokasi di interatrial septum dekat dengan katup trikus
  2. Menerima impuls SA node dan menghantarkan impuls ke bundle his.
  3. Impuls listrik dari SA harus di hubungkan melalui AV karena atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrus yang memiliki konduktivitas rendah.
  4. AV node bersama dengan Bundle His membuat AV junctional.
  5. AV junctional memiliki aktivitas pacemaker intrinsik 40-60 denyut per menit. Jika SA nodes cidera maka AV junctional megambil alih denyut dan rytme jantung

Bundle His

  1. Bundle His terletak di proksimal septum intraventrikuler.
  2. Bundle His sangat penting mengalirkan impuls dari AV Node ke ventrikel.
  3. Percabangan Bundle His terdiri dari kanan kiri anteriorsuperior, dan kiri posteriorinferior

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
"

Sadapan EKG

Sadapan EKG: "


12 Sadapan EKG

  1. Tiga buah bipolar standard lead (I, II, III)
  2. Tiga buah unipolar limb lead (aVR, aVL dan aVF)
  3. Enam Buah unipolar chest lead (V1 – V6)

Sadapan Baku Bipolar (bipolar standard lead einthoven)

  1. Lead I = perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) & lengan kiri (LA), dimana LA bermuatan lebih positif dari RA
  2. Lead II = perbedaan potensial antara lengan kanan dan tungkai kiri (LL) dimana LL bermuatan lebih positif dari LA
  3. Lead III = perbedaan potensial antara lengan kiri dan tungkai kiri, dimana LL bermuatan lebih positif dari LA

SADAPAN UNIPOLAR

Augmented unipolar lead lengan (frontal plane):

  1. Lead aVR: RA (+) ke [LA & LF] (-) (ke Kanan)
  2. Lead aVL: LA (+) ke [RA & LF] (-) (ke kiri )
  3. Lead aVF: LF (+) ke [RA & LA] (-) (Inferior)

SADAPAN DADA (Precordial)

  1. Terdiri dari V1 – V6
  2. Sadapan jantung bagian septum adalah V1 dan V2
  3. Sadapan jantung bagian anterior adalah V3 dan V4
  4. Sadapan jantung bagian lateral adalah V5 dan V6
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Sadapan EKG

Sadapan EKG: "


12 Sadapan EKG

  1. Tiga buah bipolar standard lead (I, II, III)
  2. Tiga buah unipolar limb lead (aVR, aVL dan aVF)
  3. Enam Buah unipolar chest lead (V1 – V6)

Sadapan Baku Bipolar (bipolar standard lead einthoven)

  1. Lead I = perbedaan potensial antara lengan kanan (RA) & lengan kiri (LA), dimana LA bermuatan lebih positif dari RA
  2. Lead II = perbedaan potensial antara lengan kanan dan tungkai kiri (LL) dimana LL bermuatan lebih positif dari LA
  3. Lead III = perbedaan potensial antara lengan kiri dan tungkai kiri, dimana LL bermuatan lebih positif dari LA

SADAPAN UNIPOLAR

Augmented unipolar lead lengan (frontal plane):

  1. Lead aVR: RA (+) ke [LA & LF] (-) (ke Kanan)
  2. Lead aVL: LA (+) ke [RA & LF] (-) (ke kiri )
  3. Lead aVF: LF (+) ke [RA & LA] (-) (Inferior)

SADAPAN DADA (Precordial)

  1. Terdiri dari V1 – V6
  2. Sadapan jantung bagian septum adalah V1 dan V2
  3. Sadapan jantung bagian anterior adalah V3 dan V4
  4. Sadapan jantung bagian lateral adalah V5 dan V6
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT

LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT: "

Banyak orang masuk rumah sakit setiap tahunnya disebabkan karena luka bakar. Luka bakar tidak hanya berpengaruh terhadap kulit tetapi berpengaruh terhadap sistem tubuh secara menyeluruh. Menghisap asap dan infeksi pada luka merupakan komplikasi pasien yang mengalami luka bakar.

