Kentucky Fried Chicken tampaknya merupakan pelanggar paling buruk: MSG ada di tiap hidangan ayam, kuah salada dan saus. Tak heran jika orang lahap menyantap pelapis kulit ayam, rahasianya ya bumbunya pakai MSG!
WASPADAI BAHAYA MSG
Ratusan penelitian para ahli di mancanegara menunjukkan, vetsin alias MSG sebagai 'penyedap makanan' - bukan soal halal atau haram, yang jelas merusak otak anak-anak. Sedangkan untuk orang dewasa akibatnya bisa memicu degeneratif syaraf otak, dengan munculnya parkinson, huntington, ALS dan alzheimer alias pikun. Pejabat pemerintah maupun media massa memilih bungkam, semata-mata demi uang !
BANGSA Indian punya sebuah petuah terkenal. Bunyinya, begini: 'Bumi tempat kita hidup hari ini bukanlah warisan nenek moyang kita. Tapi merupakan pinjaman dari anak cucu kita.' Nasehat turun-temurun itu mengingatkan agar manusia tidak berlaku zalim terhadap alam lingkungan serta bumi seisinya.
Manusia bertindak zalim bukan hanya terhadap alam lingkungan - dan sejarah membuktikan akibatnya sungguh tidak terpermanai. Perilaku zalim di antara sesama manusia, pun sudah menjadi pengetahuan umum membawa beragam kesengsaraan. Dan lebih tragis lagi adalah ketika kezaliman justru dilakukan terhadap diri sendiri.
Contoh menzalimi diri sendiri, misalnya, kegemaran merokok. Ini mungkin masih dianggap kecil dibandingkan dengan kecanduan narkotika. Nah, jika narkotika sudah luas terbukti berakibat fatal, maka ada lagi kecanduan setara terhadap bahan kimia lain yang tak kalah gawatnya untuk kehidupan anak manusia. Bahan kimia dimaksud adalah Monosodium Glutamate (MSG) alias bumbu penyedap makanan. Di Indonesia, mulanya dikenal sebagai vetsin. Atau lazim pula dilafalkan jadi micin. Merek dagang yang ditawarkan beragam - tanpa perlu disebut lagi, semua penyedap makanan itu tulen berupa bumbu kimia.
MSG Merusak Syaraf Otak
Ratusan penelitian para ahli di mancanegara menunjukkan, MSG sebagai 'penyedap makanan' berakibat merusak otak anak-anak. Dalam masa pertumbuhan, efeknya buruk terhadap sistem syaraf anak. Mereka mengalami kesulitan secara emosional - dan lemah untuk belajar. Bukti ilmiah pula menunjukkan bahan kimia ini secara permanen merusak bagian otak paling kritis yang mengendalikan hormon. Sehingga kelak manusia menghadapi gangguan kelenjar endokrin. Begitu pula akibat yang ditimbulkan pemanis buatan dalam minuman ringan untuk diet, bisa memicu tumor otak yang jumlahnya meningkat dramatis semenjak pemanis buatan ini dilansir secara luas.
Setelah mengetahui bahaya meminum produk semacam ini, apakah anda masih melahapnya, atau membiarkan anak-anak juga meminumnya? Bukti menunjukkan, satu dari bumbu pemanis ini bahan kimianya bernama aspartate, dapat merusak jaringan otak - sama seperti efek buruk MSG.
Sedangkan buat orang dewasa, sudah diperagakan bukti yang melimpah bahwa semua jenis bahan kimia - namanya: excitotoxin, dapat berakibat buruk. Atau bahkan memicu aneka epidemi dewasa ini seputar degeneratif syaraf otak, seperti penyakit parkinson, huntington, ALS dan alzheimer alias pikun gawat. Mungkin belum luas disadari bahwa excitotoxin sebagai penyedap makanan secara khusus berisiko bagi pengidap diabetes. Atau pernah kena stroke, cedera otak, tumor otak, serangan mendadak atau pengidap darah tinggi, radang selaput otak (meningitis), atau radang otak akibat virus.
Penelitian pula menunjukkan cedera otak adalah akibat dari semua produk tadi. Dan pada anak-anak, tak dapat dipulihkan, hanya lantaran mengkonsumsi satu dari produk yang mengandung kimia penyedap tersebut.
Meracuni Diri & Anak Cucu
Silakan satu kali melongok ke dapur, buka rak makanan dan lemari es.
