Entah bagaimana cara orang Mesir bekerja di masa empat puluh enam abad yang lalu tanpa peralatan modern atau mesin, tetapi toh mampu membikin bangunan serupa itu, betul-betul gelap! Betul-betul bangunan itu memerlukan rencana teramat cermat dan kesanggupan administrasi sempurna untuk menggali sumber nasional buat suksesnya tugas luar biasa besar macam begitu. Bila kita sepakati dugaan umum bahwa kejadian itu memerlukan waktu dua puluh tahun, dengan sendirinya kita harus bayangkan tak kurang dari kira-kira 300 blok batu disusun tiap hari. Jelas, untuk membentuk blok-blok batu sebanyak itu dan mengangkutnya ke tempat penyusunan piramida, memotongnya sesuai dengan ukuran tepat seperti yang diperlukan dan menempatkannya pada posisi yang semestinya, betul-betul suatu tugas 'gila-gilaan. ' Seluruh armada kapal harus dikerahkan untuk mengangkut blok-blok batu itu, dan sistem suplai berencana diperlukan untuk memberi makan 'balatentara pekerja' yang terlibat dalam proyek itu.
Piramida raksasa itu telah bertahan tegak selama 4500 tahun, dan mungkin masih tetap tegak seperti itu kendati gedung-gedung bangunan modern sudah lama runtuh berantakan jadi puing dan abu. Bangunan piramida itu betul-betul tak terusakkan! Bahkan andaikata sebuah bom atom menghantam persis ke tubuhnya, dia tak akan terhapus. Tentu, dikit demi dikit. dia akan digerogoti jaman. Tetapi, hingga kini, kadar erosinya masih memungkinkannya bertahan hingga lebih dari satu juta tahun lagi.
Karena itu jelaslah, Cheops sebagai orang yang meninggalkan warisan besar buat dunia, telah peroleh kemasyhuran abadi, mungkin mengatasi kemasyhuran siapa saja yang pernah hidup di atas permukaan bumi. (Bisakah Napoleon atau Alexander Yang Agung masih diingat orang walau hanya 10.000 tahun yang akan datang?). Tetapi, kemasyhuran jauh berbeda dengan apa yang disebut 'pengaruh'. Meskipun Cheops punya pengaruh terhadap orang Mesir yang hidup di jamannya, dia tak punya pengaruh apa-apa baik terhadap dunia luar maupun masa-masa sesudahnya.