Patofisiologi dan tanda dan gejala

luka bakar disebabkan karena tranfer energi panas dari sebuah sumber energi ke tubuh, panas menyebabkan kerusakan jaringan. Reaksi setempat, panans menyebabkan kerusakan protein dan pembuluh darah. Terdapat tiga zona kerusakan jaringan:

  1. zona koagulasi
  2. zona stasis
  3. zona hypearemia

Kerusakan pada kulit berhubungan dengan:

  1. suhu penyebab luka bakar
  2. penyebab
  3. lama terbakar
  4. jaringan ikat yang terkena
  5. lapisan dari struktur kulit yang terkena

Prubahan fungsi kulit normal menyebabkan:

  1. penurunan fungsi proteksi
  2. kegagalan mengatur temperatur
  3. meningkatkan resiko infeksi
  4. perubahan fungsi sensori
  5. kehilangan cairan
  6. kegagalan regenerasi kulit
  7. kegagalan fungsi eksresi dan sekresi

Respon sistemik

Perubahan pada fungsi kulit menyebabkan perubahan secara keselruhan pada sistem tubuh.

Keseimbangan cairan

Mengikuti kejadian luka bakar, terdapat peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan keluarnya plasma dan protein ke jaringan yang menyebabkan terjadinya edema dan kehilangan cairan intravakuler. Kehilangan cairan juga disebabkan karena evaporasi yang meningkat 4 – 15 kali evaporasi pada kulit normal. Peningkatan metabolisme juga dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui sistem pernapasan.

Cardiac

Fungsi jantung juga terpengaruh oleh luka bakar diataranya penurunan kardiak output, yang disebabkan karena kehilangan cairan plasma. Perubahan hematologi berat disebabkan kerusakan jaringan dan prubahan pembuluh darah yang terjadi pada luka bakar yang luas. Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan plasma pindah ke ruang interstisial. Dalam 48 jam pertama setelah kejadian, perubahan cairan menyebabkan hypovolemia dan jika tida di tanggulangi dapat menyebabkan pasien jatuh pada shock hypovolemia. Kehilangan cairan intravaskular menyebabkan peningkatan hematokrit dan kerusakan sel darah merah. Luka bakar juga menyebabkan kerusakan pada fungsi dan lama hidup platelet.

Metabolic

Kebutuhan metabolik sangat tinggi pada pasien dengan luka bakar. Tingkat metabolik yang tinggi akan sesuai dengan luas luka bakar sampai dengan luka bakar tersebut menutup. Hypermetabolisme juga terjadi karena cidera itu sendiri, intervensi pembedahan, dan respon stress. Katabolisme yang berat juga terjadi yang disebabkan karena keseimbangan nitrogen yang negatif, kehilangan berat baddan, dan penurunan penyembuhan luka. Peningkatan katekolamin (epinephrine, norepinephrine) yang disebabkan karena respon terhadap stress. Ini menyebabkan peningkatan kadar glukagon yang dapat menyebabkan hyperglikemia.

Gastrointestinal

Masalah gastrointestinal yang mungkin terjadi adalah pembengkakan lambung, ulkus peptkum, dan ileus paralitik. Respon ini disebabkan karena kehilangan cairan, perpindahan cairan, imobilisasim, penurunan motilitas lambung, dan respon terhadap stress.

Renal

Insufisiensi renal akut dapat terjadi yang disebabkan karena hypovolemia dan penurunan kardiak output. Kehilangan cairan dan tidak adekuatnnya pemberian cairan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan glomerular filtration rate. Pada luka bakar yang disebabkan karena listrik dapat meneybabkan kerusakan langsung atau pembentukan myoglobin casts (karena kerusakan otot) yang dapat menyebabkan nekrosis tubular rennal akut

Pulmonary

Efek terhadap paru disebabkan karena menghisap asap. Hyperventilasai biasanya berhubungan dengan luas luka bakar. Peningkatkan ventilasi berhubungan dengan keadaan hypermetabolik, takut, cemas, dan nyeri.

Immune

Dengan adanya kerusakan kulit menyebabkan kehilangan mekansme pertahanan pertama terhadap infksi. Luka bakar luas dapat menyebabkan penurunan IgA, IgG, dan IgM.

Klasifikasi luka bakar

Klasifikasi luka bakar dipengaruhi oleh kedalaman luka, prosentase luka, penyebab, usia, riwayat kesehatan dan lokasi luka bakar. Perkiraan luas luka bakar didasarkan kepada tubuh mana yang terpengaruh. Bisanya menggunakan Rule of Nines. Metode ini cukup baik tetapi tidak akurat jika digunakan untuk anak-anak.