MSG ada di semua makanan! Di dalam sup Campbell, Hostess Doritos, keripik kentang Lays, Top Ramen, Betty Crocker Hamburger Helper, saus kalengan Heinz, Swanson frozen prepared meals, saus salada Kraft, terutama yang ditulisi 'sehat rendah lemak'. Produk yang dikatakan tak ada MSG, sebenarnya mengandung bahan kimia yang disebut Hydrolyzed Vegetable Protein - ini cuma nama lain untuk Monosodium Glutamate. Sungguh kita jadi terbelalak melihat begitu banyak makanan yang diberikan kepada anak-anak tiap hari, semua berisi racun. Produsen menyembunyikan MSG de-ngan banyak nama berbeda untuk membodohi konsumen.
Ketika bersama keluarga kita ramai-ramai makan di luar, kita pun bertanya di restoran apakah menunya mengandung MSG? Para pelayan - bahkan sang manajer, bersumpah tidak menggunakan MSG.
Tapi coba tanyakan daftar bumbunya. Mereka enggan memperagakan, maka yakinlah bahwa MSG dan Hydrolyzed Vegetable Protein ada di mana-mana.
Burger King, McDonalds, Wendy's, Taco Bell, di semua restoran, bahkan yang tersedia di meja, seperti TGIF, Chilis', Applebees dan Denny's, tulen menggunakan MSG secara melimpah.
Kentucky Fried Chicken tampaknya merupakan pelanggar paling buruk: MSG ada di tiap hidangan ayam, kuah salada dan saus. Tak heran jika orang lahap menyantap pelapis kulit ayam, rahasianya ya bumbunya pakai MSG!
Lalu, mengapa MSG begitu banyak ada dalam makanan yang kita santap? Apakah dia merupakan vitamin? Sama sekali tidak! Menurut John Ebr dalam
bukunya The Slow Poisoning of America, MSG ditambahkan dalam makanan agar ada efek kecanduan di tubuh manusia.
Menurut situs propaganda di internet, yang disponsori kelompok lobi pabrik makanan pendukung MSG di alasan bumbu penyedap dalam makanan adalah untuk membuat orang makan lagi. Kelompok lobi - Asosiasi Glutamate - mengatakan, makan lagi dan lagi bermanfaat untuk orang lanjut umur.
MSG Disembunyikan
Industri makanan menyembunyikan dan menyelubungi unsur kimia tambahan excitotoxin (MSG dan aspartate), hingga tak mudah dikenali. Tak masukakal?
Anda mau sewot? Faktanya adalah banyak makanan diberi label 'No MSG'.
Kenyataan di dalamnya mengandung bukan hanya MSG, tapi juga dijejali dengan excitotoxin lain yang setara potensi serta bahayanya. Seluruh keterangan di atas adalah sungguh-sungguh. Dan semua bahan yang dikenal meracuni otak ini, diaduk ribuan ton dalam makanan dan minuman guna mendongkrak penjualan. Bumbu kimia itu tak punya tujuan lain kecuali sekadar penyedap dan pemanis aneka produk konsumsi.
Seperti diungkapkan tadi, pabrik dan industri makanan selalu menyelubungi penambahan MSG dalam produknya. Berikut ini adalah daftar nama umum untuk MSG terselubung. Ingat juga excitotoxin yang amat kuat, aspartate dan L-cystine, yang sering ditambahkan dalam makanan, menurut ketentuan FDA harus disebutkan, tapi tidak dicantumkan dalam label sama sekali.
* Monosodium Glutamate (MSG).
* Protein Sayuran Hydrolyzed.
* Protein Hydrolyzed.
* Protein Tanaman Hydrolyzed.
* Sari Protein Tanaman.
* Sodium Caseinate
* Calcium Caseinate
* Sari Ragi.
* Protein Jaringan (termasuk TVP).
* Ragi Autolyzed.
* Tepung Gandum Hydrolyzed.
* Minyak Jagung.
Penyedap yang Sering Berisi MSG
* Sari Gandum.
* Malt Flavoring.
* Bouillon.
* Broth.
* Stock.
* Flavoring.
* Natural Flavors/Flavoring.
* Natural Beef Or Chicken Flavoring.
* Seasoning.
* Spices.
Penyedap yang Mungkin Berisi MSG atau Excitotoxin
* Carrageenan.
* Enzymes.
* Soy Protein Concentrate.
* Soy Protein Isolate.
* Whey Protein Concentrate.
Minuman Diet, Awas!
Minuman ringan untuk diet, permen karet bebas gula, Kool Aid bebas gula, Crystal Light, obat anak-anak, serta ribuan pro-duk lain yang mengklaim ‘rendah kalori', ‘diet', atau ‘bebas gula'.
Pejabat & Media Massa Bungkam, Demi Uang !
