Karena menggunakan uap maka jarak tempuh trem ini lebih jauh, dari Pasar Ikan ke Gajah Mada hingga Harmoni, berlanjut ke Kramat melalui Pasar Baru dan lapangan Banteng, kemudian ke Meester Cornelis (Jatinegara) melewati Salemba dan Matraman.
Sekitar 20 tahun kemudian atau tahun 1901 trem listrik mulai diperkenalkan. Meski demikian, trem upa tetap beroperasi. Trem uap akhirnya berhenti beroperasi pada 1933 karena semua trem sudah menggunakan listrik.
Trem listrik berakhir pada tahun 1960 di masa Wali Kota Sudiro. Ketika trem hendak digusur, Sudiro memohon pada Presiden Soekarno agar jaringan trem dari Jatinegara - Senen tetap dipertahankan. Tapi Bung Karno, Presiden RI pertama, menolak dan menganggap trem tidak cocok untuk kota semacam Jakarta. Dia lebih setuju dibangun metro atau kereta api bawah tanah.