ETIOLOGI

Penyebab luka bakar:

  1. api langsung
  2. kontak denga sumber panas
  3. kimia
  4. listrik
  5. radiasi

KOMPLIKASI

  1. kelainan pada pernafasan akibat hisapan
  2. infeksi, insiden infeksi meingkat sejalan dengan peningkatan luas luka bakar.
  3. neurovaskular, terjadi karena luka bakar luas
  4. pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penurunan aliran darah

TEST DIAGNOSTIK

  1. complete blood cell count (CBC)
  2. blood urea nitrogen (BUN),
  3. serum glucose
  4. electrolite
  5. arterial blood gases
  6. serum protein
  7. albumin
  8. urine cultures
  9. urinalysis
  10. pembekuan darah
  11. pemeriksaan servikal
  12. kultur luka

INTERVENSI TERAPEUTIK

Emergent Stage

Pada saat kejadian, kebakaran harus dihentikan. Baju dibuang, dan luka didinginkan oleh air yang mengalir, dan tutupi dengan pakaian bersih untuk mengurangi kedinginan dan kontaminasi. Pengkajian ABCs (airway, breathing, circulation). Pasien harus distabilkan jika pasien fraktur, perdarahan, imobilisasi tulang belakang, dan cidera yang lain. Pemberian cairan intravena harus dilakukan untuk menghindari terjadinya shock hypovolemia. Untuk mengurangi nyeri berikan analgesik. Patient-controlled analgesia (PCA) sangat efektif diberikan. Riwayat kejadian harus ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan komplikasi, dan trauma yang mungkin terjadi. Penjelaskan kepada keluarga harus dilakukan.

Acute Stage

Jika pasien masuk pada pelayanan khusus luka bakar maka pasien dapat dilakukan perawatan oleh tenaga multidisiplin. Manajemen pada tahap ini adalah:

  1. menghilangkan kemungkinan terjadinya infeksi
  2. mengurangi luka parut
  3. memaksimumkan fungsi tubuh
  4. mempertahankan kenyamanan
  5. pemberian nutrisi adekuat
  6. mempertahankan cairan dan elektrolit
  7. mempertahankan keseimbangan asam dan basa

Rehabilitation Phase

Tujuannya adalah mengembalikan pasien pada keadaan fisik dan psikososial yang optimal. Lama fase ini tergantung luas luka. Pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan dalam beberapa tahun kemudian.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT

LUKA BAKAR UNTUK PERAWAT: "

Banyak orang masuk rumah sakit setiap tahunnya disebabkan karena luka bakar. Luka bakar tidak hanya berpengaruh terhadap kulit tetapi berpengaruh terhadap sistem tubuh secara menyeluruh. Menghisap asap dan infeksi pada luka merupakan komplikasi pasien yang mengalami luka bakar.

Patofisiologi dan tanda dan gejala

luka bakar disebabkan karena tranfer energi panas dari sebuah sumber energi ke tubuh, panas menyebabkan kerusakan jaringan. Reaksi setempat, panans menyebabkan kerusakan protein dan pembuluh darah. Terdapat tiga zona kerusakan jaringan:

  1. zona koagulasi
  2. zona stasis
  3. zona hypearemia

Kerusakan pada kulit berhubungan dengan:

  1. suhu penyebab luka bakar
  2. penyebab
  3. lama terbakar
  4. jaringan ikat yang terkena
  5. lapisan dari struktur kulit yang terkena

Prubahan fungsi kulit normal menyebabkan:

  1. penurunan fungsi proteksi
  2. kegagalan mengatur temperatur
  3. meningkatkan resiko infeksi
  4. perubahan fungsi sensori
  5. kehilangan cairan
  6. kegagalan regenerasi kulit
  7. kegagalan fungsi eksresi dan sekresi

Respon sistemik

Perubahan pada fungsi kulit menyebabkan perubahan secara keselruhan pada sistem tubuh.

Keseimbangan cairan

Mengikuti kejadian luka bakar, terdapat peningkatan permeabilitas kapiler yang menyebabkan keluarnya plasma dan protein ke jaringan yang menyebabkan terjadinya edema dan kehilangan cairan intravakuler. Kehilangan cairan juga disebabkan karena evaporasi yang meningkat 4 – 15 kali evaporasi pada kulit normal. Peningkatan metabolisme juga dapat menyebabkan kehilangan cairan melalui sistem pernapasan.