Dr. Blaylock mengungkapan sebuah pertemuan dengan seorang eksekutif senior urusan industri bumbu penyedap. Si pejabat terus-terang bilang bahwa tak jadi soal adanya excitotoxin dalam makanan, dan tak peduli mau tukar nama kapan pun.Begitu pula yang dialami John Erb. Beberapa bulan lampau, ia membawa buku dan keprihatinannya kepada seorang pejabat tinggi kesehatan di Kanada.
Sembari duduk di kantor yang nyaman, sang pejabat bilang: 'Tentu saja saya tahu betapa buruknya MSG. Saya tidak pernah menyentuhnya!' Namun si petinggi pemerintah urusan ke sehatan ini menolak untuk memberi tahu masyarakat tentang hal yang diketahuinya itu. Bahkan Presiden George W.
Bush dan para pendukungnya tengah mendorong se-buah Rancangan Undang-Undang di Kongres Amerika. Namanya: Personal Responsibility in Food Consumption Act, juga dikenal sebagai Cheeseburger Bill. Undang-Undang besar ini melarang semua orang menggugat pabrik makanan, penjual dan para penyalurnya.
Sampai presiden pun 'kepincuk' membela industri bumbu penyedap makanan, ingat, juga pernah kejadian di Indonesia. Yakni ketika ada satu merek bumbu masak diramaikan mengandung tulang babi, sekitar tahun 1999.
Lalu timbul soal halal atau haram. Pada-hal inti persoalannya jauhn lebih gawat: mudaratnya sangat keterlaluan. Namun bagian ini diabaikan, pasalnya tak lain hanyalah hitungan kalkulator: ya ada pajak untuk kocek pemerintah.
Sikap mendewakan uang juga dianut kalangan media massa. Mereka tidak bakal buka cerita tentang bahaya MSG buat manusia. Mereka takut tuntutan hukum dari pemasang iklan. Dalam pikiran mereka, membuka urusan dengan industri makanan cepat-saji bakal merusak keuntungan bisnis.
Apa yang Harus Dilakukan?
Pengusaha makanan dan restoran telah membuat kita kecanduan pada dagangan mereka selama bertahun-tahun, dan kini kita membayar harga yang tidak murah sebagai akibatnya.
Di Amerika, para orang tua berharap anak-anak tidak mengutuk mereka lantaran menjadi gembrot akibat bumbu penyedap. Selebihnya, apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita mampu menghentikan peracunan terhadap anak-anak kita, sementara petinggi seperti Bush memastikan perlindungan finansial untuk industri yang jelas-jelas meracuni kita.
Kembali Pakai Bumbu Alamiah, Stop MSG!
Dan kita tidak setuju makanan yang membuat kita menjadi bangsa gembrot, letargik alias mengantuk lantaran kekenyangan, bagaikan biri-biri yang cuma menunggu untuk disembelih. Akan halnya di Indonesia, boleh jadi efek kimia bumbu penyedap itu tidak serta-merta membuat orang jadi gembrot. Tapi minimal dapat sifat orang gembrot, yakni indolent alias lamban - dan lebih cilaka: dambin bin lamban dalam berpikir.
Bahkan ketika aneka kepentingan asing kian mencengkeram di bumi bernama Republik Indonesia ini, belum kunjung disadari bahaya yang mengancam kedaulatan bangsa sudah di pelupuk mata.
Tadi sudah disebut, para orang tua di Amerika cemas bakal dikutuk anak-anak mereka akibat keracunan MSG, lalu apa gerangan pikiran para orang tua di Indonesia? Apakah masih tenang melahap kimia-penyedap ini, dan hanyut berjamaah keracunan MSG dengan anak cucu?
Tentu bukan demikian pilihan kita. Oleh sebab itu, mari sebarkan e-mail ini ke semua orang. Harapan kita adalah warkah ini melingkari bola
dunia untuk membangun kesadaran: stop konsumsi makanan dengan bumbu penyedap kimia.
Kembalilah menggunakan bumbu alamiah, seperti kunyit, lengkuas, jahe, serai, bawang, daun salam, cabe, tomat, serta aneka tanaman rempah
serta bumbu dapur yang turun-temurun terbukti sehat.
Marilah kita merdekakan diri dari belenggu 'kimia penyedap' - yang nyata-nyata cuma urusan seujung lidah. Tapi akibatnya fatal untuk seluruh kehidupan kita serta anak cucu.Ingat, petuah Bangsa Indian yang tetap modern tadi. Janganlah menghancurkan masa depan anak cucu, lantaran orang tua teledor menjejalinya dengan makanan yang dibumbui penyedap kimia. Amit-amit!
Pejabat & Media Massa Bungkam, Demi Uang !
