Jakarta - Layanan BlackBerry dituding berbahaya bagi keamanan nasional sehingga membuat Uni Emirat Arab dan Arab Saudi segera memblokir sejumlah layanan di ponsel pintar itu. Mendapati kenyataan yang tidak mengenakkan ini, lalu apa tanggapan Research In Motion (RIM)?
Dalam keterangan resminya, RIM tentu saja menolak dengan tegas tudingan tidak aman yang dialamatkan terhadap produk dan layanannya tersebut.
Vendor yang sudah beroperasi di lebih dari 175 negara ini mengatakan bahwa pihaknya telah menyediakan arsitektur keamanan yang diterima secara luas oleh pemerintah dan pelanggan di seluruh dunia yang menyadari akan pentingnya keamanan.
"RIM menghormati baik persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh pemerintah dan juga kebutuhan keamanan dan privasi dari perusahaan-perusahaan dan konsumen. RIM pun tidak mengungkapkan diskusi dengan pemerintah mengenai peraturan yang bersifat rahasia," tukas RIM dalam keterangannya kepada detikINET, Selasa (3/8/2010).
RIM menandaskan, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan produk-produk yang inovatif dengan keamanan yang tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan para konsumen dan pemerintah.
Pembelaan RIM ini tentu saja berseberangan dengan tudingan yang dilontarkan Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi. Sebab sebelumnya, menurut Badan Regulasi Telekomunikasi UEA (TRA), kurangnya compliance dari layanan BlackBerry RIM akan regulasi setempat, bisa mengancam yudisial, sosial, dan keamanan nasional bangsa Arab.
Tak ayal dua negara berpengaruh di Timur Tengah itu akhirnya mengumumkan pemblokiran sejumlah fitur layanan BlackBerry di negaranya dengan alasan keamanan nasional.
Sejumlah fitur yang diblokir UEA antara lain: email, internet, dan instant messaging ke sesama pengguna handset BlackBerry. Sedangkan Arab Saudi memblokir seluruh layanan pesan instan di BlackBerry.
Kedua negara ini mengaku kecewa karena tak bisa memonitor komunikasi yang lalu-lalang lewat BlackBerry. Sebab, handset ini menyalurkan data enkripsinya secara otomatis ke server komputer di luar kedua negara itu.
UEA sendiri akan mulai memblokir fitur layanan tersebut mulai Oktober 2010. Sedangkan Arab Saudi bakal menerapkan larangannya akhir Agustus ini.
Abdulrahman Mazi, salah satu petinggi dewan dari operator BUMN Saudi Telecom mengakui, keputusan ini sebagai salah satu cara untuk menekan RIM agar mau merilis data komunikasi pengguna jika suatu saat dibutuhkan.
Di Indonesia sendiri, menurut Anggota Komite Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Heru Sutadi, pemblokiran layanan BlackBerry bukan tidak mungkin dilakukan. Apalagi jika perusahaan asal Kanada itu keukeuh dengan sikapnya yang enggan untuk membangun server di Tanah Air.
"Concern beberapa negara soal keamanan internet dan email BlackBerry sama dengan Indonesia. Jadi bukan tidak mungkin kalau BlackBerry tidak buka server di sini, juga sama nasibnya (diblokir-red.)," tegas Heru.
http://www.detikinet.com/read/2010/08/03/115435/1412436/317/blackberry-dituding-berbahaya-apa-pembelaan-rim/