Cardiac

Fungsi jantung juga terpengaruh oleh luka bakar diataranya penurunan kardiak output, yang disebabkan karena kehilangan cairan plasma. Perubahan hematologi berat disebabkan kerusakan jaringan dan prubahan pembuluh darah yang terjadi pada luka bakar yang luas. Peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan plasma pindah ke ruang interstisial. Dalam 48 jam pertama setelah kejadian, perubahan cairan menyebabkan hypovolemia dan jika tida di tanggulangi dapat menyebabkan pasien jatuh pada shock hypovolemia. Kehilangan cairan intravaskular menyebabkan peningkatan hematokrit dan kerusakan sel darah merah. Luka bakar juga menyebabkan kerusakan pada fungsi dan lama hidup platelet.

Metabolic

Kebutuhan metabolik sangat tinggi pada pasien dengan luka bakar. Tingkat metabolik yang tinggi akan sesuai dengan luas luka bakar sampai dengan luka bakar tersebut menutup. Hypermetabolisme juga terjadi karena cidera itu sendiri, intervensi pembedahan, dan respon stress. Katabolisme yang berat juga terjadi yang disebabkan karena keseimbangan nitrogen yang negatif, kehilangan berat baddan, dan penurunan penyembuhan luka. Peningkatan katekolamin (epinephrine, norepinephrine) yang disebabkan karena respon terhadap stress. Ini menyebabkan peningkatan kadar glukagon yang dapat menyebabkan hyperglikemia.

Gastrointestinal

Masalah gastrointestinal yang mungkin terjadi adalah pembengkakan lambung, ulkus peptkum, dan ileus paralitik. Respon ini disebabkan karena kehilangan cairan, perpindahan cairan, imobilisasim, penurunan motilitas lambung, dan respon terhadap stress.

Renal

Insufisiensi renal akut dapat terjadi yang disebabkan karena hypovolemia dan penurunan kardiak output. Kehilangan cairan dan tidak adekuatnnya pemberian cairan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke ginjal dan glomerular filtration rate. Pada luka bakar yang disebabkan karena listrik dapat meneybabkan kerusakan langsung atau pembentukan myoglobin casts (karena kerusakan otot) yang dapat menyebabkan nekrosis tubular rennal akut

Pulmonary

Efek terhadap paru disebabkan karena menghisap asap. Hyperventilasai biasanya berhubungan dengan luas luka bakar. Peningkatkan ventilasi berhubungan dengan keadaan hypermetabolik, takut, cemas, dan nyeri.

Immune

Dengan adanya kerusakan kulit menyebabkan kehilangan mekansme pertahanan pertama terhadap infksi. Luka bakar luas dapat menyebabkan penurunan IgA, IgG, dan IgM.

Klasifikasi luka bakar

Klasifikasi luka bakar dipengaruhi oleh kedalaman luka, prosentase luka, penyebab, usia, riwayat kesehatan dan lokasi luka bakar. Perkiraan luas luka bakar didasarkan kepada tubuh mana yang terpengaruh. Bisanya menggunakan Rule of Nines. Metode ini cukup baik tetapi tidak akurat jika digunakan untuk anak-anak.

ETIOLOGI

Penyebab luka bakar:

  1. api langsung
  2. kontak denga sumber panas
  3. kimia
  4. listrik
  5. radiasi

KOMPLIKASI

  1. kelainan pada pernafasan akibat hisapan
  2. infeksi, insiden infeksi meingkat sejalan dengan peningkatan luas luka bakar.
  3. neurovaskular, terjadi karena luka bakar luas
  4. pembentukan jaringan parut yang menyebabkan penurunan aliran darah

TEST DIAGNOSTIK

  1. complete blood cell count (CBC)
  2. blood urea nitrogen (BUN),
  3. serum glucose
  4. electrolite
  5. arterial blood gases
  6. serum protein
  7. albumin
  8. urine cultures
  9. urinalysis
  10. pembekuan darah
  11. pemeriksaan servikal
  12. kultur luka

INTERVENSI TERAPEUTIK

Emergent Stage

Pada saat kejadian, kebakaran harus dihentikan. Baju dibuang, dan luka didinginkan oleh air yang mengalir, dan tutupi dengan pakaian bersih untuk mengurangi kedinginan dan kontaminasi. Pengkajian ABCs (airway, breathing, circulation). Pasien harus distabilkan jika pasien fraktur, perdarahan, imobilisasi tulang belakang, dan cidera yang lain. Pemberian cairan intravena harus dilakukan untuk menghindari terjadinya shock hypovolemia. Untuk mengurangi nyeri berikan analgesik. Patient-controlled analgesia (PCA) sangat efektif diberikan. Riwayat kejadian harus ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan komplikasi, dan trauma yang mungkin terjadi. Penjelaskan kepada keluarga harus dilakukan.

