Para peneliti bermaksud untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi bulan. Untuk itu, Jumat (9/10) pukul 7.31 pagi waktu setempat, Badan Antariksa Amerika (NASA) menjalankan misi Lunar CRater Observation and Sensing Satellite atau disingkat LCROSS.Dalam misi LCROSS ini, seperti diwartakan ABC News, NASA menabrakkan sebuah roket pendorong ke sebuah kawah di dekat kutub selatan bulan. Tujuannya adalah untuk mencari apakah terdapat es yang tercampur dengan tanah di dasar kawah. Para ilmuwan menduga terdapat miliaran galon es di sana. Kendati demikian, sejauh ini mereka belum bisa membuktikannya.
Jadi, roket LCROSS akan pergi menembus permukaan bulan pada kecepatan 5.600 mil per jam atau sekitar 9.000 km per jam. Diharapkan nantinya hantaman roket menghasilkan kawah sedalam sekitar 60 kaki (18 m) dan mengirim 350 ton batu dan tanah yang beterbangan ke segala arah setinggi beberapa mil. Jika ada campuran es di sana, maka satelit kecil yang mengikuti jalur roket dalam jarak kurang dari 400 mil (643 km) akan mampu mendeteksi es sebelum ikut hancur beberapa menit kemudian.Menurut manajer proyek LCROSS, Daniel Andrews, dengan satelit itu pihaknya akan dapat langsung mengukur air es. Misi itu pun akan diawasi dengan teleskop di bumi serta teleskop Hubble di bulan Diperkirakan sebuah kilat kecil di titik benturan akan terlihat. Spektrometer pun akan digunakan untuk mengukur komposisi kimia di kawah tersebut. Dan jika menemukan air, maka arah eksplorasi akan berubah ke sana. Demikian menurut Rusty Hunt dari pusat penelitian Ames Research Center NASA di Mountain View, California, Amerika Serikat.
Hunt adalah direktur penerbangan LCROSS. Dia akan bertanggung jawab atas misi penabrakan roket hingga pengukuran dimulai. Sementara itu, roket LCROSS sendiri telah diluncurkan dari Florida, AS, sejak Juni silam.
Selain itu, Setelah khawatir dengan tumbukan asteroid besar yang mengancam bumi, kini Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedikit memberikan angin sejuk pada penduduk bumi. Setelah melakukan penghitungan ulang, kemungkinan asteroid Apophis menumbuk bumi menjadi berkurang.
Sebelumnya NASA memberikan angka 1 berbanding 45.000 untuk kemungkinan asteroid raksasa menumbuk bumi pada 2036. Apophis yang ditemukan pada 2004 diperkirakan berukuran 2,5 kali ukuran lapangan sepakbola.
Sebelumnya NASA memberikan angka 1 berbanding 45.000 untuk kemungkinan asteroid raksasa menumbuk bumi pada 2036. Apophis yang ditemukan pada 2004 diperkirakan berukuran 2,5 kali ukuran lapangan sepakbola.
Kini setelah NASA menghitung ulang, kemungkinan tersebut mengecil hingga mencapai 1 berbanding 250.000. 'Penghitungan yang baru memperkuat dugaan, Apophis menjadi objek yang menarik untuk ilmu pengetahuan dan bukan sebuah ancaman,' ujar Kepala Objek Dekat Bumi Laboratorium NASA Don Yeomans, seperti dikutip AFP baru-baru ini. Diperkirakan pada April 2029, Apophis akan melayang mendekati Bumi hingga jarak 29.450 kilometer.(AND)
Sumber: liputan6.com