Dr. Blaylock mengungkapan sebuah pertemuan dengan seorang eksekutif senior urusan industri bumbu penyedap. Si pejabat terus-terang bilang bahwa tak jadi soal adanya excitotoxin dalam makanan, dan tak peduli mau tukar nama kapan pun.Begitu pula yang dialami John Erb. Beberapa bulan lampau, ia membawa buku dan keprihatinannya kepada seorang pejabat tinggi kesehatan di Kanada.
Sembari duduk di kantor yang nyaman, sang pejabat bilang: 'Tentu saja saya tahu betapa buruknya MSG. Saya tidak pernah menyentuhnya!' Namun si petinggi pemerintah urusan ke sehatan ini menolak untuk memberi tahu masyarakat tentang hal yang diketahuinya itu. Bahkan Presiden George W.
Bush dan para pendukungnya tengah mendorong se-buah Rancangan Undang-Undang di Kongres Amerika. Namanya: Personal Responsibility in Food Consumption Act, juga dikenal sebagai Cheeseburger Bill. Undang-Undang besar ini melarang semua orang menggugat pabrik makanan, penjual dan para penyalurnya.
Sampai presiden pun 'kepincuk' membela industri bumbu penyedap makanan, ingat, juga pernah kejadian di Indonesia. Yakni ketika ada satu merek bumbu masak diramaikan mengandung tulang babi, sekitar tahun 1999.
Lalu timbul soal halal atau haram. Pada-hal inti persoalannya jauhn lebih gawat: mudaratnya sangat keterlaluan. Namun bagian ini diabaikan, pasalnya tak lain hanyalah hitungan kalkulator: ya ada pajak untuk kocek pemerintah.
Sikap mendewakan uang juga dianut kalangan media massa. Mereka tidak bakal buka cerita tentang bahaya MSG buat manusia. Mereka takut tuntutan hukum dari pemasang iklan. Dalam pikiran mereka, membuka urusan dengan industri makanan cepat-saji bakal merusak keuntungan bisnis.
Apa yang Harus Dilakukan?
Pengusaha makanan dan restoran telah membuat kita kecanduan pada dagangan mereka selama bertahun-tahun, dan kini kita membayar harga yang tidak murah sebagai akibatnya.
Di Amerika, para orang tua berharap anak-anak tidak mengutuk mereka lantaran menjadi gembrot akibat bumbu penyedap. Selebihnya, apa yang bisa kita lakukan? Apakah kita mampu menghentikan peracunan terhadap anak-anak kita, sementara petinggi seperti Bush memastikan perlindungan finansial untuk industri yang jelas-jelas meracuni kita.
Kembali Pakai Bumbu Alamiah, Stop MSG!
Dan kita tidak setuju makanan yang membuat kita menjadi bangsa gembrot, letargik alias mengantuk lantaran kekenyangan, bagaikan biri-biri yang cuma menunggu untuk disembelih. Akan halnya di Indonesia, boleh jadi efek kimia bumbu penyedap itu tidak serta-merta membuat orang jadi gembrot. Tapi minimal dapat sifat orang gembrot, yakni indolent alias lamban - dan lebih cilaka: dambin bin lamban dalam berpikir.
Bahkan ketika aneka kepentingan asing kian mencengkeram di bumi bernama Republik Indonesia ini, belum kunjung disadari bahaya yang mengancam kedaulatan bangsa sudah di pelupuk mata.
Tadi sudah disebut, para orang tua di Amerika cemas bakal dikutuk anak-anak mereka akibat keracunan MSG, lalu apa gerangan pikiran para orang tua di Indonesia? Apakah masih tenang melahap kimia-penyedap ini, dan hanyut berjamaah keracunan MSG dengan anak cucu?
Tentu bukan demikian pilihan kita. Oleh sebab itu, mari sebarkan e-mail ini ke semua orang. Harapan kita adalah warkah ini melingkari bola
dunia untuk membangun kesadaran: stop konsumsi makanan dengan bumbu penyedap kimia.
Kembalilah menggunakan bumbu alamiah, seperti kunyit, lengkuas, jahe, serai, bawang, daun salam, cabe, tomat, serta aneka tanaman rempah
serta bumbu dapur yang turun-temurun terbukti sehat.
Marilah kita merdekakan diri dari belenggu 'kimia penyedap' - yang nyata-nyata cuma urusan seujung lidah. Tapi akibatnya fatal untuk seluruh kehidupan kita serta anak cucu.Ingat, petuah Bangsa Indian yang tetap modern tadi. Janganlah menghancurkan masa depan anak cucu, lantaran orang tua teledor menjejalinya dengan makanan yang dibumbui penyedap kimia. Amit-amit!
sumber : http://feedproxy.google.com/~r/ZonaOrangGila/~3/6z3Kzo2QdS0/cara-mudah-bunuh-diri-dengan-makanan.html