Acute Stage

Jika pasien masuk pada pelayanan khusus luka bakar maka pasien dapat dilakukan perawatan oleh tenaga multidisiplin. Manajemen pada tahap ini adalah:

  1. menghilangkan kemungkinan terjadinya infeksi
  2. mengurangi luka parut
  3. memaksimumkan fungsi tubuh
  4. mempertahankan kenyamanan
  5. pemberian nutrisi adekuat
  6. mempertahankan cairan dan elektrolit
  7. mempertahankan keseimbangan asam dan basa

Rehabilitation Phase

Tujuannya adalah mengembalikan pasien pada keadaan fisik dan psikososial yang optimal. Lama fase ini tergantung luas luka. Pembedahan rekonstruksi dapat dilakukan dalam beberapa tahun kemudian.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah

Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah: "

Mual merupakan perasaan ingin muntah subjektif. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melaui osofagus dan mulut. Mual dan muntah merupakan pengalaman yang hamper dirasakan semua orang. Muntah juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh dari bahan yang berbahaya dari saluran pencernaan. Reflek muntah dikontrol oleh pusat muntah di otak. Mekanisme terjadinya mutah sangat komplek. Banyak penyebab yang dapat menyebabkan muntah yaitu:

  1. infeksi virus
  2. stress
  3. kehamilan
  4. obat
  5. myocardial infark
  6. uremia
  7. kondisi lain

Intervensi terapeutik

Mual dan muntah sangat sedikit memerlukan intervensi. Akan tetapi jika dibiarkan akan menyebabkan dehidrasi dan ketidak seimbangan elektrolit. Kehilangan asam klorida dari lambung dapat menyebabkan terjadinya metabolic alkalosis. Muntah yang hitam seperti kofi menunjukan muntah bercampur dengan darah. Proteksi pada jalam napas selama muntah merupakan tindakan yang ling penting untuk mencegah adanya aspirasi. Resiko aspirasi meningkat pada pasien dengan penurunan kesadaran, orang tua, dan kegagalan reflek gag. Tepatkan pasien dalam posisi yang nyaman sehingga muntahan keluar. Pemukulan punggung saat muntah dapat menyebabkan aspirasi.

Proses Keperawatan pada Pasien Mual dan Muntah

Pengkajian/pengumpulan data

  1. Episode mual dan muntah
  2. Kondisi medis
  3. Obat yang dikonsumsi
  4. pengobatan yang sedang dilakukan

Tanda kehilangan cairan awal:

  1. kelemahan
  2. sakit kepala
  3. tidak mampu untuk berkonsentrasi
  4. postural hypotensi

Tanda kehilangan ciran lanjut:

  1. bingunng
  2. oliguria
  3. kulit dingin dan lembab
  4. nyeri dada dan perut

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, dan Implementasi

Mual berhubungan dengan berbagai penyebab causes

Hasil yang diinginkan: pasien menyatakan mual dan muntah tidak ada

  1. reda, bebas bau lingkunga bersih sehingga tidak menyebabkan mual
  2. berikan anti emetic
  3. perawatan oral untuk mengurangi emesis dan meningkatkan kenyamanan
  4. menjelaskan kepada pasien untuk menjauhi penyebab atau makanan yang dapat menyebabkan muntah

Resiko aspirasi berhubungan dengan penunrunan gag reflek atau penuruanan kesadara

Hasil yang diinginkan: Jalan napas dan suara paru pasien bersih

  1. kaji apakah pasien dalam keadaan resiko untuk aspirasi
  2. tempatkan pasien dalam posisi yang dapat mencegah aspirasi.

Kekurangan Cairan

Hasil yang diinginkan: tanda vital pasien dalam batas normal

  1. monitor adanya tanda hypovolemia untuk mencegah adanya komplikasi yang mungkin terjadi
  2. timbang berat badan tiap hari
  3. monitor intake output dan tanda vital, dan tanda vital tekanan darah ortohstatik
  4. berikan cairan per IV
  5. monitoring pengeluaran cairan selama pengobatan untuk mencegah deficit dan kelebihan cairan

Evaluasi

Pasien menunjukan mual tidak ada, suara paru bersih, dan tanda vital normal.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah

Asuhan Keperawatan pada pasien mual dan muntah: "

Mual merupakan perasaan ingin muntah subjektif. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melaui osofagus dan mulut. Mual dan muntah merupakan pengalaman yang hamper dirasakan semua orang. Muntah juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh dari bahan yang berbahaya dari saluran pencernaan. Reflek muntah dikontrol oleh pusat muntah di otak. Mekanisme terjadinya mutah sangat komplek. Banyak penyebab yang dapat menyebabkan muntah yaitu:

  1. infeksi virus
  2. stress
  3. kehamilan
  4. obat
  5. myocardial infark
  6. uremia
  7. kondisi lain

Intervensi terapeutik

Mual dan muntah sangat sedikit memerlukan intervensi. Akan tetapi jika dibiarkan akan menyebabkan dehidrasi dan ketidak seimbangan elektrolit. Kehilangan asam klorida dari lambung dapat menyebabkan terjadinya metabolic alkalosis. Muntah yang hitam seperti kofi menunjukan muntah bercampur dengan darah. Proteksi pada jalam napas selama muntah merupakan tindakan yang ling penting untuk mencegah adanya aspirasi. Resiko aspirasi meningkat pada pasien dengan penurunan kesadaran, orang tua, dan kegagalan reflek gag. Tepatkan pasien dalam posisi yang nyaman sehingga muntahan keluar. Pemukulan punggung saat muntah dapat menyebabkan aspirasi.

Proses Keperawatan pada Pasien Mual dan Muntah

Pengkajian/pengumpulan data

  1. Episode mual dan muntah
  2. Kondisi medis
  3. Obat yang dikonsumsi
  4. pengobatan yang sedang dilakukan

Tanda kehilangan cairan awal:

  1. kelemahan
  2. sakit kepala
  3. tidak mampu untuk berkonsentrasi
  4. postural hypotensi

Tanda kehilangan ciran lanjut:

  1. bingunng
  2. oliguria
  3. kulit dingin dan lembab
  4. nyeri dada dan perut

Diagnosa Keperawatan, Perencanaan, dan Implementasi

Mual berhubungan dengan berbagai penyebab causes

Hasil yang diinginkan: pasien menyatakan mual dan muntah tidak ada

  1. reda, bebas bau lingkunga bersih sehingga tidak menyebabkan mual
  2. berikan anti emetic
  3. perawatan oral untuk mengurangi emesis dan meningkatkan kenyamanan
  4. menjelaskan kepada pasien untuk menjauhi penyebab atau makanan yang dapat menyebabkan muntah

Resiko aspirasi berhubungan dengan penunrunan gag reflek atau penuruanan kesadara

Hasil yang diinginkan: Jalan napas dan suara paru pasien bersih

  1. kaji apakah pasien dalam keadaan resiko untuk aspirasi
  2. tempatkan pasien dalam posisi yang dapat mencegah aspirasi.

Kekurangan Cairan

Hasil yang diinginkan: tanda vital pasien dalam batas normal

  1. monitor adanya tanda hypovolemia untuk mencegah adanya komplikasi yang mungkin terjadi
  2. timbang berat badan tiap hari
  3. monitor intake output dan tanda vital, dan tanda vital tekanan darah ortohstatik
  4. berikan cairan per IV
  5. monitoring pengeluaran cairan selama pengobatan untuk mencegah deficit dan kelebihan cairan

Evaluasi

Pasien menunjukan mual tidak ada, suara paru bersih, dan tanda vital normal.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan makan

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan makan

Anorexia

Merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala umum pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan, masalah psikologi dan infeksi.

Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan salah satu cara dalam menaikan berat badan akan tetapi pemberian makanan melalui selang atau infuse dapat menjadikan sebuah pilihan. Tanyakan kepada pasien apa oenyebab merekan kehilangan napsu makan dan apa yang dapat meningkatkan napsu makan tersebut.

Tindakan keperawatan pada pasien anoreksia adalah

  1. dokumentasi intake output
  2. monitoring tanda vital
  3. elektrolit
  4. elektrokardiogram
  5. monitoring jumlah cairan yang masuk

Anorexia Nervosa

Merupakan klainan makan yang sering tejadi pada wanita usia 12 sampai dengan 18 tahun. Diperkirakan 10% dari populasi mengalami anoreksia.

Tanda dan gejala

Tanda awal dari anoresia nervosa terdiri dari:

  1. kehilangan berat badan
  2. rendah harga diri
  3. konfulsif terhadap diet
  4. perubahan body image

Tanda lanjut terdiri dari:

  1. amenorehea pada wanita
  2. ketidak seimbangan elektrolit
  3. disritmia jantung
  4. konstipasi
  5. kulit kering
  6. bradi kardi
  7. hypothermia
  8. hypotensi
  9. kehilangan otot

Intervensi Therapeutik

Perawatan pasien dengan anoresia nervosa harus dilakukan oleh multidispilin keilmuan. Pasien kadang tidak memerlukan obat. Pasien biasanya encari pertolongan karena mereka tidak mendapatkan hasil yang baik pada perawatan sebelumnya.

Pertolongan lebih awal akan mendapatkan prognosis yang baik. Diatas 18% pasien meninggal karena kelaparan dan komplikasi dari itu. Pemebrian ciaran dan nutrisi intravena diperlukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang hebat, ancaman dari ketidak seimbangan cairan, dan disritmia atau gejala lain yang berhubungan.

Pengembalian berat badan ke normal membutuhkan waktu yang lama dan merupakan proses yang lambat.

Komplikasi

  1. Kekurangan nutrisi yang kronis
  2. kekurangan energi
  3. penurunan tekanan darah dan nadi
  4. gagal jantung dan ginjal
  5. osteoporosis
  6. penurunan otot

Bulimia Nervosa

Kelainan makan yang ditandai dengan menginduksi muntah oleh sendiri. Sering terjadi pada wanita muda.

Tanda dan Gejala

  1. Tanda dan gejala mirip dengan anoreksia nervosa dengan tanda khas erosi bagian enamel gigi karena asam lambung.
  2. Biasanya mereka lama di kamar mandi terutama setelah makan.
  3. Gangguan elektrolit
  4. Dysritmia
  5. Metabolik alkalosis
  6. Gagal jantung
  7. hypokalemia
  8. hypokalsemia

Intervensi Terapeutik

Sama dengan anorexia nervosa.

Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan makan

Perawatan pasien dnegan gangguan makan merupakan tantangan tersendiri karena membutuhkan komunikasi yang baik dan realistis, kepercayaan merupakan modal utama dalam perawatan pasien dengan gangguan makan untuk mencegah terjadinya kekambuhan kembali.

Pengkajian dan Pengumpulan data

  1. catat ketidak adequatan nutrisi
  2. catat kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih
  3. kaji turgor kulit
  4. kaki kekuatan otot
  5. amenorrhea
  6. ketidak seimbangan elektrolit
  7. erosi gigi

Pemeriksaan lanjut:

  1. anemia
  2. ketidak seimbangan elektrolit
  3. elektrokardiogram

Diagnosa keperawatan, perencanaan, dan implementasi

Ketidakimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dnegan tidak adekuat pemasukan, menginduksi muntah, penggunaan pencahan kronis.

Hasil yang diinginkan: diit sesuai dengan berat badan individu.

  1. monitoring berat badan pasien
  2. monitoring tanda vital dan laboratorium
  3. tingkatkan kepercayaan pasien
  4. berikan makan sedikit tapi sering

Kelainan Body image, berhubungan dengan perubahan psikososial dan kognitif

Hasil yang diinginkan: pasien secar verbal menyatakan kepuasan terhadap tubuhnya.

  1. kaji dan dokumentasikan repon verbal dan nonverbal
  2. dengarkan pasien dan bawa terhadap realitas
  3. monitoring pernyataan negative pasien sess and document patient’s verbal and nonverbal
  4. kaji kebutuhan rujukan ke pelayanan konseling dan social
  5. berikan penghargaan secra verbal

.

Evaluasi

  1. Pasien mendapatkan berat badan yang sesuai
  2. pasien puas dengan tubuhnya
  3. pasien dapat menilai secara positif terhadap tubuhnya.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan makan

Asuhan Keperawatan pada pasien dengan kelainan makan

Anorexia

Merupakan penurunan napsu makan yang merupakan gejala umum pada banyak penyakit dan dapat disebabakan oleh makanan, obat, emosi, ketakutan, masalah psikologi dan infeksi.

Anoreksia jangka panjang dapat menyebabkan ketidak seimbangan elektrolit yang dapat menyebabkan dysritmia jatung. Makan merupakan salah satu cara dalam menaikan berat badan akan tetapi pemberian makanan melalui selang atau infuse dapat menjadikan sebuah pilihan. Tanyakan kepada pasien apa oenyebab merekan kehilangan napsu makan dan apa yang dapat meningkatkan napsu makan tersebut.

Tindakan keperawatan pada pasien anoreksia adalah

  1. dokumentasi intake output
  2. monitoring tanda vital
  3. elektrolit
  4. elektrokardiogram
  5. monitoring jumlah cairan yang masuk

Anorexia Nervosa

Merupakan klainan makan yang sering tejadi pada wanita usia 12 sampai dengan 18 tahun. Diperkirakan 10% dari populasi mengalami anoreksia.

Tanda dan gejala

Tanda awal dari anoresia nervosa terdiri dari:

  1. kehilangan berat badan
  2. rendah harga diri
  3. konfulsif terhadap diet
  4. perubahan body image

Tanda lanjut terdiri dari:

  1. amenorehea pada wanita
  2. ketidak seimbangan elektrolit
  3. disritmia jantung
  4. konstipasi
  5. kulit kering
  6. bradi kardi
  7. hypothermia
  8. hypotensi
  9. kehilangan otot

Intervensi Therapeutik

Perawatan pasien dengan anoresia nervosa harus dilakukan oleh multidispilin keilmuan. Pasien kadang tidak memerlukan obat. Pasien biasanya encari pertolongan karena mereka tidak mendapatkan hasil yang baik pada perawatan sebelumnya.

Pertolongan lebih awal akan mendapatkan prognosis yang baik. Diatas 18% pasien meninggal karena kelaparan dan komplikasi dari itu. Pemebrian ciaran dan nutrisi intravena diperlukan jika pasien mengalami penurunan berat badan yang hebat, ancaman dari ketidak seimbangan cairan, dan disritmia atau gejala lain yang berhubungan.

Pengembalian berat badan ke normal membutuhkan waktu yang lama dan merupakan proses yang lambat.

Komplikasi

  1. Kekurangan nutrisi yang kronis
  2. kekurangan energi
  3. penurunan tekanan darah dan nadi
  4. gagal jantung dan ginjal
  5. osteoporosis
  6. penurunan otot

Bulimia Nervosa

Kelainan makan yang ditandai dengan menginduksi muntah oleh sendiri. Sering terjadi pada wanita muda.

Tanda dan Gejala

  1. Tanda dan gejala mirip dengan anoreksia nervosa dengan tanda khas erosi bagian enamel gigi karena asam lambung.
  2. Biasanya mereka lama di kamar mandi terutama setelah makan.
  3. Gangguan elektrolit
  4. Dysritmia
  5. Metabolik alkalosis
  6. Gagal jantung
  7. hypokalemia
  8. hypokalsemia

Intervensi Terapeutik

Sama dengan anorexia nervosa.

Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan makan

Perawatan pasien dnegan gangguan makan merupakan tantangan tersendiri karena membutuhkan komunikasi yang baik dan realistis, kepercayaan merupakan modal utama dalam perawatan pasien dengan gangguan makan untuk mencegah terjadinya kekambuhan kembali.

Pengkajian dan Pengumpulan data

  1. catat ketidak adequatan nutrisi
  2. catat kehilangan berat badan 15% dibawah normal atau lebih
  3. kaji turgor kulit
  4. kaki kekuatan otot
  5. amenorrhea
  6. ketidak seimbangan elektrolit
  7. erosi gigi

Pemeriksaan lanjut:

  1. anemia
  2. ketidak seimbangan elektrolit
  3. elektrokardiogram

Diagnosa keperawatan, perencanaan, dan implementasi

Ketidakimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan dnegan tidak adekuat pemasukan, menginduksi muntah, penggunaan pencahan kronis.

Hasil yang diinginkan: diit sesuai dengan berat badan individu.

  1. monitoring berat badan pasien
  2. monitoring tanda vital dan laboratorium
  3. tingkatkan kepercayaan pasien
  4. berikan makan sedikit tapi sering

Kelainan Body image, berhubungan dengan perubahan psikososial dan kognitif

Hasil yang diinginkan: pasien secar verbal menyatakan kepuasan terhadap tubuhnya.

  1. kaji dan dokumentasikan repon verbal dan nonverbal
  2. dengarkan pasien dan bawa terhadap realitas
  3. monitoring pernyataan negative pasien sess and document patient’s verbal and nonverbal
  4. kaji kebutuhan rujukan ke pelayanan konseling dan social
  5. berikan penghargaan secra verbal

.

Evaluasi

  1. Pasien mendapatkan berat badan yang sesuai
  2. pasien puas dengan tubuhnya
  3. pasien dapat menilai secara positif terhadap tubuhnya.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Blog Archive